Apa Itu SocialFi? – Memanfaatkan Media Sosial yang Terintegrasi Web3
Perkembangan web3 cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sudah merambah media sosial yang dikenal dengan SocialFi. Ini merupakan kemajuan yang cukup signifikan di dunia media sosial karena menggabungkan media sosial dengan keuangan.
Dilansir dari Kumparan, Social Finance adalah integrasi antara media sosial dengan aspek finansial untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan perlindungan privasi pengguna dan memastikan keamanan data.
Pengguna diberi kendali penuh atas konten yang mereka hasilkan, sekaligus membuka peluang untuk memperoleh sumber pendapatan baru. Melalui Social Fi, pengguna dapat memonetisasi konten mereka dengan mencetak NFT, menukar aset kripto, atau berpartisipasi dalam game play to earn berbasis blockchain.
Selain itu, pengguna dapat menerbitkan SocialFi crypto untuk mengelola dan memperkuat komunitas yang mereka bangun. Nilai komunitas ini akan bertambah seiring meningkatnya permintaan terhadap SocialFi token, yang biasanya memiliki jumlah terbatas.
Hal ini memberikan manfaat berkelanjutan bagi anggota komunitas, sekaligus meningkatkan nilai ekosistem yang dikelola secara kolektif.
Dengan menggabungkan aspek media sosial yang sudah kita kenal dengan dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi), tentu saja hal ini akan menguntungkan para kreator apalagi jika bisa menembus SocialFi Binance. Konsep ini bertujuan untuk mengubah cara kita menggunakan platform media sosial dengan memberikan pengguna kendali penuh atas konten dan data mereka, serta kemampuan untuk mendapatkan penghasilan langsung dari aktivitas yang mereka lakukan.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ini merupakan integrasi antara mdia sosial dengan keuangan atau finance. Misalnya dengan mengintegrasikan interaksi sosial seperti di platform Facebook atau X (sebelumnya Twitter) dengan aktivitas finansial yang biasa ditemukan di aplikasi perbankan atau investasi.
Namun, ada perbedaan yang mencolok antara media sosial diatas dengan platform ini adalah cara beroperasinya yang menggunakan ekosistem Web3 yang memanfaatkan teknologi blockchain.
Cara Kerja
Platform Keuangan Sosial ini didukung oleh organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) dan SocialFi crypto atau token sosial. Menurut Koran Jakarta, DAO (Decentralized Autonomous Organization) atau Organisasi Otonom Terdesentralisasi adalah sistem organisasi berbasis blockchain yang dirancang untuk beroperasi secara otomatis tanpa campur tangan manusia secara langsung.
Diperkenalkan pada tahun 2016 oleh para pengembang teknologi kripto, DAO tidak dikelola oleh individu atau struktur organisasi tradisional, melainkan dijalankan oleh algoritma komputer yang mengatur pengambilan keputusan dalam jaringan.
DAO menggabungkan prinsip desentralisasi dan otomatisasi untuk menciptakan ekosistem yang transparan dan otonom. Teknologi ini sering berfungsi sebagai dana modal ventura berbasis kode sumber terbuka (open-source), tanpa memerlukan struktur manajemen tradisional seperti dewan direksi.
Semua proses dalam DAO berjalan secara mandiri, memastikan bahwa tidak ada satu pihak pun yang memiliki kontrol lebih tinggi dibandingkan lainnya. Hal ini menjadikannya solusi inovatif untuk pengelolaan aset dan pengambilan keputusan kolektif di dunia kripto.
Pengguna di platform ini, dapat membuat atau mendapatkan SocialFi token yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membayar layanan dalam platform, mendukung pengguna lain, atau mengakses konten eksklusif. Token sosial ini menjaga kelancaran operasional platform sekaligus memberikan insentif kepada pengguna yang aktif.
Menurut laporan Forbes, rata-rata orang menghabiskan sekitar 145 menit per hari di media sosial. Penelitian lain menyebutkan bahwa lebih dari 5 miliar orang di dunia, atau sekitar 64% dari populasi global, menggunakan media sosial.
Namun, platform media sosial Web2 memiliki beberapa kekurangan yang coba diatasi oleh media sosial terdesentralisasi.
- Desentralisasi dan Kendali
Platform media sosial tradisional dikelola oleh perusahaan besar yang menyimpan data pengguna di server terpusat. Artinya, perusahaan tersebut memiliki akses penuh terhadap data pengguna dan seringkali memanfaatkannya untuk keuntungan bisnis. Sebaliknya, platform Social Finance bersifat terdesentralisasi, sehingga tidak ada entitas tunggal yang mengontrol data atau platform tersebut. - Perlawanan terhadap Sensor
Di media sosial tradisional, otoritas pusat menentukan konten yang dianggap layak. Hal ini dapat menyebabkan sensor pada konten yang sebenarnya tidak melanggar hukum, tetapi tidak sesuai dengan kebijakan platform. Dengan sifat desentralisasinya, Social Finance menawarkan pendekatan yang lebih demokratis dalam pengelolaan konten. - Monetisasi yang Adil
Platform tradisional memperoleh keuntungan besar dari konten buatan pengguna, tetapi kreator sering kali tidak mendapatkan bagian yang adil. Social Finance memungkinkan kreator memonetisasi konten mereka secara langsung, di mana pendapatan diperoleh berdasarkan dukungan dan keterlibatan audiens. Apalagi jika bisa masuk ke dalam SocialFi crypto list populer. - Keamanan dan Privasi
Platform Social Fi mendistribusikan data pengguna melalui jaringan blockchain, sehingga risiko kebocoran data berkurang. Desentralisasi ini juga meningkatkan privasi karena tidak ada satu titik pusat yang rentan terhadap serangan.
Meski menawarkan pendekatan baru, jumlah pengguna platform ini masih jauh di bawah platform Web2. Berikut adalah beberapa tantangan utama:
- Skalabilitas
Platform Social Fi kesulitan menangani volume transaksi dan interaksi yang besar. Sementara platform tradisional dapat mengelola jutaan interaksi pengguna per detik, teknologi blockchain saat ini belum mampu mendukung aktivitas serupa. - Ketidakpastian Regulasi
Platform ini sering kali berada di zona abu-abu antara keuangan dan komunikasi digital, sehingga rentan terhadap perubahan regulasi yang tiba-tiba. - Fluktuasi Nilai
Nilai token sosial dan aset digital lainnya di platform ini cenderung sangat volatil. Ketidakpastian ini dapat memengaruhi pengalaman pengguna maupun kreator. - Pengalaman Pengguna Web3
Aplikasi Web3 sering kali memiliki antarmuka yang rumit sehingga sulit dipahami oleh pengguna awam, yang kemudian merasa enggan untuk mencoba. - Persaingan dengan Pemain Besar
Platform dominan seperti Facebook dan X menguasai pangsa pasar media sosial. Platform baru, terutama yang bersifat terdesentralisasi, menghadapi tantangan besar untuk menarik dan mempertahankan pengguna.
Social Finance adalah konsep yang menarik dengan potensi besar untuk merevolusi cara kita menggunakan media sosial. Namun, tantangan teknis dan struktural harus diatasi sebelum platform ini dapat menyaingi media sosial tradisional.
Menurut Informasi SocialFi Binance, ada beberapa proyek Social Finance yang saat ini sedang populer, yaitu:
Friend.tech (BASE)
Friend.tech adalah aplikasi Keuangan Sosial di jaringan Base yang memungkinkan kreator memanfaatkan konten mereka melalui token sosial yang disebut “Key.” Token ini memberikan akses eksklusif ke obrolan privat kreator dan fasilitas lainnya.
Dengan potensinya untuk merevolusi interaksi kreator dan komunitas, Friend.tech saat ini menjadi salah satu proyek Social Finance paling populer, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan.
Stars Arena (Avalanche)
Stars Arena, berbasis jaringan Avalanche, memungkinkan pengguna memonetisasi konten mereka dengan menghubungkan akun X dan berdagang melalui AVAX. Platform ini mengadopsi konsep serupa dengan Friend.tech, menawarkan akses eksklusif bagi penggemar.
Meski popularitasnya terus meningkat, Stars Arena sempat menghadapi eksploitasi yang menyebabkan kerugian, tetapi masalah tersebut kini telah diatasi.
Selain itu, ada beberapa platform dan contoh proyek Social Finance yang cukup terkenal seperti:
Farcaster
Farcaster adalah protokol sosial berbasis Ethereum yang memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi baru. Salah satu aplikasi yang menggunakan protokol ini adalah Warpcast, sebuah jejaring sosial yang menyerupai X (sebelumnya Twitter).

Platform ini menyimpan identitas pengguna di blockchain, tetapi menyimpan unggahan dan interaksi secara off-chain untuk menjaga efisiensi. Pengguna dikenakan biaya sebesar $7 dalam bentuk ETH untuk menyimpan hingga 5.000 unggahan. Jika pengguna tidak membayar, unggahan tertua mereka (disebut casts) akan dihapus untuk memberikan ruang bagi unggahan baru.
Lens Protocol
Lens Protocol adalah jejaring sosial terbuka di mana pengguna memiliki kendali penuh atas konten dan koneksi mereka. Fitur NFT Profil memungkinkan pengguna mengatur interaksi sosial dan konten mereka di berbagai aplikasi.

Beberapa fitur utama Lens Protocol:
- Follow NFTs: Digunakan untuk melacak aktivitas pengguna dan koneksi mereka, yang dikelola melalui kontrak pintar yang dapat disesuaikan.
- Profile Manager: Memberikan kemampuan kepada pengguna untuk mendelegasikan aktivitas sosial mereka ke alamat lain.
- Profile Guardian: Menyediakan perlindungan terhadap transfer yang tidak sah dengan menerapkan periode tunggu selama 7 hari.
Audius
Audius adalah layanan streaming musik terdesentralisasi yang memungkinkan artis berbagi musik langsung kepada penggemar dan mendapatkan penghasilan tanpa melalui perantara industri musik tradisional.

Platform ini dikelola oleh komunitas yang terdiri dari artis, penggemar, dan pengembang. Dibangun menggunakan teknologi blockchain, Audius bersifat open-source, sehingga siapa pun dapat berkontribusi pada pengembangannya.
Keunggulan utama Audius:
- Menjamin akses terbuka dan kepemilikan penuh atas karya seni.
- Memberikan kendali sepenuhnya kepada artis atas musik mereka.
Ketiga platform ini menunjukkan potensi SocialFi untuk mengubah berbagai sektor, mulai dari jejaring sosial hingga musik, dengan menawarkan kendali lebih kepada pengguna dan kreator melalui teknologi blockchain.
Kesimpulan
Social Finance adalah inovasi yang menggabungkan media sosial dengan teknologi Web3, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan kendali penuh atas data dan konten mereka. Konsep ini menawarkan peluang monetisasi melalui NFT, cryptocurrency terbaik, dan berbagai aktivitas berbasis blockchain.
Dengan sistem desentralisasi, platform ini bisa meningkatkan keamanan, privasi, serta transparansi dalam pengelolaan data dan komunitas. Meskipun memiliki potensi besar untuk merevolusi media sosial, Social Finance masih menghadapi sejumlah tantangan seperti skalabilitas, ketidakpastian regulasi, volatilitas token, dan persaingan dengan platform tradisional.
Namun, melalui Lens Protocol, Farcaster, dan Audius menunjukkan bahwa platform ini dapat mengubah cara kita berinteraksi, berbagi, dan menciptakan nilai dalam ekosistem digital.
FAQs
Apa itu SocialFi?
Apa kelebihan utama Social Fi dibandingkan media sosial tradisional?
Apa tantangan utama yang dihadapi oleh Social Fi?
Referensi






