Inggris Akan Meluncurkan Uji Coba Obligasi Digital Dalam Dua Tahun Ke Depan

Inggris berencana memulai penerbitan obligasi digital dalam dua tahun ke depan seiring dengan adopsi teknologi blockchain oleh pemerintah untuk memodernisasi pasar keuangannya.
Langkah ini diambil sebagai upaya pemerintah untuk memodernisasi pasar keuangan melalui proses “tokenisasi” utang pemerintah.
Hal ini bertujuan meningkatkan efisiensi perdagangan serta mengurangi biaya dalam pasar utang Inggris yang luas, yang sedang bersiap untuk menghadapi putaran peminjaman yang diperkirakan mencapai £297 miliar ($382 miliar).
Inggris Akan Uji Coba Digital Gilts dalam Dua Tahun, Menandai Pergeseran Utama dalam Penerbitan Utang
Menurut laporan Bloomberg, Kanselir Rachel Reeves diharapkan mengumumkan uji coba penerbitan digital gilt pada pidatonya di Mansion House pada hari Kamis, sebuah acara yang secara tradisional digunakan untuk mengumumkan kebijakan dukungan bagi industri keuangan.
Pengumuman ini sejalan dengan tujuan pemerintahan Partai Buruh yang baru untuk memodernisasi pasar keuangan dengan “tokenisasi” utang pemerintah menggunakan blockchain, sebuah sistem serupa dengan yang digunakan dalam mata uang kripto seperti Bitcoin.
Pemerintah berharap digitasi gilts ini akan mempercepat proses perdagangan dan mengurangi biaya.
Hal ini akan sangat bermanfaat bagi pasar utang besar negara yang bersiap untuk putaran peminjaman besar yang diperkirakan mencapai £297 miliar ($382 miliar), terbesar kedua dalam sejarah Inggris.
Rencana penerbitan obligasi digital pertama kali dilontarkan oleh pemerintahan Konservatif sebelumnya. Pada tahun 2022, mantan Menteri Keuangan John Glen menyatakan bahwa departemen tersebut sedang mempertimbangkan kelayakan penerbitan utang digital.
Kini, Kementerian Keuangan telah memulai persiapan formal untuk penjualan digital gilts, dengan Kantor Pengelolaan Utang memberikan saran terkait kelayakan penggunaan teknologi ledger terdistribusi, sebagaimana dilaporkan dalam laporan tahunan terbarunya.
Menghadapi obligasi digital yang masih merupakan konsep baru, para pejabat Inggris secara hati-hati menyusun pendekatan bertahap dengan uji coba awal sebelum penerbitan dalam skala besar. Secara global, penerbitan obligasi digital juga mulai menarik perhatian.
Awal tahun ini, Slovenia menjadi negara zona euro pertama yang menerbitkan utang digital berdaulat, bergabung dengan lembaga global seperti Bank Investasi Eropa dan Bank Dunia yang telah menguji penerbitan berbasis blockchain.
Langkah Inggris ini sejalan dengan arahan dari Asosiasi Pasar Keuangan di Eropa, yang tahun ini merekomendasikan agar pemerintah melakukan langkah-langkah bertahap menuju penggalangan utang digital.
Pendekatan bertahap yang diusulkan ini memungkinkan pemerintah untuk menilai dampak blockchain terhadap pasar mereka sebelum melakukan implementasi skala penuh.
Asosiasi ini sebelumnya juga mendukung adopsi blockchain secara bertahap dalam penerbitan utang, dimulai dengan uji coba eksperimental dan berpotensi meningkat menjadi penjualan dalam skala besar dalam beberapa tahun ke depan.
Menteri Kota Inggris Mendukung Gilts Berbasis Blockchain di Tengah Kehati-hatian DMO Terhadap Kelayakan
Pada 2 Oktober, Tulip Siddiq, menteri kota Inggris, mengadvokasi penerbitan gilts berbasis blockchain, yaitu obligasi pemerintah yang didistribusikan melalui teknologi blockchain.
Proposal Siddiq bertujuan memperkuat posisi Inggris dalam keuangan digital dengan memperkenalkan “digital gilts,” meskipun Kantor Pengelolaan Utang Inggris (DMO) telah menyuarakan kekhawatiran tentang kelayakan langkah tersebut.
Pendukung gilts berbasis blockchain berpendapat bahwa adopsi teknologi ini dapat merampingkan proses penerbitan obligasi, meningkatkan transparansi pasar, dan memposisikan Inggris sebagai pemimpin dalam aset digital.
Pergeseran ini akan menghilangkan peran perantara, seperti registrar, dalam proses penerbitan obligasi, sehingga meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya.
Selain itu, para pendukung mengklaim bahwa pelacakan kepemilikan melalui blockchain dapat memodernisasi pasar keuangan Inggris dan memperkuat kredibilitas globalnya.
Namun, DMO yang bertanggung jawab atas penerbitan dan pengelolaan utang pemerintah telah menyatakan kehati-hatiannya, dengan mengutip tantangan teknis dan regulasi dalam beralih ke blockchain.
Financial Times melaporkan bahwa fokus utama DMO tetap pada efisiensi biaya dan kelancaran operasi di pasar gilt.
Apakah Anda tertarik mengetahui lebih banyak tentang pasar digital bonds dan dampak blockchain pada keuangan? Baca lebih lanjut tentang proyek-proyek yang menjanjikan dalam crypto yang akan naik untuk melihat bagaimana inovasi ini berkembang. Jangan lewatkan kesempatan untuk mengetahui lebih dalam tentang peluang ini!
Dapatkan update terkini seputar crypto langsung di Telegram! Bergabunglah dengan Crypto News Indonesia dan tetap ikuti informasi terbaru mengenai digital gilts, blockchain, dan proyek-proyek crypto potensial lainnya.
Tonton juga Berita Terbaru Crypto di Channel Cryptonews Indonesia






