Uni Eropa Usulkan Aturan Ketat: Perusahaan Asuransi Wajib Cadangkan 100% Nilai Investasi Kripto
Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!

Regulator asuransi Uni Eropa mengusulkan aturan baru yang mewajibkan perusahaan asuransi untuk menyediakan cadangan modal sebesar 100% dari nilai investasi kripto mereka.
Aturan ini diusulkan oleh European Insurance and Occupational Pensions Authority (EIOPA) dalam laporan teknis yang disampaikan kepada Komisi Eropa pada 27 Maret 2025. Langkah ini bertujuan untuk melindungi pemegang polis dari risiko tinggi dan volatilitas ekstrem yang melekat pada aset kripto, seperti Bitcoin dan Ether.
“EIOPA menganggap bahwa penerapan haircut 100% dalam formula standar adalah langkah yang bijaksana dan tepat untuk aset ini,” demikian pernyataan regulator tersebut.
Jika diterapkan, kebijakan ini akan menjadi jauh lebih ketat dibandingkan dengan persyaratan modal untuk aset tradisional seperti saham dan real estat, yang hanya memerlukan cadangan modal sebesar 39–49% dan 25% dari nilai investasi masing-masing.
Mengapa EIOPA Mengusulkan Aturan Ini?
Menurut EIOPA, volatilitas tinggi dalam pasar kripto membuat perlindungan tambahan menjadi sangat penting. Sejarah menunjukkan bahwa Bitcoin pernah anjlok hingga 82% dari nilai tertingginya. Sementara Ethereum mengalami penurunan harga hingga 91% pada periode tertentu.
Regulator menilai bahwa bahkan kebijakan modal 80% masih belum cukup untuk mengantisipasi risiko tersebut. Oleh karena itu, EIOPA merekomendasikan pendekatan ekstrem 100% stress level, yang berarti perusahaan asuransi harus menganggap investasi kripto mereka bisa kehilangan seluruh nilainya.
Regulasi ini juga bertujuan untuk mengisi celah hukum dalam aturan asuransi terkait kripto, karena hingga saat ini, kerangka hukum seperti Capital Requirements Regulation (CRR) dan Markets in Crypto-Assets Regulation (MiCA) belum memberikan panduan spesifik untuk eksposur kripto di sektor asuransi.
Dampak Regulasi bagi Industri Asuransi di Eropa
Saat ini, investasi kripto dalam industri asuransi masih sangat kecil, hanya sekitar €655 juta atau 0,0068% dari total aset industri. Namun, beberapa negara memiliki tingkat eksposur yang lebih tinggi.
Luksemburg memiliki 69% dari total eksposur kripto di industri asuransi Eropa. Sementara Swedia (21%). Irlandia, Denmark, dan Liechtenstein juga memiliki eksposur dalam jumlah lebih kecil.
Sebagian besar investasi ini dilakukan melalui dana investasi seperti exchange-traded funds (ETFs) dan produk asuransi unit-linked.
Meskipun saat ini eksposur kripto masih terbatas, EIOPA memperingatkan bahwa minat terhadap aset digital terus meningkat. Jika adopsi kripto dalam industri keuangan semakin luas, regulasi yang lebih kompleks mungkin diperlukan di masa depan.
Bagaimana Perusahaan Asuransi Akan Terdampak?
Jika aturan ini diterapkan, perusahaan asuransi yang memiliki investasi kripto harus menyediakan cadangan modal yang setara dengan nilai investasi mereka dalam aset digital. Artinya jika sebuah perusahaan memiliki investasi kripto senilai €100 juta, maka mereka harus menyisihkan tambahan €100 juta sebagai cadangan modal.
Hal ini dapat mengurangi insentif bagi perusahaan asuransi untuk berinvestasi dalam aset digital, karena beban modal yang tinggi dapat mengurangi profitabilitas mereka.
Sebagai perbandingan, investasi dalam saham hanya membutuhkan cadangan modal sekitar 39–49%, sementara investasi dalam real estate hanya 25%.
Karena itu, beberapa pihak khawatir bahwa aturan ini bisa menghambat inovasi dan membuat perusahaan asuransi ragu untuk berinvestasi dalam teknologi blockchain dan aset digital.
Perlukah Regulasi yang Lebih Fleksibel?
Beberapa pelaku industri berpendapat bahwa pendekatan 100% capital charge mungkin terlalu berlebihan.
Sebuah survei oleh Bitpanda mengungkapkan bahwa ada kesenjangan yang semakin lebar antara bank-bank Eropa dan permintaan investor terhadap layanan kripto.
Meskipun minat terhadap kripto meningkat di kalangan investor, sebagian besar institusi keuangan masih enggan menawarkan layanan terkait kripto, seperti, custody (penyimpanan aset kripto), perdagangan (trading) dan staking.
Ketidakpastian regulasi dan sikap berhati-hati terhadap risiko masih menjadi kendala utama.
Dengan regulasi Markets in Crypto-Assets (MiCA) yang mulai memberikan kejelasan hukum, banyak yang berharap bahwa Uni Eropa akan mengadopsi pendekatan yang lebih seimbang mengurangi risiko tanpa menghambat pertumbuhan industri blockchain.
Apa Langkah Selanjutnya?
Kini, Komisi Eropa akan mengkaji proposal EIOPA dan memutuskan apakah aturan ini akan diadopsi atau tidak.
Jika diterapkan, kebijakan ini akan menjadikan Uni Eropa sebagai salah satu yurisdiksi dengan regulasi kripto paling ketat di dunia, setara dengan beberapa kebijakan di Swiss dan Singapura yang juga menerapkan persyaratan modal ketat untuk aset digital.
Namun, masih ada pertanyaan besar, apakah aturan ini akan mencegah risiko atau justru membuat perusahaan asuransi menghindari kripto sepenuhnya? Lalu bagaimana dampaknya bagi inovasi sektor blockchain dan investasi kripto di Eropa?
Yang jelas, dengan meningkatnya perhatian regulator terhadap aset digital, masa depan kripto dalam industri keuangan Uni Eropa masih terus berkembang dan berubah.
Tonton Juga Berita Crypto Terbaru di Channel Cryptonews Indonesia






