3 Crypto Terbaik untuk Dibeli Saat Ini Ketika Kongres Kembali Bahas GENIUS Act — Akankah Reformasi Stablecoin Memicu Bull Market Baru?
Kami percaya pada transparansi penuh dengan pembaca kami. Beberapa konten di situs kami mengandung tautan afiliasi, dan kami mungkin menerima komisi melalui kemitraan ini. Namun, potensi kompensasi ini tidak pernah memengaruhi analisis, opini, atau ulasan kami. Semua konten editorial kami dibuat secara independen dari kemitraan pemasaran, dan penilaian kami sepenuhnya didasarkan pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan. Baca Selengkapnya!

Upaya terbaru Senat Amerika Serikat dalam mengatur dunia crypto melalui RUU GENIUS mungkin terlihat tersandung, tetapi hal itu belum berarti berakhir. Ketika perdebatan di Washington semakin memanas, para investor mulai bersiap menghadapi era baru kejelasan hukum untuk stablecoin, decentralized finance (DeFi), dan partisipasi investor ritel dalam pasar crypto.
Pekan lalu, RUU GENIUS—sebuah regulasi komprehensif yang dirancang sebagai pondasi kebijakan crypto di Amerika—gagal melewati pemungutan suara pertama di Senat untuk pembatasan debat (cloture vote). Sekilas, kegagalan ini tampak seperti penolakan terhadap isi RUU. Namun, bagi para pengamat politik, hasil ini lebih berkaitan dengan strategi debat, bukan penolakan substansi. Dengan ambang batas 60% suara, dukungan bipartisan pun belum cukup untuk meloloskannya ke tahap debat resmi.
Meskipun begitu, kegagalan kecil ini justru meningkatkan perhatian terhadap makna di balik RUU tersebut. Sejak itu, RUU GENIUS kembali menjadi sorotan dengan versi revisi yang memperbarui definisi regulasi, memperpanjang tenggat kepatuhan, dan—yang paling signifikan—menarik entitas global seperti Tether ke dalam pengawasan hukum Amerika untuk pertama kalinya.
Mengapa GENIUS Act Tetap Penting
Walaupun sempat terblokir untuk debat langsung, GENIUS Act masih tetap berada dalam agenda legislatif. Versi revisi yang saat ini hanya didukung oleh Senator dari Partai Republik mengandung empat perubahan besar yang menegaskan keseriusan legislator untuk mengatur stablecoin tanpa menghambat inovasi.

Salah satu perubahan paling menonjol adalah konsep “extraterritoriality” yang mewajibkan penerbit stablecoin luar negeri seperti Tether untuk mematuhi peraturan Amerika jika melayani pengguna di AS. Peraturan ini mengakhiri ketidakjelasan selama bertahun-tahun dan menjadikan Amerika sebagai penegak global dalam kepatuhan aset digital.
Proyek DeFi pun kini memiliki ruang bernapas yang lebih luas. RUU baru secara eksplisit memberikan pengecualian bagi aplikasi terdesentralisasi, node validator, dompet self-custody, dan protokol peer-to-peer untuk likuiditas—dengan demikian terbebas dari beban regulasi yang tidak perlu.
RUU ini juga memperpanjang masa tenggang selama tiga tahun bagi exchange dan kustodian untuk mematuhi persyaratan lisensi. Artinya, platform besar seperti Coinbase dan Binance tidak perlu segera menghapus token seperti DAI dari daftar aset mereka.
Drama Politik dan Penundaan Strategis
Kegagalan pemungutan suara tersebut bukan disebabkan oleh perbedaan pandangan atas isi RUU, melainkan karena pertimbangan strategi politik. Senator Demokrat, termasuk Ruben Gallego, mengakui adanya kemajuan substansi dalam RUU ini dan memberikan apresiasi atas upaya Partai Republik dalam memperbaiki naskahnya. Meskipun begitu, Gallego meminta tambahan waktu untuk memberikan edukasi kepada sesama legislator dan memperbaiki redaksi akhir RUU.
Permintaan Gallego untuk menggabungkan jadwal pemungutan suara ke hari Senin ditolak—yang diduga dilakukan oleh Senator Warren, yang menyampaikan kekhawatiran terkait hubungan Presiden Trump dengan crypto. Kekhawatiran itu muncul setelah terungkap bahwa pemegang token $TRUMP memiliki kesempatan makan malam bersama mantan presiden tersebut.
Isu semakin panas ketika muncul laporan bahwa USD1—stablecoin yang dikaitkan dengan keluarga Trump—digunakan dalam transaksi sebesar $2 miliar oleh perusahaan asal UEA yang dipimpin oleh saudara Presiden negara tersebut. Pemimpin Mayoritas Senat, John Thune, yang kecewa atas penundaan ini, menuduh Demokrat sengaja menghambat proses demi menggagalkan kemenangan bipartisan yang bisa menjadi kredit politik Partai Republik.
Apa yang Akan Terjadi Selanjutnya?
Meskipun perdebatan politik terus berlangsung, mayoritas pengamat meyakini bahwa GENIUS Act versi revisi akan kembali ke lantai Senat dalam waktu dekat. Jika akhirnya lolos, RUU ini akan menjadi kerangka regulasi pertama yang jelas untuk stablecoin di Amerika—mengakhiri status abu-abu Tether, memberi legitimasi pada sektor DeFi, serta menyediakan jalur kepatuhan bagi exchange, kustodian, dan penyedia dompet crypto.
Para analis menyebutnya sebagai regulasi paling berpengaruh dalam sejarah aset digital.
Bagi investor crypto, ini menjadi sinyal penting. Pembentukan kerangka hukum yang dipimpin Amerika diyakini akan mendorong arus modal institusional besar-besaran—terutama ke dalam proyek yang dinilai transparan, terpercaya, dan siap menyambut adopsi massal.
Berikut ini adalah tiga proyek yang kini menjadi pusat perhatian para investor crypto.
1. BTC Bull Token ($BTCBULL) — Satu-Satunya Koin Meme yang Memberi Hadiah Bitcoin Sungguhan
Seiring Amerika Serikat semakin mendekati regulasi crypto melalui RUU seperti GENIUS Act, gelombang baru koin meme mulai bermunculan—bukan sekadar token spekulatif, tetapi sebagai sarana inovatif yang memberikan imbalan kepada komunitas. Di garis depan tren ini muncul BTC Bull Token ($BTCBULL), koin meme bertema Bitcoin yang dirancang secara strategis untuk mengikuti kenaikan harga Bitcoin.

Dengan harga hanya $0,00251, BTC Bull Token telah mengumpulkan lebih dari $5,6 juta selama tahap presale. Ini mencerminkan tingginya minat dari investor ritel. Keunggulan utama token ini bukan hanya harga atau temanya, tetapi juga sistem reward-nya yang menawarkan airdrop Bitcoin sungguhan dan distribusi token $BTCBULL setiap kali harga Bitcoin mencapai level tertentu.
Cara Kerja: Kenaikan Harga Bitcoin = Hadiah Nyata
Setiap kali harga Bitcoin mencapai tonggak harga penting—seperti $150.000, $200.000, atau bahkan $250.000—BTC Bull Token mengaktifkan dua jenis imbalan secara bersamaan:
- Pembakaran token: Jumlah pasokan $BTCBULL akan dikurangi untuk meningkatkan kelangkaan dan nilai token.
- Airdrop Bitcoin: Pemegang token akan menerima distribusi BTC sungguhan. Jumlah yang diterima disesuaikan berdasarkan jumlah token $BTCBULL yang dimiliki dan apakah mereka menggunakan Best Wallet sebagai platform dompet resmi distribusi.
Sebagai contoh, ketika Bitcoin mencapai $150.000, para pemegang $BTCBULL yang menyimpan token mereka di Best Wallet akan menerima bagian dari airdrop Bitcoin. Hal ini kembali terjadi ketika BTC mencapai level $200.000 dan $250.000. Pada level tertinggi, pengguna juga akan mendapatkan airdrop besar berupa token $BTCBULL.

Struktur reward berbasis milestone seperti ini belum pernah ditemukan pada proyek koin meme lain. Model ini sangat selaras dengan tren bull market yang didorong oleh masuknya dana institusional dan kepastian regulasi.
Dirancang untuk HODL — Staking dengan Imbal Hasil Nyata
BTC Bull Token bukan sekadar token yang disimpan untuk jangka panjang. Token ini mendukung sistem staking melalui smart contract Ethereum yang aman, menawarkan imbal hasil tahunan dinamis (APY) yang memungkinkan pendapatan pasif bahkan bagi investor skala kecil. Saat artikel ini ditulis, APY estimasi berada di angka 73%, yang dibagikan per blok Ethereum dan dapat diklaim setelah periode penguncian selama tujuh hari.

Saat ini, total staking pool mencatatkan lebih dari 1,4 miliar $BTCBULL, mencerminkan kepercayaan awal dari komunitas terhadap integritas smart contract dan roadmap proyek.
Kekuatan Meme dengan Fungsi Bitcoin
Di tengah dominasi koin meme yang seringkali tidak memiliki dasar ekonomi yang kuat, BTC Bull Token menjadi pengecualian. Token ini tetap mempertahankan karakter meme-nya, tetapi juga benar-benar mengikuti dan menghargai kenaikan harga Bitcoin.
Mengingat kinerja Bitcoin yang telah meningkat lebih dari 200 juta persen sejak peluncurannya, BTC Bull Token memungkinkan investor ritel untuk merasakan potensi kenaikan BTC—tanpa harus membeli satu unit Bitcoin secara utuh.
Terlebih lagi, dengan hukum Amerika yang mulai membuka peluang partisipasi ritel dalam presale dan altcoin, BTC Bull Token berpeluang menjadi koin meme pertama yang berfungsi secara nyata dengan utilitas berbasis Bitcoin.
Mudah Dibeli, Mudah Distaking
Mendapatkan token $BTCBULL sangatlah sederhana:
- Buat atau hubungkan dompet crypto Anda melalui Best Wallet, MetaMask, atau Trust Wallet.
- Pastikan dompet Anda memiliki saldo ETH atau USDT.
- Beli token $BTCBULL langsung melalui widget presale di situs resmi.
- Lanjutkan dengan staking untuk mendapatkan tambahan imbal hasil (APY).
Integrasi penuh dengan Best Wallet memungkinkan transaksi yang lancar, pelacakan reward yang mudah, serta pendaftaran otomatis untuk berbagai airdrop mendatang.
Dengan total suplai 21 miliar token dan rencana alokasi dana yang transparan—seperti 15% untuk milestone pembakaran, 10% untuk airdrop, dan 10% untuk distribusi staking—token ini dirancang untuk menghargai para pemegang jangka panjang, bukan spekulan jangka pendek.
Jika Bitcoin benar-benar menuju level $1 juta, BTC Bull Token bisa menjadi kendaraan bagi investor ritel untuk ikut dalam perjalanan epik tersebut. Kunjungi web resmi presale BTC Bull Token di sini!
2. Best Wallet Token ($BEST) — Koin Utilitas yang Menjadi Fondasi Akses Crypto Masa Depan
Jika BTC Bull Token menghadirkan imbalan, maka Best Wallet Token ($BEST) menjadi pondasi infrastruktur yang memungkinkan sistem tersebut berjalan. Sebagai mitra dompet eksklusif BTC Bull dan berbagai proyek baru lainnya, Best Wallet dengan cepat menempati posisi penting sebagai gerbang utama bagi investor ritel untuk masuk ke dunia crypto. Terutama sekarang, saat legislasi Amerika mulai memberikan legalitas bagi partisipasi awal dalam proyek crypto.

Dengan total dana yang terkumpul melebihi $12,1 juta dalam tahap presale yang sedang berlangsung, dan harga token saat ini sebesar $0,025015, $BEST mulai mendapatkan tempat sebagai token utilitas dengan aplikasi nyata di dunia Web3. Best Wallet bukan sekadar dompet, melainkan ekosistem lengkap yang dioptimalkan bagi investor crypto dari semua level pengalaman.
Gabungan MetaMask dan Web3 iOS — Namun Lebih Cerdas
Best Wallet menawarkan pengalaman dompet multi-chain yang canggih dengan dukungan untuk Ethereum, Bitcoin, BNB Smart Chain, Polygon, dan lebih dari 50 blockchain lainnya. Saat ini sedang dalam proses integrasi tambahan untuk Solana, TON, dan Base, yang memperluas cakupan penggunaan platform ini.
Namun fitur yang benar-benar membedakan Best Wallet adalah “Upcoming Tokens”, sebuah portal presale aman yang terintegrasi langsung ke dalam aplikasi. Fitur ini memungkinkan pengguna membeli token presale dari proyek terpercaya tanpa perlu menjelajahi situs mencurigakan atau terjebak pada mirror token palsu.
Dengan fitur ini, Best Wallet menempatkan dirinya jauh di depan para pesaing seperti MetaMask dan Trust Wallet—terutama dalam konteks regulasi baru seperti GENIUS Act yang akan membuka akses legal bagi investor Amerika terhadap presale crypto.
Utilitas Nyata = Manfaat Nyata
Dengan memiliki $BEST, pengguna mendapatkan empat keuntungan utama dalam ekosistem Best Wallet:
- Pengurangan biaya transaksi di seluruh platform
- Akses awal eksklusif ke peluncuran token baru
- Imbal hasil staking yang ditingkatkan melalui aggregator staking Best Wallet
- Hak tata kelola komunitas untuk menentukan arah pengembangan aplikasi ke depan
Kombinasi manfaat ini menjadikan $BEST bukan sekadar token pasif, tetapi aset aktif yang menghasilkan nilai nyata bagi penggunanya.
Sistem staking juga sangat menarik. Saat ini estimasi APY berada di angka 121%, yang didistribusikan dengan kecepatan 101,21 $BEST per blok Ethereum. Hadiah ini tersedia selama periode tiga tahun dan dapat diklaim setelah masa staking selesai.
Terpercaya, Teraudit, dan Aman
Dari sisi keamanan, Best Wallet menghadirkan proteksi kelas atas. Teknologi Fireblocks MPC-CMP digunakan untuk mengamankan private key pengguna, mendukung sinkronisasi antar perangkat, dan memungkinkan pemulihan akun tanpa seed phrase, menjadikannya lebih aman dan mudah digunakan.
Dompet ini telah menjalani audit smart contract dan sedang dalam proses integrasi dengan sistem kepatuhan untuk menyelaraskan diri terhadap regulasi seperti GENIUS Act. Hal ini membuat Best Wallet menjadi platform yang siap digunakan oleh pemula, namun juga sesuai dengan ekspektasi regulator—sebuah kombinasi yang masih langka di sektor DeFi saat ini.
Siap Menjadi Pemimpin Gelombang Baru
Berdasarkan proyeksi yang ada, Best Wallet diperkirakan mampu menguasai hingga 40% pasar dompet non-kustodian senilai $11 miliar pada tahun 2026. Dengan tingkat pertumbuhan pengguna sebesar 50% setiap bulan, momentum adopsi awal dari Best Wallet tidak bisa diabaikan.
Dengan mulai terbukanya peluang legal bagi investor ritel untuk berpartisipasi dalam proyek crypto, dompet seperti Best Wallet bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan infrastruktur inti.

Dari integrasi fiat onramp hingga swap lintas rantai, dari staking aman hingga penemuan token baru dalam aplikasi, Best Wallet muncul sebagai pendamping crypto utama untuk semua kalangan. Token $BEST mendukung seluruh ekosistem ini, memberikan akses, imbalan, dan kontrol kepada komunitas—dan menjadi salah satu token presale paling strategis untuk dibeli pada tahun 2025.
3. Chainlink ($LINK) — Infrastruktur DeFi Paling Penting di Era Regulasi
Versi revisi dari GENIUS Act bukan hanya melindungi sektor DeFi dari regulasi yang tidak adil, tetapi juga secara diam-diam mengangkat platform terdesentralisasi seperti Chainlink ($LINK) sebagai infrastruktur paling vital untuk masa depan keuangan yang diatur.
Dengan harga saat ini di angka $16,73 dan kapitalisasi pasar mendekati $11 miliar, Chainlink telah lama dikenal sebagai lapisan data utama yang menopang ekosistem DeFi. Kini, berkat pembaruan dalam RUU GENIUS, peran Chainlink kemungkinan akan semakin meluas, mencakup jembatan antara blockchain dan sistem keuangan tradisional.
RUU yang Diam-Diam Menguntungkan Chainlink
Salah satu perubahan paling penting dalam draf terbaru GENIUS Act adalah perluasan definisi entitas yang tidak termasuk dalam kategori “Digital Asset Service Provider.” RUU ini secara jelas memberikan pengecualian kepada operator node, pengembang smart contract, penyedia likuiditas, dan dompet self-custody dari kewajiban kepatuhan terhadap peraturan stablecoin.
Perubahan ini memiliki dampak besar karena secara hukum membedakan antara penyedia infrastruktur seperti Chainlink dan entitas terpusat seperti exchange atau kustodian. Ini berarti Chainlink tetap dapat beroperasi secara legal di pasar Amerika tanpa harus menghadapi tekanan regulasi seperti halnya penerbit stablecoin.
Bersamaan dengan masa tenggang tiga tahun yang diberikan kepada exchange dan kustodian, perlindungan ini memberikan ruang gerak bagi ekosistem DeFi untuk terus berkembang—sekaligus membuka peluang bagi partisipasi institusi secara lebih luas.
Chainlink Telah Menyatukan Dunia TradFi dan DeFi
Bahkan sebelum pembahasan RUU ini, Chainlink telah lebih dulu membangun koneksi antara dunia Web3 dan keuangan tradisional. Protokol Cross-Chain Interoperability Protocol (CCIP) memungkinkan blockchain dan institusi keuangan bertukar data secara aman dan trustless—jenis infrastruktur yang akan dibutuhkan oleh regulator Amerika saat mereka mulai melegitimasi stablecoin dan integrasi DeFi.
Dengan Tether dan stablecoin lainnya kini berada dalam pengawasan hukum Amerika, kehadiran jaringan oracle yang netral dan andal seperti Chainlink akan menjadi syarat mutlak untuk menjaga integritas sistem stablecoin.
Seperti yang disebutkan dalam salah satu laporan terbaru: “Keuangan tradisional perlahan mulai mengadopsi blockchain demi pertukaran data yang aman dan efisien—dan Chainlink memegang peran utama dalam proses tersebut.”
Proyek DeFi Baru Mengandalkan Chainlink
Berbagai protokol DeFi baru seperti Faith Protocol kini menggunakan oracle Chainlink untuk membangun instrumen keuangan yang transparan dan real-time. Ini mencakup stablecoin dengan kolateral dinamis, produk staking berbunga, hingga sistem penilaian risiko kredit berbasis smart contract.
RUU GENIUS juga memperkenalkan klausul baru bernama “safe harbor” yang memberikan ruang bagi proyek eksperimental seperti ini untuk berinovasi, tanpa harus langsung menghadapi risiko penegakan hukum.
Ketika likuiditas institusi mulai mengalir masuk ke DeFi yang taat regulasi, entitas infrastruktur seperti Chainlink kemungkinan akan menjadi penerima manfaat utama.
Bagi investor crypto yang mencari token kuat dan tahan banting terhadap tekanan regulasi, $LINK mungkin satu-satunya koin DeFi utama yang telah membuktikan ketahanannya di dua dunia: Web3 dan keuangan tradisional.
Titik Balik Regulasi Crypto di Amerika — dan Jendela Investasi Baru
GENIUS Act versi terbaru bukan sekadar RUU biasa. Ini adalah penanda era baru.
Meski masih terdapat gesekan politik, semakin jelas bahwa kedua kubu partai sepakat dalam satu hal: crypto akan tetap ada. Selagi perdebatan terus berlangsung soal siapa yang layak mendapat kredit atas regulasi besar ini, investor yang jeli telah mulai memosisikan diri sebelum keputusan akhir diambil.
Apakah RUU ini akan disahkan bulan ini atau bulan depan, dampaknya sudah terasa dari sekarang:
- Stablecoin akan menjadi aset yang tunduk pada regulasi.
- Tether dan penerbit global lainnya akan berada di bawah yurisdiksi Amerika.
- Infrastruktur DeFi akan dilindungi, bukan ditekan.
- Exchange dan kustodian mendapat waktu untuk beradaptasi.
- Investor ritel dapat berpartisipasi dalam presale crypto secara legal.
Implikasi terpenting dari semua ini? Aliran dana besar-besaran ke dalam proyek crypto yang transparan, terpercaya, dan menghasilkan nilai nyata.
Itulah mengapa sekarang menjadi waktu yang tepat untuk melirik proyek seperti:
- BTC Bull Token ($BTCBULL) — koin meme yang menghadirkan airdrop Bitcoin sungguhan bagi pemegang token dan sistem staking paling inovatif di Web3.
- Best Wallet Token ($BEST) — token utilitas dari ekosistem dompet crypto yang terintegrasi penuh, dirancang untuk presale access dan imbal hasil staking.
- Chainlink ($LINK) — infrastruktur data utama untuk masa depan DeFi dan TradFi yang akhirnya bertemu di bawah payung regulasi yang jelas.
Ketiga proyek ini mewakili tiga pilar gelombang crypto selanjutnya: komunitas, infrastruktur, dan utilitas yang tahan regulasi.
Ketika pintu regulasi Amerika terbuka, investor memiliki peluang langka untuk mendahului arus besar legitimasi crypto secara global.
Apakah Anda sudah siap ketika pasar bergerak?
Cara Termudah Beli BTC Bull Token Sebelum Harganya Naik Tajam!
Jika Anda tertarik mendapatkan airdrop Bitcoin gratis saat harga BTC meroket, maka inilah saatnya bertindak. Pelajari langkah-langkah praktis cara beli BTC Bull Token sebelum harga presale naik lebih tinggi. Panduan ini menjelaskan cara menghubungkan dompet, menyiapkan ETH/USDT, hingga proses staking agar imbal hasil Anda maksimal. Baca selengkapnya dalam artikel Cara Beli BTC Bull Token dan Raih Airdrop Bitcoin Sungguhan di 2025.
Jangan Lewatkan Presale Best Wallet Token — Dompet Crypto All-in-One Paling Canggih!
Dompet crypto cerdas dan aman seperti Best Wallet bukan hanya memudahkan transaksi, tapi juga membuka akses ke presale eksklusif dan reward staking tinggi. Jika Anda belum punya $BEST, sekarang adalah waktu terbaik untuk bergabung sebelum harganya naik di fase berikutnya. Dapatkan panduan lengkap cara beli tokennya melalui aplikasi resmi atau situs web yang aman. Simak detail selengkapnya di Cara Beli Best Wallet Token — Dompet Web3 Serba Bisa dengan Bonus Staking.
Gabung Komunitas Crypto Paling Update di Telegram Sekarang Juga!
Ingin selalu tahu perkembangan terbaru regulasi crypto, token presale yang lagi naik daun, dan sinyal pasar potensial? Komunitas Crypto News Indonesia di Telegram siap membantu Anda dengan informasi harian langsung dari sumber terpercaya. Diskusi, edukasi, dan peluang investasi ada di satu tempat. Klik untuk bergabung: https://t.me/cryptonewsindonesiaofficial.
Tonton juga Berita Crypto Terbaru di Channel Cryptonews Indonesia






