Huawei Mengintegrasikan Digital Yuan dalam HarmonyOS NEXT, Menjangkau Hingga 1 Miliar Pengguna
Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!

Huawei kini memperkenalkan digital yuan, mata uang digital yang dikeluarkan oleh bank sentral China (CBDC), ke dalam sistem operasi HarmonyOS NEXT. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi sekitar 1 miliar pengguna smartphone, membuat transaksi digital yuan di perangkat Huawei menjadi lebih sederhana dan praktis.
HarmonyOS NEXT, yang juga dikenal sebagai HarmonyOS 5.0, resmi diluncurkan pada 22 Oktober 2023. Sistem operasi ini merupakan inovasi terbaru dari Huawei, yang dirancang dengan berbagai peningkatan untuk mendukung penggunaan digital yuan secara lebih luas di seluruh perangkat pintar.
HarmonyOS NEXT Menjadi Sistem Operasi Ketiga dari Huawei
HarmonyOS NEXT menjadi sistem operasi ketiga dari Huawei, sekaligus yang pertama dikembangkan sepenuhnya oleh tim internal perusahaan.
Sebagai sistem operasi terbesar ketiga di dunia setelah Android dan iOS, HarmonyOS NEXT dioptimalkan untuk mendukung aplikasi-aplikasi khusus yang dirancang untuk ekosistem HarmonyOS, sehingga memberikan pengalaman yang berbeda dari sistem operasi sebelumnya.
Pengembangan HarmonyOS bermula ketika Huawei menghadapi pembatasan dari pemerintah Amerika Serikat pada tahun 2019, yang mendorong perusahaan untuk membuat solusi mandiri di luar ekosistem Google.
Sistem ini awalnya diluncurkan untuk smart TV dan perangkat wearable, dan mulai diperluas ke pasar smartphone pada tahun 2021 dengan rencana integrasi digital yuan yang sudah mulai dipertimbangkan sejak saat itu.
Integrasi terbaru ini memungkinkan pengguna untuk menggunakan digital yuan tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan, yang membuat CBDC lebih mudah diakses. Pembaruan dalam pengelolaan dompet dan kemampuan integrasi dengan aplikasi keuangan lainnya diharapkan juga akan meningkatkan kenyamanan pengguna.
Pengembangan lebih lanjut mencakup rencana untuk menanamkan digital yuan ke dalam berbagai chip dan perangkat Internet of Things (IoT), sehingga memperluas fungsinya ke banyak platform.
Bank Rakyat China (People’s Bank of China) akan mendapatkan manfaat dari peningkatan keamanan dan sistem pemantauan yang lebih baik, memungkinkan pengawasan lebih efektif atas transaksi mata uang digital.
Digital yuan telah menunjukkan perkembangan yang signifikan dan terukur, serta baru-baru ini hadir di beberapa acara besar seperti Konferensi Fiksi Ilmiah China 2024 dan Festival Bir Kerajinan di Beijing, di mana lebih dari 22,6 juta warga memiliki dompet digital yuan.
Dalam perkembangan penting di sektor penerbangan internasional, Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) mengumumkan pada 29 Oktober bahwa mereka akan mulai menerima mata uang digital, dengan digital yuan sebagai mata uang pertama yang diadopsi.
Menurut wakil presiden senior IATA, Muhammad Albakri, “China adalah salah satu negara yang paling maju di dunia dalam adopsi mata uang digital.” Digital yuan akan menjadi mata uang ke-74 yang diproses oleh IATA, dengan integrasi yang direncanakan untuk selesai pada akhir tahun ini.
China Bersiap Merevisi UU AML untuk Mengatasi Risiko Terkait Aset Virtual
Awal tahun ini, China mengumumkan rencana untuk merevisi Undang-Undang Anti-Pencucian Uang (AML) yang sudah usang dalam upaya menghadapi risiko yang meningkat terkait aset virtual.
Langkah ini dianggap mendesak karena undang-undang AML China sebagian besar tidak mengalami pembaruan sejak lebih dari 17 tahun lalu, sehingga tidak dapat mengakomodasi perkembangan mata uang kripto seperti Bitcoin.
Andrew Fei, mitra di firma hukum King & Wood Mallesons di Hong Kong, menyatakan bahwa revisi terhadap undang-undang AML di China sangat diperlukan untuk menghadapi risiko yang muncul dari aset virtual, seiring dengan perkembangan standar internasional dan praktik terbaik yang terus berkembang.
Financial Action Task Force (FATF), sebuah badan antar-pemerintah yang fokus pada pencegahan pencucian uang dan pendanaan teroris, telah memberikan rekomendasi rinci untuk menangani aset virtual dalam rancangan undang-undang AML yang akan datang.
Walaupun FATF menilai China sebagai “sebagian besar patuh” terhadap rekomendasi AML terkait aset virtual, larangan negara tersebut terhadap aktivitas kripto menyebabkan negara ini terbebas dari beberapa kriteria yang ditetapkan.
Jangan lewatkan kesempatan mendapatkan keuntungan melalui airdrop crypto yang menguntungkan. Airdrop ini bisa menjadi peluang awal untuk memiliki aset kripto tanpa biaya! Klik untuk melihat daftar airdrop yang sedang berlangsung dan raih keuntungan Anda sekarang.
Tetap up-to-date dengan perkembangan terbaru dunia kripto dengan bergabung di Crypto News Indonesia. Ikuti Telegram resmi kami untuk mendapatkan berita dan peluang investasi yang jarang ditemui. Jadilah yang pertama tahu tentang tren kripto terbaru di Indonesia!
Tonton juga Berita Terbaru Crypto di Channel Cryptonews Indonesia






