Pendapat Para Ahli: Konflik Global dan Hukum yang Lebih Ketat Bisa Menghambat Crypto di 2025

Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Penulis Konten Kripto
Penulis Konten Kripto
Sulastri
Pengungkapan Afiliasi
Pengungkapan Afiliasi

Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!
Terakhir diperbarui: 
Mengapa Cryptonews Indonesia Dapat Dipercaya
Cryptonews Indonesia telah meliput industri cryptocurrency selama lebih dari 10 tahun dengan standar editorial tinggi, menyajikan informasi akurat dan seimbang tentang cryptocurrency, blockchain, dan teknologi. Komitmen ini mencerminkan dedikasi kami terhadap informasi relevan di dunia aset digital. Pelajari lebih lanjut tentang Cryptonews.
Pengungkapan IklanKami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten kami menyertakan tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi dari kemitraan tersebut.
Disclaimers: Penting untuk diingat bahwa investasi di crypto memiliki risiko tinggi. Artikel/berita ini disediakan sebagai tambahan informasi dan bukan sebagai saran investasi. Dengan membaca artikel/berita ini, Anda menyetujui syarat dan ketentuan kami.
Pendapat Para Ahli: Konflik Global dan Hukum yang Lebih Ketat Bisa Menghambat Crypto di 2025

Poin Penting:

  • Risiko meningkatnya konflik global berskala besar di Eropa, Timur Tengah, dan kawasan lain bisa “mengarah pada pengawasan yang lebih ketat” terhadap crypto tahun ini.
  • Perusahaan crypto perlu bersiap untuk mempertahankan tindakan, hubungan, dan transaksi mereka, menurut para analis.
  • Selain itu, potensi peluncuran beberapa CBDC berarti industri kemungkinan akan “melihat berbagai kontrol regulasi yang diterapkan pada 2025.”

Ancaman perang global penuh terus menjadi bayangan bagi ekonomi dunia menuju tahun 2025. Industri crypto, yang sempat merayakan pencapaian Bitcoin mencapai $100.000 pada akhir 2024, tidak akan luput dari dampaknya.

Terdapat pula perubahan regulasi yang menarik untuk diperhatikan di tahun baru ini, termasuk peraturan MiCA dari Uni Eropa (EU) dan kembalinya Donald Trump ke kursi kepresidenan.

Secara historis, konflik global mendorong investasi spekulatif. Namun, menurut empat pakar yang berbicara kepada Cryptonews, konflik juga memicu sanksi ekonomi dan kontrol pemerintah yang lebih besar terhadap pasar.

“Ketidakpastian bisa mendorong investasi saat peluang teridentifikasi atau menciptakan keuntungan spekulatif saat mesin perang perlahan-lahan diaktifkan,” kata Mark Taylor, kepala kejahatan finansial di platform crypto CEX.io.

“Di sisi lain, ketidakpastian dapat mengurangi keterlibatan karena mengekspos kerentanan dan menciptakan kebutuhan untuk kontrol yang lebih kuat, baik secara lokal maupun internasional, melalui langkah-langkah seperti sanksi,” tambahnya.

Para ahli menyebut Bitcoin, sebagai representasi industri crypto, memperkenalkan dinamika baru dalam kompleksitas ini. Hal ini karena reputasi Bitcoin yang mulai dianggap sebagai penyimpan nilai seperti emas, mampu bertahan dari tekanan pasar terkait perang.

Taylor juga menambahkan bahwa risiko konflik berskala besar di Eropa, Timur Tengah, dan kawasan lain dapat “berujung pada pengawasan yang lebih ketat” bagi perusahaan crypto tahun ini. Ia mengatakan kepada Cryptonews:

“Perusahaan-perusahaan crypto harus bersiap untuk mempertahankan tindakan, hubungan, dan transaksi mereka, bahkan lama setelah itu terjadi, karena aktivitas mereka mungkin dievaluasi di kemudian hari dalam konteks peristiwa geopolitik global. Tidak ada keraguan bahwa peristiwa seperti itu memengaruhi pasar dan kepercayaan.”

Ketegangan Geopolitik yang Perlu Dipantau pada 2025:

  1. Kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS, yang dikenal dengan sikap asertif dan territorialnya.
  2. Ancaman Presiden Rusia Vladimir Putin yang melampaui “garis merah,” seperti pelanggaran terhadap perlindungan internasional terhadap perang nuklir, sebagai tanggapan terhadap dukungan NATO terhadap upaya perang Ukraina.
  3. Upaya serangan balik Ukraina dan agresi Rusia yang meningkat.
  4. Ketegangan yang terus memanas di Timur Tengah, dengan kekuatan regional seperti Israel dan Iran yang terus memengaruhi situasi, sementara AS dan Rusia tetap terlibat di balik layar.
  5. Pergolakan regional dalam mengisi kekosongan geopolitik yang ditinggalkan oleh jatuhnya Bashar al-Assad di Suriah.

Perbankan ‘Perang Ilegal’

Peningkatan konflik di Timur Tengah dan ancaman perang dunia akan mendorong lebih banyak rezim yang terkena sanksi seperti Rusia, Iran, dan Korea Utara untuk menggunakan Bitcoin daripada mata uang fiat, menurut Slava Demchuk, CEO dari AMLBot, sebuah perusahaan forensik blockchain.

“Bisnis-bisnis Rusia menggunakan aset crypto untuk melakukan transfer lintas batas, menghindari sanksi, dan mencuci uang,” tuduh Demchuk.

“Kita bisa mengantisipasi bahwa G7 dan dunia Barat mungkin akan mengeluarkan langkah-langkah baru yang berfokus pada bisnis crypto untuk menutup celah yang memungkinkan Rusia menghindari sanksi,” katanya dalam wawancara dengan Cryptonews.

Langkah untuk menghindari sanksi melalui crypto muncul setelah bank-bank Rusia dijatuhi sanksi dan dikeluarkan dari sistem pembayaran internasional SWIFT yang terhubung dengan AS.

Dacian Cimpean, spesialis pemasaran digital di platform aplikasi terdesentralisasi MultiversX, mencatat bahwa ketidakstabilan mendorong pelaku pasar menuju aset yang dianggap sebagai tempat yang aman.

Sebagai contoh, ia mencatat bahwa harga minyak melonjak di atas $100 per barel pada awal konflik Rusia-Ukraina di 2022, yang berkontribusi pada tekanan inflasi dan peninjauan kebijakan moneter secara global.

“Toh, aset digital seperti Bitcoin kadang-kadang dipandang sebagai alternatif tempat aman tradisional, menarik perhatian investor di masa ketidakpastian,” ujar Cimpean kepada Cryptonews.

Ia menambahkan:

“Namun, risiko geopolitik yang meningkat dapat menyebabkan pengawasan regulasi yang lebih ketat dan potensi pembatasan transaksi crypto, karena pemerintah berusaha mencegah pelarian modal atau penghindaran sanksi. Langkah-langkah semacam itu dapat melemahkan sentimen pasar dan memperkenalkan volatilitas.”

Apakah Bitcoin Benar-benar Aset Safe Haven?

Kelompok BRICS+, yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan, sedang mempertimbangkan gagasan untuk menciptakan mata uang digital bank sentral bersama (CBDC) guna mempercepat upaya mereka untuk mengurangi dominasi dolar AS.

Namun, rencana tersebut menghadapi dua hambatan utama. Pertama, penarikan platform M-Bridge dari Belanda, yang sebelumnya diandalkan untuk proyek ini. Kedua, ancaman Presiden terpilih AS Donald Trump untuk menggagalkan proyek tersebut.

Sebagai perbandingan, Venezuela pada tahun 2020 mengeluarkan token crypto yang didukung pemerintah, yaitu Petrodollar, untuk mengatasi efek sanksi AS terhadap negara itu.

Korea Utara, yang terpukul oleh sanksi terhadap program nuklirnya, memilih meretas dana crypto untuk memperkuat anggaran pertahanannya. Laporan PBB menyebutkan bahwa negara tersebut mengumpulkan $2 miliar melalui kejahatan siber antara 2019 dan 2020.

Episode-episode ini menunjukkan bagaimana cryptocurrency sering kali terlibat dalam konflik geopolitik.

Namun, Bitcoin tidak selalu lulus uji sebagai aset safe haven. Misalnya, pada 5 Agustus 2024, harga BTC anjlok sebesar 16% ketika pasar saham jatuh, yang juga mengguncang pasar crypto. Sebagai perbandingan, emas lebih tahan terhadap tekanan tersebut, hanya turun sekitar 1%.

Konflik Global dan Hukum yang Lebih Ketat Bisa Menghambat Crypto di 2025: Pendapat Para Ahli

Pada bulan April 2024, nilai pasar Bitcoin turun 6% meskipun ada lonjakan permintaan untuk aset safe haven akibat meningkatnya konflik di Timur Tengah.

Di sisi lain, emas naik 8%, dan dolar AS juga menguat. Demikian pula, pada Oktober 2023, Bitcoin relatif tidak berubah setelah serangan Hamas terhadap Israel.

Prospek Regulasi: ‘Lebih Sederhana, Kurang Perlindungan’

Di AS, “Trump Trade” kembali menjadi perhatian, dengan Bitcoin melampaui angka psikologis $100.000 setelah kemenangan pemilu Donald Trump. Menurut para analis, berikut adalah beberapa peristiwa regulasi yang perlu diperhatikan pada 2025:

  1. Eropa: Peraturan MiCA yang mulai berlaku pada 30 Desember 2024.
  2. AS: Pemilihan Donald Trump sebagai Presiden dan penunjukan pengacara pro-crypto Paul Atkins untuk memimpin SEC.
  3. Stablecoin: Potensi pengesahan Clarity for Payment Stablecoins Act yang memberikan pedoman kepada penerbit stablecoin di Amerika Serikat.
  4. Pajak: Langkah-langkah untuk menyederhanakan pelaporan pajak, mengurangi penghindaran pajak, dan memastikan pasar crypto berkontribusi pada pendapatan negara.
  5. Inggris: Parlemen yang pro-crypto dapat segera mengesahkan undang-undang yang jelas, ditambah peta jalan regulasi crypto dari FCA.
  6. Australia: Penilaian pemerintah yang berkelanjutan terhadap pasar terkait crypto dan pengawasan ASIC melalui penegakan hukum.
  7. Asia: DABA di Korea Selatan, serta perkembangan regulasi di Jepang, Hong Kong, China, dan Singapura.
  8. Amerika Latin: Aturan crypto yang sedang berkembang.

“Semua ini, ditambah dengan potensi peluncuran berbagai CBDC, berarti kita kemungkinan akan melihat berbagai kontrol diterapkan di seluruh dunia pada tahun 2025,” kata Taylor, kepala kejahatan finansial CEX.io.

Taylor menjelaskan bahwa tingkat inkonsistensi dalam regulasi akan bergantung pada bagaimana pandangan pemerintah terhadap crypto, apakah positif atau negatif. Ia menambahkan:

“Untuk AS, masa depan menunjukkan kemungkinan regulasi yang lebih sederhana, tetapi dengan perlindungan yang mungkin lebih sedikit. Di Eropa, kita bisa mengharapkan struktur regulasi yang komprehensif yang akan membantu mengembangkan pasar dan memperkuat pendekatan perusahaan crypto.”

Namun, Uni Eropa juga akan “memperkenalkan persyaratan yang rumit, termasuk di area seperti penyalahgunaan pasar dan pengawasan perdagangan, yang akan mahal dan menantang untuk diterapkan di pasar crypto,” ungkapnya.

Hal-hal seperti ini akan berdampak jangka panjang yang bisa mendorong ekspektasi regulasi dan kepatuhan selama lima tahun ke depan, menurut Taylor. Ia menambahkan:

“Perusahaan crypto akan membutuhkan adaptabilitas, keahlian, dan ketahanan untuk menghadapi ketidakpastian dan tetap memenuhi harapan regulator.”

Luc Froehlich, Chief Commercial Officer di zona bebas perusahaan crypto RAK Digital Assets Oasis, sebagian besar optimis tentang regulasi baru Uni Eropa.

“Kerangka kerja MiCA Uni Eropa sangat menjanjikan, terutama mengingat ukuran pasar yang akan dibuka,” ungkap Froehlich kepada Cryptonews.

Namun, sifat Eropa sebagai blok memperkenalkan tantangan baru karena kemungkinan terjadinya gesekan di tingkat nasional, yang mengarah pada kebutuhan akan lebih banyak regulasi.

“Dengan pusat-pusat seperti Singapura dan Hong Kong, Asia berhasil tetap lebih fleksibel dan memimpin dalam menarik perusahaan melalui regulasi crypto yang semakin akomodatif, meskipun dengan beberapa hambatan,” jelas Froehlich.

“Kompleksitas ini menjadikan Timur Tengah, khususnya UEA, berada di posisi yang menguntungkan, menjembatani Timur dan Barat, menawarkan landasan peluncuran untuk perusahaan global, dan menunjukkan minat yang jelas terhadap solusi berbasis blockchain,” tambahnya.

Bagaimana ETF Crypto di AS Dapat Membentuk Regulasi

Ketika ditanya bagaimana persetujuan ETF Bitcoin dan Ethereum berbasis spot oleh SEC dapat membentuk kerangka regulasi aset crypto pada 2025, CEO AMLBot Demchuk menyatakan:

“Aliran ETF institusional secara historis mengubah dinamika pasar. Persetujuan serupa tidak hanya akan mendorong adopsi, tetapi juga mendorong badan regulasi untuk menciptakan pedoman yang lebih jelas dan konsisten yang mengakomodasi pemain traditional finance (TradFi) serta ekosistem crypto yang lebih luas.”

Froehlich tidak sepakat bahwa persetujuan ETF crypto oleh SEC adalah “momen penting” bagi industri. Ia mempertanyakan gagasan sentralisasi kepemilikan Bitcoin, yang bagi banyak orang di industri crypto dianggap sebagai “aset paling terdesentralisasi.”

“Bitcoin harus dipertimbangkan berdasarkan kelebihannya sendiri dan tidak selalu dijadikan representasi dari keseluruhan ‘kelas aset’ atau cryptocurrency lainnya,” ungkapnya.

Cimpean, spesialis pemasaran digital dari MultiversX, memperkirakan bahwa administrasi Trump akan menghasilkan “tindakan legislatif cepat, termasuk kemungkinan pengesahan Clarity for Payment Stablecoins Act.”

“Legislasi ini dapat memberikan kejelasan regulasi dan mendorong adopsi stablecoin yang lebih luas dalam sistem keuangan,” tambahnya.

Namun, ia juga memperingatkan bahwa “pengawasan yang lebih ketat dapat membatasi pertumbuhan stablecoin di pasar negara berkembang dan memberlakukan beban tambahan pada investor dan bursa.”

Investasi Bitcoin bisa menjadi langkah awal untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global. Apakah Anda ingin tahu cara membeli Bitcoin dengan aman dan efisien? Klik panduan lengkap cara membeli Bitcoin untuk mendapatkan tips praktis dan mulai perjalanan investasi Anda sekarang!

Apakah Ethereum bisa menjadi pilihan investasi yang menguntungkan di tengah regulasi ketat? Kami telah menganalisis tren pasar terbaru untuk memberikan wawasan mendalam. Baca prediksi harga Ethereum terbaru dan lihat potensi keuntungan yang bisa Anda dapatkan!

Dapatkan berita dan update terbaru seputar dunia crypto langsung dari sumber terpercaya. Bergabunglah dengan komunitas Telegram kami untuk wawasan eksklusif, diskusi interaktif, dan strategi investasi terbaik. Klik Crypto News Indonesia untuk menjadi bagian dari grup crypto terbesar di Indonesia hari ini!

Tonton juga Berita Terbaru Crypto di Channel Cryptonews Indonesia

Jangan sampai ketinggalan

Prediksi Harga
Prediksi Harga Pepe: Sinyal Langka dari MVRV Muncul — Ini Alasan Mengapa Trader Mulai Waspada
Aldi
2025-06-21 05:08:25
Prediksi Harga
Prediksi Harga Pi Coin: Apakah Token Paling Kontroversial di Dunia Akan Membuktikan Semua Orang Salah?
Asreti
Asreti
2025-06-21 03:47:11
Crypto News in numbers
editors
Daftar Penulis + 66 Lainnya
100k+
Tersedia ratusan berita dalam sebulan
100+
Artikel dengan berita terbaru setiap hari
8
Bertahun-tahun di Pasar
70
Penulis Tim Internasional