NFT MetaBirkins Dilarang Dipajang di Museum Setelah Gugatan Hermès
Mason Rothschild dilarang memamerkan karya-karyanya di pameran museum Spritmuseum Stockholm. Keputusan ini disahkan oleh pengadilan pada tanggal 13 Maret lalu.
Seperti yang diketahui, Mason Rothschild adalah seorang seniman nyetrik yang menciptakan NFT MetaBirkins. Keputusan ini adalah hasil dari gugatan yang dilayangkan Hermès sebelumnya.
Berdasarkan pemberitaan Kontan, Hermès merupakan merek tas prestisius dan terus memiliki nilai jual yang menanjak tiap tahun. Sehingga beberapa orang menganggap merek ini adalah sebuah aset.
Pertunjukan NFT MetaBirkins Spritmuseum Dapat Menyebabkan “Keprihatinan Mendalam,” Kata Hakim
Pada bulan lalu, Rothschild (juga dikenal sebagai Sonny Estival) dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran merek dagang Hermès. Hal ini terjadi setelah rumah mode Prancis Hermès mengajukan gugatan terhadapnya terkait proyek MetaBirkins NFT.
Walau demikian, Rothschild menyatakan bahwa dia memiliki hak untuk membuat proyek desain NFT tersebut. Pemberitaan NFT ini sempat mengundang banyak perhatian beberapa waktu lalu.
Hermès memperoleh gugatan permanen terhadap seniman digital tersebut di bulan Juni. Gugatan ini berisi bahwa Rothschild dilarang menggunakan merek dagang perusahaan Hermès dalam karyanya.
MetaBirkins: Collection One
Now available on @rarible 🚀🌞https://t.co/G2GNpF431k pic.twitter.com/GR3xiDPgyZ
— MetaBirkins (@MetaBirkins) January 1, 2022
Kemudian pada bulan Januari, Rothschild ingin melihat apakah ia masih bisa memamerkan MetaBirkins di Spritmuseum Swedia meskipun ada batasan dari perintah tersebut.
ArtNet News melaporkan bahwa Spirtmuseum menghubungi Rothschild pada akhir 2023 untuk mendiskusikan menampilkan MetaBirkins NFT di layar museum. Kurator Spritmuseum Mia Sundberg dan kritikus seni Blake Gopnik-lah yang menangani hal ini.
Segera setelah dihubungi oleh pihak museum, Rothschild mengajukan banding. Dalam pengajuan pengadilan pada 13 Maret lalu, Hakim Jed S. Rakoff dari Distrik Selatan New York menolak permohonan Rothschild.
Hakim menyatakan “keprihatinan yang mendalam” tentang potensi masalah merek dagang yang timbul dari pameran tersebut.
Apakah ada pelanggaran hak merek dagang atau klaim yang tidak berdasar?
Para tokoh industri kripto, seperti Chamber of Digital, mengajukan amicus curiae untuk mendukung Hermès sebelum putusan pada awal Februari. Kasus ini telah memicu dialog yang menarik tentang hak-hak hukum di ruang Web3.
Chamber of Digital menekankan pentingnya perlindungan merek dagang yang setara untuk barang digital dan barang fisik. Dengan adanya penawaran produk di ruang digital seharusnya tidak mengurangi hak-hak hukum mereka.
Mereka percaya bahwa kasus ini memiliki potensi untuk menjadi preseden yang signifikan bagi ekonomi digital nantinya.
A statement in response to: Hermès International, et al. v. Mason Rothschild. pic.twitter.com/pil6brfGTl
— MetaBirkins (@MetaBirkins) January 17, 2022
Di platform X, Rothschild membantah MetaBirkins NFT. Ia menyatakan bahwa tuduhan Hermès tidak berdasar, sebagai tanggapan atas gugatan tersebut pada Januari 2022.
Rothschild mengklarifikasi bahwa ia tidak terlibat dalam pembuatan atau penjualan tas Birkin palsu.
“Saya telah menciptakan karya seni yang menampilkan tas Birkin yang dilapisi bulu dengan desain yang imajinatif” Ujar Rothschild.
Keharusan Membayar Ganti Rugi yang Besar
Rothschild dijatuhi pidana atas pelanggaran merek dagang, pengenceran merek dagang, dan cybersquatting. Pelanggaran cybersquatting adalah mendaftarkan nama domain yang sangat mirip dengan entitas dan merek dagang yang sudah ada.
Pada akhirnya, Rothschild harus membayar ganti rugi sebesar $133.000 dan tambahan $23.000 untuk cybersquatting.
Cryptonews telah menghubungi Spritmuseum untuk meminta komentar, tetapi mereka tidak memberikan tanggapan sebelum artikel ini diterbitkan.
Anda juga bisa mendapatkan pembaruan tentang peluncuran crypto terbaik dalam artikel berikut.






