Bitcoin Whales Menarik Dana $945 Juta dari ETF – Mampukah BTC Tembus di Atas $85 Ribu?
Bitcoin (BTC) menghadapi tekanan kuat di bawah $84.000 dan masih kesulitan menembus $85.000 seiring meningkatnya volatilitas pasar. Salah satu penyebab utama pergerakan harga yang lamban ini adalah penarikan dana besar-besaran dari ETF Bitcoin spot, yang mencapai lebih dari $945 juta dalam beberapa minggu terakhir.
Hal ini tentu menandai terjadinya aksi jual institusional dalam 5 pekan berturut-turut, sehingga semakin menekan harga BTC.
Sentimen investor masih lemah, terlihat dari Crypto Fear & Greed Index yang berada di level 22 (saat artikel ini ditulis). Ketidakpastian ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk kekhawatiran terhadap risiko resesi AS, kebijakan perdagangan Trump, dan ketidakjelasan regulasi di sektor kripto.
Meskipun menghadapi hambatan ini, Bitcoin sempat mengalami rebound sebesar 4,33% karena optimisme terhadap Bitcoin Act yang diajukan oleh Senator Cynthia Lummis. Undang-undang ini mengusulkan agar pemerintah AS mulai mengakumulasi BTC sebagai aset cadangan strategis.
Insight Pasar Utama:
- Bitcoin masih tertahan di bawah $84K akibat outflow ETF sebesar $945 juta.
- Sentimen pasar tetap lemah, membuat investor cenderung berhati-hati.
- BTC sempat rebound 4,33% karena spekulasi soal akumulasi BTC oleh pemerintah AS.
Keputusan Suku Bunga The Fed & Ketegangan Geopolitik Bisa Menentukan Arah BTC
Pergerakan besar Bitcoin berikutnya kemungkinan akan ditentukan oleh keputusan kebijakan The Federal Reserve (The Fed) pada 19 Maret. Investor akan memantau data Penjualan Ritel AS dan pertemuan FOMC, karena setiap sinyal kebijakan moneter yang lebih longgar bisa mendorong harga BTC naik.
Jika The Fed memangkas suku bunga, likuiditas pasar akan meningkat, berpotensi mendorong reli BTC. Namun, jika The Fed tetap mempertahankan kebijakan ketatnya, Bitcoin bisa kembali mengalami tekanan jual, terutama dengan kondisi Nasdaq yang masih lemah.
- Secara historis, tren Bitcoin mengikuti tren Nasdaq, ketika Nasdaq turun, BTC cenderung mengalami penurunan lebih besar, sering kali 2x lipat dari penurunan Nasdaq.
- Saham teknologi dan Bitcoin dianggap sebagai aset berisiko tinggi, yang berarti investor institusional sering memperlakukannya dengan cara yang sama.
Faktor lain yang perlu diperhatikan seperti:
- Kebijakan tarif Trump & potensi pembatasan perdagangan bisa berdampak pada sentimen pasar.
- Setiap eskalasi kebijakan ekonomi AS bisa memengaruhi keputusan The Fed dan, secara tidak langsung akan memengaruhi harga BTC.
Apa yang Harus Dipantau?
- Hasil pertemuan FOMC – Jika The Fed bersikap dovish, BTC bisa naik.
- Korelasi dengan Nasdaq – Jika pasar saham melemah, BTC bisa turun.
- Risiko geopolitik – Perang dagang & ketidakpastian global bisa meningkatkan volatilitas.
Korelasi Bitcoin dengan Nasdaq Bisa Menjadi Risiko Penurunan
Harga Bitcoin masih sangat terkait dengan performa pasar saham AS, terutama indeks Nasdaq, yang telah turun 12% dalam beberapa minggu terakhir. Secara historis, BTC cenderung turun dua kali lebih banyak dibanding Nasdaq, yang berarti jika Nasdaq turun 12%, BTC bisa turun hingga 24% ke $65.000.
Jika Nasdaq anjlok 20%, Bitcoin bisa turun ke $55.000. Dalam skenario bear market ekstrem, jika Nasdaq jatuh 40% BTC bisa turun drastis ke $20.000, menurut ekonom Peter Schiff. Sementara itu, analis Bloomberg Mike McGlone memperingatkan bahwa BTC bahkan bisa anjlok ke $10.000 jika harga emas terus menguat.
Harga emas naik 13% sejak Desember 2023, semakin mengukuhkan posisinya sebagai aset safe-haven. Schiff memprediksi jika Nasdaq jatuh 40%, emas bisa naik di atas $3.800 per ons, yang bisa menarik lebih banyak investor institusional dari Bitcoin ke emas.
Kesimpulan:
- Penurunan Nasdaq 12% berpotensi membuat BTC turun ke $65K.
- Ekonom memperingatkan skenario BTC turun ke $20K–$10K di pasar bearish ekstrem.
- Reli emas 13% mengancam daya tarik Bitcoin sebagai aset penyimpan nilai.
Bitcoin Konsolidasi di Dekat $83K – Breakout atau Breakdown?
Saat ini, Bitcoin (BTC/USD) diperdagangkan di sekitar $83.200, bergerak dalam pola segitiga simetris pada grafik 2 jam. EMA 50 periode di $83.490 menjadi level resistensi terdekat, sementara support di $82.050 masih mampu menjaga harga tetap stabil.

Potensi Pergerakan Harga BTC:
- Jika Bitcoin menembus resistensi $85.038, prediksi Bitcoin bisa naik ke $87.400 atau bahkan $90.295 sepertinya akan terealisasi.
- Jika BTC turun di bawah $82.050, level support berikutnya ada di $79.050 dan $76.600.
Menjelang pertemuan FOMC pada 19 Maret, Bitcoin masih dalam fase ketidakpastian. Jika BTC berhasil menembus $85.000 dengan volume besar, itu bisa mengonfirmasi tren bullish. Namun, jika gagal mempertahankan level support, koreksi lebih dalam bisa terjadi.
BTC Bull: Dapatkan Hadiah Bitcoin dengan Mengikuti Presale Kripto Terbaru
BTC Bull ($BTCBULL) menarik perhatian sebagai token berbasis komunitas yang secara otomatis memberikan hadiah Bitcoin asli kepada holder ketika BTC mencapai level harga tertentu. Berbeda dengan meme crypto biasa, BTCBULL dirancang untuk investor jangka panjang, menawarkan insentif nyata melalui airdrop BTC dan program staking.

Staking & Pendapatan Pasif
BTC Bull menawarkan staking dengan APY tinggi 114%, memungkinkan pengguna memperoleh pendapatan pasif. Saat ini, staking pool telah menarik 922,966,546 token BTCBULL, menunjukkan partisipasi komunitas yang kuat.
Update Presale Terbaru:
- Harga saat ini: $0.002415 per BTCBULL
- Dana terkumpul: $3,7 juta / target $4,3 juta
Dengan permintaan yang terus meningkat, presale ini menawarkan peluang untuk memperoleh BTCBULL dengan harga awal sebelum terjadi kenaikan harga berikutnya.
Tonton Juga Berita Crypto Terbaru di Channel Cryptonews Indonesia





