ETF Bitcoin AS Catat Arus Masuk 10 Hari Berturut-turut | Apakah Investor Semakin Percaya Diri?
Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!

Exchange-traded funds (ETF) Bitcoin berbasis spot di Amerika Serikat mencatat 10 hari berturut-turut arus masuk dana (inflow), menjadikannya periode terpanjang sejak Desember 2023
Berdasarkan data SoSoValue, pada Kamis lalu (27/3/2025), total arus masuk dana ke ETF Bitcoin mencapai $89 juta, dengan Fidelity’s FBTC menjadi pemimpin dengan inflow sebesar $97,14 juta. Sementara itu, BlackRock’s IBIT juga mencatat kenaikan sebesar $4 juta.
Namun, tidak semua ETF Bitcoin mengalami pertumbuhan. Invesco’s BTCO mencatat arus keluar (outflow) hampir $7 juta, sementara WisdomTree’s BTCW mengalami penarikan dana sebesar $5 juta.
Total Inflow Capai $1,06 Miliar, Tapi Masih di Bawah Rekor Januari
Selama 10 hari terakhir, total dana yang mengalir ke ETF Bitcoin mencapai $1,06 miliar, angka yang cukup besar, tetapi masih lebih rendah dibandingkan inflow dalam satu hari yang terjadi pada 17 Januari 2024, yang mencapai $1,2 miliar.
Menurut Min Jung, analis dari Presto Research, investor masih enggan mengambil risiko besar, tetapi mereka tetap tertarik untuk memiliki eksposur terhadap Bitcoin.
“Meskipun institusi belum sepenuhnya berani mengambil risiko besar, permintaan terhadap Bitcoin di pasar tetap tinggi,” ujar Jung.
Ethereum ETF Terus Mengalami Arus Keluar, Investor Masih Ragu?
Di sisi lain, ETF berbasis Ethereum (ETH) justru mengalami tren yang bertolak belakang. Sejak 20 Februari 2025, hampir setiap hari ETF Ethereum mengalami arus keluar, kecuali dua hari.
Fenomena ini mencerminkan adanya perbedaan kepercayaan investor antara Bitcoin dan Ethereum. Investor institusional tampaknya lebih memilih Bitcoin sebagai aset utama, sementara Ethereum masih berjuang untuk mendapatkan minat yang sama.
Optimisme Pasar Meningkat, AS Jadi Penyumbang Terbesar
Tidak hanya Bitcoin ETF yang mengalami arus masuk dana, investasi di aset digital secara keseluruhan juga mengalami pemulihan setelah lima minggu berturut-turut mengalami arus keluar.
Pada minggu lalu, investasi di produk aset digital mencatat inflow sebesar $644 juta, dengan Amerika Serikat menjadi kontributor terbesar, menyumbang $632 juta.
Namun, optimisme ini juga terlihat di beberapa negara lain, Swiss mencatat inflow sebesar $15,9 juta. Jerman menerima tambahan dana $13,9 juta sementara Hong Kong mencatat inflow kecil sebesar $1,2 juta.
Di tengah pemulihan ini, Bitcoin tetap menjadi pemimpin utama, dengan inflow mencapai $724 juta dalam seminggu terakhir, setelah sebelumnya mengalami outflow sebesar $5,4 miliar selama lima minggu.
Harga Bitcoin dan Ethereum Masih Tertekan
Meskipun dana terus mengalir ke ETF Bitcoin, harga BTC sendiri masih belum menunjukkan pergerakan signifikan.
Bitcoin saat ini diperdagangkan di angka $85.265, turun lebih dari 2% dalam 24 jam terakhir. Ethereum mengalami penurunan lebih dalam, turun lebih dari 5% dalam 24 jam, dan saat ini berada di $1.914, menurut data CoinMarketCap.
Penurunan ini menunjukkan bahwa meskipun minat investor terhadap ETF Bitcoin meningkat, pasar kripto secara keseluruhan masih terpengaruh oleh faktor makroekonomi global.
Kebijakan Ekonomi AS Jadi Tantangan Baru?
Salah satu faktor yang masih mempengaruhi pasar adalah kebijakan ekonomi Amerika Serikat. Lapotan tingkat pengangguran di AS mengalami sedikit penurunan minggu lalu, dengan tingkat pengangguran tetap stabil di 4,1% untuk bulan Maret.
Namun, kebijakan perdagangan agresif dari Presiden Donald Trump, termasuk kenaikan tarif impor dan rencana pemotongan anggaran federal, menimbulkan kekhawatiran di beberapa sektor ekonomi.
Dampaknya juga mulai terasa di Washington metropolitan area, di mana klaim pengangguran mengalami kenaikan akibat ketidakpastian kebijakan.
CEO Paybis, Innokenty Isers, menyatakan bahwa sistem keuangan global sangat sensitif terhadap perubahan kebijakan di AS.
“Perubahan kebijakan perdagangan, terutama yang mempengaruhi indeks teknologi seperti Nasdaq, memiliki dampak besar terhadap pasar,” ujar Isers.
Menurutnya, kenaikan tarif impor bisa memperlambat momentum pemulihan di pasar kripto, meskipun Bitcoin masih terus menarik arus dana masuk.
Investor Masih Percaya pada Bitcoin, Tapi Pasar Belum Sepenuhnya Pulih
Tren inflow ke ETF Bitcoin menunjukkan bahwa minat investor terhadap aset digital ini masih sangat kuat. Namun, perbedaan kinerja antara berbagai ETF menunjukkan bahwa kepercayaan investor masih bervariasi.
Selain itu, harga Bitcoin yang stagnan di tengah arus masuk dana besar menunjukkan bahwa faktor makroekonomi, seperti kebijakan perdagangan AS dan suku bunga, masih berperan dalam pergerakan pasar.
Bagi investor, Bitcoin tetap menjadi aset pilihan utama untuk jangka panjang, tetapi pasar kripto secara keseluruhan masih menghadapi tantangan yang signifikan.
Tonton Juga Berita Crypto Terbaru di Channel Cryptonews Indonesia






