Mau Cuan dari Kripto? Begini Cara Mining Bitcoin yang Wajib Dicoba!

Cara mining Bitcoin atau menambang Bitcoin adalah melalui proses menambahkan blok baru ke dalam blockchain Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus yang disebut proof of work (PoW). Mekanisme ini memastikan validitas setiap transaksi dengan membutuhkan persetujuan dari seluruh jaringan.

Proses ini juga berfungsi untuk menjaga keamanan dan integritas sistem blockchain Bitcoin. Dilansir dari Harian Terbit, Bitcoin banyak digunakan karena potensi keuntungannya, sifat desentralisasinya, dan peluang investasi yang menarik.

Tidak hanya sekadar mendapatkan Bitcoin baru, proses mining juga memainkan peran penting dalam menjaga kestabilan jaringan Bitcoin dengan memverifikasi transaksi yang dilakukan di seluruh dunia.

Artikel ini dirancang untuk membahas cara mining Bitcoin dengan sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh pemula. Dengan mengetahui cara kerja dan memahami tantangan yang dihadapi dalam proses ini, Anda dapat mengevaluasi apakah aktivitas mining Bitcoin sesuai dengan tujuan investasi Anda.

Bagaimana Cara Kerja Mining Bitcoin?


Apa Itu Mining Bitcoin dan bagaimana cara mining bitcoin? Mining Bitcoin disebut demikian karena prosesnya menyerupai penambangan mineral berharga seperti emas atau batu bara di dunia nyata. Para penambang Bitcoin, seperti halnya penambang emas, harus mengeluarkan energi dan sumber daya untuk menemukan blok baru yang valid.

Namun, dalam dunia kripto, “tambang” ini berupa jaringan komputer yang bekerja keras untuk memproses dan memvalidasi transaksi. Setiap blok baru yang ditemukan berfungsi sebagai wadah bagi transaksi-transaksi terbaru di blockchain Bitcoin.

Dalam prosesnya, cara mining crypto Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus yang dikenal sebagai proof of work (PoW). Metode ini dirancang agar perubahan pada transaksi yang telah terjadi menjadi sangat sulit dan mahal, sehingga menjaga keamanan dan keandalan sistem.

Proses mining ini didukung oleh teknik hashing, yaitu metode kriptografi yang mengubah data menjadi nilai lain dalam bentuk kode unik. Jaringan Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 (Secure Hash Algorithm – 256-bit) untuk melaksanakan proses ini.

Hasil hashing berupa nilai heksadesimal sepanjang 64 karakter, yang digunakan untuk memvalidasi transaksi dan memastikan integritas data pada jaringan.

Input SHA-256 Hash
Bitcoin: Sistem Uang Elektronik Peer-to-Peer d1f40227cfca27d026d6e769833231242536e6b19df9b8374bef1ded606ca7cd

Dengan memahami cara mining Bitcoin, Anda dapat mengetahui betapa pentingnya proses ini dalam menjaga stabilitas teknologi blockchain dan peluang yang dapat ditawarkan bagi para penambang.

Apakah Mining Bitcoin Menguntungkan?

Seperti halnya aktivitas investasi lainnya, mining Bitcoin memiliki sisi positif dan negatif. Di satu sisi, Anda bisa mendapatkan keuntungan besar jika berhasil menambang Bitcoin. Namun, di sisi lain, tingginya biaya energi, peralatan mahal, dan persaingan yang ketat membuat aktivitas ini tidak cocok untuk semua orang.

Jika Anda tertarik untuk memulai mining Bitcoin, pastikan Anda memahami risiko dan modal yang dibutuhkan. Investasi dalam perangkat keras, pengetahuan teknis, dan akses ke listrik murah adalah elemen penting untuk meningkatkan peluang sukses Anda.

Fungsi hashing memainkan peran penting dalam cara mining Bitcoin, terjadi dalam beberapa langkah utama. Bahkan jika satu karakter dari data input diubah, hasil hash akan berubah secara drastis. Inilah yang membuat proses ini sangat aman dan sulit untuk diretas.

Gambaran Umum Mining Bitcoin

Berikut adalah ringkasan proses mining Bitcoin:

Hash UnikBlockchainHash untuk TransaksiNonce untuk Hash

Setiap blok dalam blockchain Bitcoin memiliki nilai hash unik. Misalnya, blok pertama yang disebut Genesis Block memiliki hash berikut:
000000000019d6689c085ae165831e934ff763ae46a2a6c172b3f1b60a8ce26f.

Hash dari blok sebelumnya terhubung ke blok berikutnya, menciptakan “rantai” dalam istilah blockchain. Hash ini menjadi bagian dari header blok yang di-hash kembali untuk menemukan hash baru di blok berikutnya.

Transaksi yang menunggu dalam mempool (memory pool) jaringan juga harus di-hash. Jika seorang penambang berhasil menambang blok berikutnya, transaksi-transaksi ini akan dimasukkan ke dalam blok tersebut.

Dalam cara mining Bitcoin, penambang menggunakan “nonce” untuk menebak hash yang sesuai. Nonce adalah angka unik yang hanya digunakan sekali dalam proses mining untuk menemukan hash yang tepat.

Penambang akan mencoba berbagai kombinasi angka hingga menemukan hash blok yang memenuhi syarat, seperti memiliki sejumlah nol di awal.

Pada tahun 2009, jaringan Bitcoin hanya menghasilkan ribuan hash per detik. Namun, kini, tingkat hash global telah mencapai kuintiliun hash per detik, menjadikan proses ini jauh lebih kompleks.

Dengan mengetahui langkah-langkah ini, Anda dapat lebih memahami cara mining Bitcoin dan mengapa proses ini menjadi fondasi keamanan dan efisiensi jaringan blockchain.

Mining Bitcoin bukan hanya soal menciptakan Bitcoin baru, tetapi juga memastikan integritas transaksi serta kestabilan jaringan yang mendukung mata uang kripto ini.

Mengapa Bitcoin Perlu Ditambang?

Cara menambang bitcoin, yang menggunakan mekanisme proof of work (PoW), adalah fondasi utama untuk menjaga keamanan jaringan Bitcoin. Proses ini membuat biaya untuk mengubah transaksi yang sudah terjadi menjadi sangat mahal dan tidak praktis.

Dalam cara mining crypto, setiap penambang harus menginvestasikan energi besar untuk menambang blok baru dan melakukannya lebih cepat daripada seluruh jaringan. Misalnya, jika ada penambang yang mencoba mengubah transaksi lama di blok sebelumnya, mereka harus menambang ulang semua blok yang ada setelahnya.

Hal ini terjadi karena setiap blok terhubung satu sama lain melalui hash, sehingga perubahan pada satu blok akan memengaruhi seluruh rantai blockchain. Karena itu, mengubah transaksi lama hampir mustahil dilakukan tanpa menguasai lebih dari 50% daya komputasi dari jaringan, yang tentu saja sangat mahal dan jarang menguntungkan.

Jaringan Bitcoin dirancang untuk memilih cabang blockchain dengan proof of work terbanyak sebagai rantai utama. Artinya, penambang nakal harus menambang lebih cepat dari seluruh jaringan tanpa menerima imbalan, hanya agar cabangnya diakui.

Melalui proses cara mining Bitcoin, keamanan dan desentralisasi jaringan tetap terjaga. Sistem ini menggunakan kombinasi insentif dan disinsentif alih-alih bergantung pada perantara, sehingga buku besar transaksi tetap aman dan dapat diandalkan.

Apa Imbalan dari Menambang Bitcoin?

Saat ini, imbalan mining Bitcoin terdiri dari dua komponen utama:

  • Pertama — Hadiah Blok (Block Subsidy)
    Penambang yang berhasil menemukan blok baru mendapatkan hadiah berupa Bitcoin baru yang dicetak. Saat ini, jumlahnya adalah 6,25 Bitcoin per blok. Hadiah ini sering disebut sebagai subsidi blok.
  • Kedua — Biaya Transaksi (Transaction Fees)
    Selain subsidi blok, penambang juga menerima biaya transaksi yang dibayarkan oleh pengguna jaringan untuk setiap transaksi yang dimasukkan ke dalam blok. Jumlah ini bervariasi tergantung pada aktivitas jaringan. Perbandingan antara subsidi blok dan biaya transaksi sering disebut sebagai rasio biaya terhadap hadiah (fee-to-reward ratio).

Sebagai contoh, pada blok Bitcoin nomor 827023, penambang yang berhasil mendapatkan blok tersebut menerima kombinasi hadiah blok dan biaya transaksi yang mencerminkan tingkat aktivitas jaringan saat itu.

Cara mining Bitcoin bukan hanya tentang mendapatkan Bitcoin baru, tetapi juga memainkan peran penting dalam menjaga keamanan dan desentralisasi jaringan.

Hadiah penambangan yang dicetak 6.25 BTC
Biaya jaringan 0.66922183 BTC
Total hadiah blok 6.91922183 BTC
Hadiah blok dalam USD ($40.000/BTC) $276,768.87

Apa yang Dibutuhkan untuk Menambang Bitcoin?


Dilansir dari Antaranews, semakin banyak investor yang tertarik pada Bitcoin, yang terlihat dari berbagai indikator dan tren yang berkembang di pasar kripto. Kondisi ini membuat banyak orang tertarik untuk mencoba cara mining Bitcoin sebagai salah satu peluang investasi.

Pada awal kemunculannya, Bitcoin dapat ditambang menggunakan prosesor (CPU) biasa. Bahkan, komputer dengan kemampuan lebih rendah dibandingkan ponsel pintar masa kini sudah cukup untuk menghasilkan Bitcoin. Namun, seiring meningkatnya tingkat kesulitan jaringan dan hash rate, metode ini tidak lagi praktis.

Saat ini, penambang membutuhkan komputer dengan kartu grafis berperforma tinggi, yang dikenal sebagai graphics processing units (GPU). Meski begitu, kesuksesan yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan application-specific integrated circuit (ASIC), yaitu chip yang dirancang khusus untuk satu tugas dalam hal ini, mining Bitcoin.

ASIC memiliki tingkat hash jauh lebih tinggi dan biasanya lebih hemat daya dibandingkan GPU. Setelah memahami dasar-dasar cara mining Bitcoin, penting untuk mengetahui peralatan apa saja yang diperlukan. Apakah mining Bitcoin bisa dilakukan sendiri, ataukah memerlukan bantuan teknologi khusus?

Berikut beberapa peralatan yang diperlukan untuk menambang Bitcoin:

Hardware

Perangkat Keras (Hardware) untuk Mining Crypto

Untuk tetap kompetitif, perangkat mining Bitcoin kini hampir sepenuhnya bergantung pada ASIC. Sejak 2018, ASIC telah mendominasi industri ini, dengan satu perangkat mampu menghasilkan tingkat hash setara 400 GPU.

Hardware-Cara mining bitcoin

Harga ASIC bervariasi, mulai dari $2.200 hingga $9.000 (sekitar Rp33 juta hingga Rp135 juta) tergantung pada spesifikasi, seperti tingkat hash dan efisiensi daya. Beberapa ASIC terbaru hanya menggunakan 25 Joule per terahash (satu triliun hash), membuatnya lebih hemat energi.

Jika Anda ingin memulai cara mining Bitcoin secara langsung, Anda perlu berinvestasi beberapa ribu dolar untuk satu perangkat. Alternatifnya, Anda dapat mencoba cloud mining, yaitu menyewa hash rate dari penyedia yang sudah memiliki peralatan, tanpa harus membeli perangkat keras sendiri.

Software

Perangkat Lunak (Software) untuk Mining Crypto

Dalam cara mining Bitcoin, perangkat keras saja tidak cukup. Anda juga memerlukan perangkat lunak (software) yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat keras dan jaringan blockchain.

Beberapa pilihan populer termasuk aplikasi gratis dan sumber terbuka seperti CGMiner, hingga layanan berbayar seperti Hiveon, yang mengenakan biaya bulanan per perangkat.

Perangkat lunak ini bekerja di komputer Anda dan memungkinkan perangkat keras terhubung dengan mining pools. Mining pools adalah kelompok penambang yang bekerja sama untuk meningkatkan peluang menemukan blok baru dan mendapatkan Bitcoin. Dengan menggunakan perangkat lunak ini, proses mining menjadi lebih efisien dan terorganisir.

Mining Pools

Menggunakan Mining Pools

Meski memungkinkan, menambang Bitcoin secara solo memiliki peluang yang sangat kecil untuk mendapatkan hadiah blok. Sebagai solusi, Anda dapat bergabung dengan mining pool. Ini adalah kelompok penambang yang bekerja bersama untuk menemukan blok baru.

Ketika blok ditemukan, hadiah dibagi secara proporsional berdasarkan kontribusi hashpower masing-masing anggota. Biasanya, ada biaya administrasi antara 1% hingga 4% untuk bergabung di mining pool.

Cara mining Bitcoin saat ini membutuhkan peralatan khusus yang cukup mahal, seperti ASIC, serta software dan mining pool untuk meningkatkan efisiensi. Alternatif seperti cloud mining dapat menjadi pilihan bagi mereka yang ingin memulai tanpa membeli perangkat keras.

Cara Memulai Mining Bitcoin


Langkah pertama dalam cara mining Bitcoin adalah menentukan seberapa banyak Anda bersedia untuk berinvestasi dan apakah Anda ingin menambang sebagai hobi atau sebagai bisnis. Jika dilakukan sebagai hobi, biaya mining Anda tidak dapat dikurangkan pajaknya di banyak negara, seperti di AS.

Sebaliknya, jika Anda menjalankan mining sebagai bisnis, Anda bisa mengurangi biaya peralatan, listrik, dan perangkat lunak. Untuk membantu membuat keputusan, gunakan kalkulator mining Bitcoin yang dapat memperkirakan potensi pendapatan Anda berdasarkan hash rate yang diharapkan dan biaya listrik.

Sebagai penambang hobi atau dengan satu atau dua rig, mungkin lebih menguntungkan untuk menggunakan layanan mining yang memanfaatkan hashpower Anda untuk menambang cryptocurrency terbaik lain dan kemudian mengonversi hadiah Anda menjadi Bitcoin.

Layanan ini bekerja dengan cara mining pool, meski biasanya mereka menambang cryptocurrency lain, seperti Raven Coin atau crypto lainnya.

Beberapa layanan mining populer yang dapat Anda coba adalah:

  • Unmineable
  • Cudominer
  • NiceHash

Layanan ini memungkinkan auto mining, yaitu menggunakan komputer Anda untuk menambang Bitcoin atau cryptocurrency lainnya saat komputer sedang aktif dan tidak digunakan. Namun, Anda perlu berhati-hati terhadap potensi penipuan dalam cara mining Bitcoin.

Pastikan untuk melakukan riset, membaca ulasan dari pengguna lain, dan hanya menginstal perangkat lunak mining yang terpercaya di komputer Anda.

Selain itu, meskipun layanan mining yang sah dapat memberikan hasil, perlu diingat bahwa ada beberapa ketidakefisienan, seperti biaya dan biaya konversi. Anda juga harus mencapai ambang batas tertentu sebelum bisa mencairkan hasil mining Anda.

Berikut Cara Mining Bitcoin – Langkah demi Langkah


Jika Anda tertarik untuk menambang Bitcoin, berikut adalah langkah-langkah yang perlu Anda ikuti agar bisa memulai cara menambang Bitcoin secara efektif dan efisien.

Langkah 1 – Membangun atau Membeli Rig Mining Bitcoin

Langkah pertama dalam cara mining Bitcoin adalah menyiapkan perangkat keras atau rig mining. Anda bisa memilih antara membangun rig sendiri atau membeli rig yang sudah jadi. Perangkat yang diperlukan meliputi GPU atau ASIC yang akan melakukan proses penambangan, serta motherboard dengan CPU modern dan RAM DDR4 minimal 8GB.

Untuk penambangan menggunakan GPU, berikut spesifikasi minimum yang direkomendasikan:

  • CPU: Ivy Bridge atau lebih baru
  • GPU: Nvidia GTX 970, AMD Vega Frontier Edition, atau kartu grafis sejenis
  • RAM: 8GB DDR4 atau lebih

Banyak penambang memilih untuk berinvestasi pada ASIC (Application-Specific Integrated Circuit) karena dapat meningkatkan hashrate secara signifikan. Beberapa ASIC populer yang dapat digunakan antara lain:

  • Canaan AvalonMiner 1246
  • Bitmain Antminer S19 Pro
  • MicroBT Whatsminer M30S++
  • Bitmain Antminer T19

Sebelum membeli kartu grafis atau ASIC, pastikan kompatibilitasnya dengan perangkat lunak mining terkemuka seperti CGMiner. Banyak penyedia ASIC yang menawarkan kalkulator untuk membantu Anda menilai keuntungan dan titik impas pembelian Anda.

Selain itu, perhatikan juga pasokan daya yang cukup, karena kartu tambahan atau ASIC membutuhkan daya yang lebih besar. Sistem pendinginan juga sangat penting dalam cara mining Bitcoin, karena proses ini menghasilkan panas yang sangat tinggi.

Pastikan casing yang Anda gunakan cukup besar dengan heatsink dan kipas yang memadai, atau bahkan pertimbangkan untuk membuat enclosure khusus guna memastikan aliran udara maksimal.

Langkah 2 – Menyiapkan Alamat Wallet Bitcoin

Untuk melakukan cara mining Bitcoin dengan pool, hasil tambang yang Anda peroleh akan dikirim langsung ke alamat wallet Bitcoin Anda. Wallet cryptocurrency berfungsi untuk menyimpan kunci pribadi yang memungkinkan Anda mengontrol aset kripto di jaringan.

Ada dua jenis wallet yang dapat Anda pilih: Dompet perangkat keras (hardware wallet) dan Dompet perangkat lunak (software wallet). Beberapa contoh wallet Bitcoin yang bisa digunakan yaitu:

  • Wallet Software: Electrum, Sparrow, Bitcoin Core
  • Wallet Hardware: Coldcard Mk4, BitBox02, Blockstream Jade

Pastikan Anda mengikuti petunjuk dengan teliti untuk menyiapkan alamat wallet dan selalu simpan seed phrase Anda dengan aman, karena ini penting untuk melindungi aset kripto Anda.

Langkah 3 – Menginstal Perangkat Lunak Mining Bitcoin

Cara mining Bitcoin berikutnya adalah memilih perangkat lunak yang sesuai dengan pool yang Anda pilih. Sebagai contoh, CGMiner adalah perangkat lunak open-source yang memungkinkan Anda mengoptimalkan pengaturan sesuai dengan perangkat keras yang digunakan.

Dengan CGMiner, Anda dapat terhubung ke pool yang diinginkan dan menambahkan alamat wallet Bitcoin Anda untuk menerima hasil tambang.

Beberapa perangkat lunak mining Bitcoin yang umum digunakan antara lain:

  • Open-Source: CGMiner, MultiMiner (GUI), BFGMiner
  • Komersial: Awesome Miner, Hiveon App atau HiveOS

Aplikasi berbayar biasanya menawarkan fitur manajemen tambahan, yang bermanfaat jika Anda menjalankan beberapa rig mining.

Langkah 4 – Memilih Pool Mining Bitcoin

Cara mining Bitcoin selanjutnya adalah memilih pool mining yang tepat. Pool mining menggabungkan kekuatan hash dari banyak penambang, meningkatkan peluang untuk menemukan blok dan mendapatkan hadiah.

Setiap pool memiliki tipe reward dan biaya yang berbeda, jadi penting untuk memilih pool yang sesuai dengan preferensi Anda. Berikut adalah beberapa jenis reward pool yang umum digunakan:

  • PPLNS (Pay Per Last N Shares): Membayar berdasarkan kontribusi share terakhir.
  • PPS (Pay Per Share): Membayar sejumlah BTC tetap untuk setiap share yang berhasil diajukan.
  • FPPS (Full Pay Per Share): Membagikan sebagian hadiah blok tetap dan juga biaya transaksi.

Beberapa pool populer yang bisa Anda pertimbangkan adalah:

  • AntPool (PPLNS & PPS)
  • F2Pool (PPS+)
  • BTC.com (FPPS)

Perlu dicatat, biaya pool dapat mencapai 4%, tergantung pada layanan yang Anda pilih.

Langkah 5 – Mengonfigurasi Perangkat Lunak Mining

Setelah memilih pool, langkah berikutnya dalam cara mining Bitcoin adalah mengonfigurasi perangkat lunak mining Anda. Untuk melakukannya, Anda akan memerlukan informasi berikut:

  • Algoritma mining yang digunakan
  • Alamat server pool
  • Nomor port (tergantung pada hash rate yang Anda pilih)
  • Alamat wallet untuk menerima pembayaran

Sebagai contoh, jika Anda menggunakan perangkat lunak CGMiner, perintah pengaturan dasar yang bisa digunakan adalah sebagai berikut:

Hash - Cara mining Bitcoin

Perlu dicatat bahwa beberapa pool, seperti BTC.com, mengharuskan Anda mendaftar terlebih dahulu sebelum bisa memulai proses mining.

Langkah 6 – Memulai Penambangan

Setelah mengonfigurasi perangkat lunak mining, Anda sudah siap untuk mulai menambang. Langkah berikutnya dalam cara mining Bitcoin adalah memantau statistik perangkat lunak mining Anda untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

Periksa apakah ada pesan kesalahan atau notifikasi sukses. Jika ada kesalahan dalam konfigurasi, Anda mungkin hanya akan menghabiskan listrik tanpa mendapatkan hasil apapun.

Anda juga dapat memeriksa dashboard di sebagian besar pool untuk melihat kontribusi hash rate Anda dan perkiraan penghasilan. Catat hasil penambangan Anda dan nilai reward yang Anda peroleh pada saat itu.

Sebagai catatan, penghasilan dari penambangan Bitcoin dapat dikenakan pajak di beberapa negara, seperti di AS. Nilai reward yang Anda terima dalam USD akan menjadi dasar perhitungan capital gain (atau capital loss) di masa depan.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda akan lebih siap untuk memulai perjalanan Anda dalam cara mining Bitcoin dan berpotensi meraih keuntungan dari investasi di dunia cryptocurrency.

Kelebihan dan Kekurangan Menambang Bitcoin


Sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam perangkat keras untuk mining Bitcoin, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu mining Bitcoin. Dengan mengetahui proses dasar dan tujuan dari penambangan ini, Anda bisa lebih bijak dalam menilai keuntungan dan tantangan yang ada.

Lakukan riset mendalam mengenai kelebihan dan kekurangan cara mining Bitcoin, agar Anda bisa mempersiapkan diri dengan baik dan membuat keputusan yang tepat. Berikut ini adalah beberapa kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam menambang Bitcoin:

Kelebihan

  • Mendukung Keamanan Jaringan Bitcoin
  • Mendorong Desentralisasi
  • Potensi Keuntungan Jangka Panjang
  • Sumber Pendapatan Tambahan

Kekurangan

  • Risiko Volatilitas Pasar
  • Biaya Listrik dan Perangkat Keras
  • Potensi Beban Pajak
  • Kebisingan dan Panas

Dengan memahami kelebihan dan kekurangan dari cara mining Bitcoin, Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak sebelum memulai proses penambangan. Persiapkan strategi yang matang, mulai dari memilih perangkat keras yang tepat hingga memperhitungkan biaya operasional, agar mining Bitcoin dapat menjadi cara investasi kripto yang menguntungkan bagi Anda.

Bagaimana Cara Kerja Mining Bitcoin di Cloud?


Cara mining Bitcoin melalui cloud mining bekerja dengan prinsip yang mirip dengan layanan komputasi lainnya, yaitu menggunakan perangkat keras milik pihak ketiga. Pada cloud mining, platform yang Anda pilih akan menyediakan dan memelihara perangkat keras, sementara Anda menyewa daya komputasi dengan membayar biaya tertentu.

Ada dua model utama dalam cloud mining yang perlu Anda ketahui:

  • Hosted Mining – Dalam model ini, Anda menyewa satu rig mining penuh dari penyedia layanan, biasanya berupa mining farm. Penyedia bertanggung jawab atas kepemilikan dan pemeliharaan perangkat keras yang digunakan.
  • Leased Hash Power – Pada model leased hash power, Anda berbagi daya hash dari satu atau lebih rig yang dikelola oleh penyedia jarak jauh. Daya hash ini berasal dari mesin yang memiliki kapasitas cadangan untuk digunakan dalam penambangan.

Cloud mining menawarkan keuntungan, terutama dalam hal kemudahan administrasi. Anda tidak perlu repot dengan pemasangan atau perawatan perangkat keras, karena semua investasi perangkat keras ditanggung penyedia.

Namun, dalam cara mining Bitcoin melalui cloud mining, ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan. Biaya layanan dapat mengurangi pendapatan, bahkan menyebabkan kerugian jika tidak dihitung dengan baik.

Selain itu, risiko penipuan juga tinggi, dengan beberapa perusahaan yang mungkin tiba-tiba menghilang. Oleh karena itu, penting untuk memilih penyedia layanan yang terpercaya dan melakukan riset terlebih dahulu.

Dampak Mining Bitcoin terhadap Harga Bitcoin

Mining Bitcoin memiliki dampak yang relatif kecil terhadap harga BTC, kecuali untuk dua kekuatan pasar utama yang memiliki pengaruh berlawanan:

  • Penguatan Harga Bitcoin – Jaringan mining yang kuat mendukung nilai Bitcoin. Komunitas penambang yang terdesentralisasi menjadikan Bitcoin lebih menarik sebagai penyimpan nilai dan alat tukar.
  • Tekanan Penjualan – Untuk menutupi biaya perangkat keras, listrik, dan administrasi, penambang menjual BTC mereka. Hal ini dapat menciptakan tekanan penjualan yang memengaruhi harga pasar.

Faktor utama lainnya adalah nilai Bitcoin relatif terhadap biaya mining. Jika harga BTC turun, penambang yang sebelumnya menguntungkan dapat menjadi tidak menguntungkan. Dalam situasi ini, penambang mungkin menahan BTC mereka dan menggunakan cadangan atau pinjaman untuk membiayai operasional hingga harga pulih.

Alternatifnya, mereka mungkin menjual BTC dengan kerugian. Dengan memahami cara mining Bitcoin, termasuk opsi seperti cloud mining, Anda dapat menilai apakah ini adalah peluang investasi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi finansial Anda. Pastikan untuk melakukan riset dan analisis risiko secara menyeluruh sebelum memulai.

Resiko Menambang Bitcoin


Dilansir dari VOI, mining Bitcoin memberikan dampak signifikan, baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan. Aktivitas ini menawarkan berbagai manfaat, seperti mendukung desentralisasi jaringan dan membuka peluang untuk mendapatkan keuntungan.

Namun, di balik kelebihannya, Bitcoin mining juga memiliki sejumlah risiko yang penting untuk dipahami, baik oleh penambang maupun masyarakat luas. Berikut adalah beberapa risiko yang dapat timbul dari aktivitas menambang Bitcoin:

Konsumsi Listrik yang Tinggi

Menurut Warta Pendidikan Jogja, konsumsi energi global dari mining Bitcoin mencapai 127 terawatt-jam (TWh) per tahun, lebih tinggi dibandingkan konsumsi energi beberapa negara. Meskipun demikian, untuk konteks, industri perbankan global mengonsumsi energi hingga 56 kali lipat dari Bitcoin.

Bagi penambang individu, biaya listrik menjadi salah satu pengeluaran terbesar dalam operasional. Banyak perusahaan mining yang memindahkan rig mereka ke daerah dengan biaya energi lebih rendah atau ke tempat yang memiliki energi yang terbuang, sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal untuk cara mining Bitcoin ini.

Risiko Kerusakan pada GPU

Panas adalah tantangan utama dalam cara mining Bitcoin, karena aktivitas ini menghasilkan suhu tinggi yang dapat merusak perangkat keras. GPU dan motherboard rentan terhadap panas berlebih, yang dapat menurunkan kinerja atau bahkan menyebabkan kerusakan permanen.

Penggunaan intensif juga mempercepat penurunan usia perangkat, sehingga lebih sering membutuhkan penggantian dibandingkan penggunaan biasa.

Dilansir Suara.com, perangkat untuk mining Bitcoin memiliki umur pakai lebih pendek akibat tekanan tinggi selama proses mining. Oleh karena itu, sistem pendinginan yang efektif sangat penting untuk memperpanjang masa pakai perangkat.

Dampak Lingkungan

Cara mining Bitcoin tidak hanya menghasilkan panas di ruang server, tetapi juga dapat berdampak pada lingkungan. Menurut Binus University, mining Bitcoin menyumbang sekitar 0,2% dari emisi gas rumah kaca dunia.

Cara Mining Bitcoin

Sebagai perbandingan, sebelum Ethereum beralih dari konsensus proof-of-work ke proof-of-stake, konsumsi energinya mencapai 21 TWh/tahun, lebih tinggi dari penggunaan energi global Google. Setelah transisi, Ethereum hanya mengonsumsi 0,0026 TWh/tahun.

Meskipun lebih dari setengah aktivitas cara mining Bitcoin menggunakan energi terbarukan, kemungkinan besar Bitcoin tidak akan beralih ke sistem proof-of-stake dalam waktu dekat. Oleh karena itu, penambang perlu mempertimbangkan dampak lingkungan dari aktivitas mining mereka.

Penipuan dalam Bitcoin Mining

Industri cloud mining sering menjadi target penipuan. Beberapa penyedia layanan cloud mining menawarkan untuk menambang Bitcoin di server mereka, tetapi sering kali menyembunyikan biaya atau melebih-lebihkan potensi keuntungan. Dalam kasus yang lebih buruk, perusahaan tersebut mungkin tidak pernah ada atau tiba-tiba menghilang.

Sebagai contoh, pada tahun 2016, perusahaan cloud mining HashOcean lenyap begitu saja, menyebabkan kerugian bagi lebih dari 700.000 pengguna di seluruh dunia.

Memahami risiko adalah langkah penting dalam cara mining Bitcoin. Selain potensi keuntungan, Anda juga harus mempertimbangkan biaya listrik, risiko perangkat keras, dampak lingkungan, dan kemungkinan penipuan.

Apakah Mining Bitcoin Legal?


Mining Bitcoin legal di sebagian besar negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris. Namun, beberapa yurisdiksi lokal mungkin menerapkan pembatasan terkait penggunaan energi atau aturan tata ruang yang dapat memengaruhi lokasi tempat mining. Oleh karena itu, pastikan Anda memeriksa peraturan di pemerintah daerah, negara bagian, atau kantor regional setempat sebelum memulai aktivitas mining.

Apakah Saya Harus Membayar Pajak atas Bitcoin yang Saya Tambang?

Mining Bitcoin dapat menghasilkan keuntungan, namun di banyak negara, hasil dari aktivitas ini dikenakan pajak. Aturan pajak terkait cara mining Bitcoin dapat bervariasi tergantung pada lokasi tempat tinggal Anda.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, hasil dari mining Bitcoin dikenakan pajak dengan cara berikut:

  • Penghasilan: Hadiah atau imbalan dari mining dianggap sebagai penghasilan dan akan dikenakan pajak saat diterima.
  • Basis Biaya: Nilai Bitcoin dalam USD pada saat diterima akan menjadi dasar perhitungan keuntungan atau kerugian modal saat Bitcoin dijual atau diperdagangkan.
  • Pajak Keuntungan Modal: Jika Anda menjual Bitcoin dengan harga lebih tinggi daripada nilai awalnya, pajak keuntungan modal akan dikenakan.
  • Biaya Operasional: Jika Anda menambang sebagai hobi, biaya untuk perangkat mining dan listrik tidak dapat dikurangkan. Namun, jika Anda menjalankan mining sebagai bisnis, Anda dapat mengajukan pengurangan biaya operasional di formulir pajak. Perangkat keras mining mungkin perlu disusutkan sesuai dengan aturan pajak yang berlaku.

Apakah Mining Bitcoin Menguntungkan bagi Saya?

Jika Anda tertarik untuk mencoba cara mining Bitcoin, pendekatan jangka panjang adalah strategi yang bijaksana. Hal ini memungkinkan Anda untuk menghadapi fluktuasi harga pasar dengan lebih baik. Namun, untuk menjalankan strategi ini, Anda memerlukan modal yang cukup besar.

Hindari mining Bitcoin jika Anda membutuhkan hasilnya untuk memenuhi kebutuhan harian atau membayar tagihan bulanan. Banyak penambang yang berhasil menyimpan sebagian atau seluruh Bitcoin yang mereka hasilkan, dan mereka telah merasakan keuntungan yang signifikan.

Namun, perlu diingat bahwa mining Bitcoin memerlukan investasi awal yang cukup besar untuk perangkat keras, dan perangkat tersebut mungkin perlu diperbarui secara berkala agar tetap kompetitif.

Cara mining Bitcoin adalah aktivitas dengan biaya tinggi secara desain. Namun, bagi mereka yang berani mengambil risiko dan memiliki pandangan jangka panjang, mining Bitcoin bisa menjadi investasi yang menguntungkan sekaligus mendukung jaringan Bitcoin.

Kesimpulan


Mining Bitcoin menawarkan peluang keuntungan sambil mendukung jaringan blockchain. Cara mining Bitcoin dapat dilakukan dengan perangkat keras sendiri atau melalui layanan cloud mining, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangan. Aktivitas ini memerlukan pemahaman yang baik, strategi, dan modal yang cukup.

Namun, penambang harus mempertimbangkan tantangan seperti konsumsi energi tinggi, dampak lingkungan, risiko kerusakan perangkat, serta kemungkinan penipuan dalam cloud mining. Selain itu, hasil mining Bitcoin sering dikenakan pajak di banyak negara, sehingga penting untuk memahami peraturan lokal.

Bagi pemula yang ingin tahu cara mining Bitcoin, mempelajari dasar-dasar mining, melakukan riset, serta memahami biaya dan potensi keuntungan adalah langkah awal yang sangat penting.

Dengan strategi jangka panjang dan manajemen yang baik, mining Bitcoin bisa menjadi investasi crypto yang bagus untuk jangka panjang dan menguntungkan jika dilakukan dengan hati-hati dan perencanaan yang matang.

FAQs


Apa itu mining Bitcoin dan mengapa penting?

Bagaimana cara mining Bitcoin untuk pertama kali, apa langkah pertama yang harus saya lakukan?

Bagaimana cara kerja mining Bitcoin secara umum?

Bagaimana cara mining Bitcoin agar terhindar dari kerugian?

Apa perangkat keras terbaik agar cara mining crypto kita maksimal?

Manakah cara menambang Bitcoin yang baik, solo atau dengan pool?

Referensi

Mengenal Smart Contract dalam Blockchain – Penjelasan Sederhana Untuk Pemula

Dalam ekosistem blockchain, smart contract adalah perjanjian yang dapat diprogram dan secara otomatis dijalankan ketika kondisi tertentu terpenuhi. Kontrak ini dirancang untuk melaksanakan tindakan tertentu berdasarkan syarat yang telah disepakati, yang tertulis langsung dalam kode.

Smartcontract memungkinkan transaksi transparan tanpa perantara, mata uang resmi, atau istilah hukum yang rumit. Artikel ini akan menjelaskan apa itu smart contract, keunggulan, dan juga kekurangannya.

Apa Itu Smart Contract?


Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Nick Szabo pada tahun 1990-an. Menurut informasi yang kami dapatkan dari Binus, Smart contract adalah sebuah program yang disimpan dalam sebuah jaringan blockchain yang akan berjalan saat kondisi yang ditentukan sudah terpenuhi.

Smart Contract

Kontrak digital ini bekerja dengan teknologi blockchain. Smartcontract mengotomatiskan pelaksanaan kesepakatan dan menegakkan syarat-syaratnya tanpa memerlukan pihak ketiga.

Setelah diaktifkan, syarat-syarat kontrak tidak dapat diubah dan dapat dilacak oleh pihak-pihak yang terlibat maupun komunitas luas. Meskipun transaksi dilakukan secara anonim, kontrak ini akan tetap terlihat di blockchain, sehingga alamat transaksi biasanya dapat dilacak setelah kontrak tersebut diterapkan.

Dukungan Blockchain Terhadap Kontrak Pintar


Tidak semua blockchain mendukung kontrak pintar ini. Misalnya, Bitcoin menggunakan bahasa pemrograman “Script” yang fungsionalitasnya sengaja dibatasi dibandingkan dengan platform lain seperti Ethereum.

Ethereum adalah contoh smart contract blockchain pertama yang berhasil mengintegrasikan kontrak pintar dan memperkenalkannya ke penggunaan arus utama.

Berikut adalah daftar blockchain utama yang mendukung kontrak pintar:

  • Arbitrum
  • Avalanche
  • Base
  • BNB Chain
  • Ethereum
  • Solana
  • Polkadot

Contoh Penggunaan Smart Contract


Controh kontrak pintar ini misalnya pada layanan pinjam-meminjam (DeFi lending). Dalam DeFi lending, para trader kripto dapat meminjam atau meminjamkan cryptocurrency terbaik yang mereka miliki secara anonim.

Kontrak pintar ini akan memastikan pemberi pinjaman menerima bunga dan aset mereka dikembalikan pada akhir periode pinjaman tanpa perlu menggunakan perusahaan peminjaman. Contoh smart contract untuk proyek dengan tujuan seperti ini adalah Compound dan Uniswap.

Dengan fitur transparansi, otomatisasi, dan efisiensi, kontrak pintar telah membawa perubahan besar dalam dunia teknologi blockchain. Namun, pengguna tetap harus memahami kelebihan dan kekurangannya sebelum mengadopsi teknologi ini sepenuhnya.

Cara Kerja Kontrak Pintar?


Setelah memahami apa itu smart contract, mari kita bahas cara kerjanya dalam ekosistem blockchain. Proses ini dimulai dari pembuatan kontrak dengan menulis kode yang mencakup syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi sebelum kontrak dapat dijalankan.

Setelah syarat-syarat tersebut didefinisikan, kontrak pintar kemudian diimplementasikan ke blockchain. Jika syarat-syarat yang mengatur perjanjian terpenuhi, kontrak pintar akan menjalankan perintah secara otomatis dan disimpan di blockchain, di mana kontrak tersebut dapat dilacak.

Menurut Wonderverse Indonesia, cara kerjanya secara umum terdiri dari 3 tahap yaitu pengembangan, eksekusi dan keamanan. Namun untuk lebih jelasnya, kami akan menjabarkannya secara lebih rinci. Berikut adalah langkah dan proses cara kerja kontrak pintar ini.

1. Penulisan Kode

Langkah pertama adalah pengembang menulis syarat dan ketentuan kontrak dalam bentuk kode. Kode ini mencakup instruksi mengenai tindakan yang perlu dilakukan serta kondisi yang harus dipenuhi agar tindakan tersebut dijalankan. Logika ini sering kali disebut dengan istilah “jika/ketika…maka…” atau “if/when…then…”.

menulis Kode - Smart Contract

Kode dan syarat kontrak pintar biasanya ditulis menggunakan bahasa pemrograman seperti Solidity untuk platform Ethereum. Contoh sederhana: kontrak pintar dapat menetapkan bahwa pengembang akan menerima 1 ETH dari pihak lawan setelah mereka menyelesaikan dan mengirimkan produk perangkat lunak.

2. Implementasi Kontrak Pintar

Setelah kode selesai ditulis dan diverifikasi, kontrak pintar dapat diimplementasikan langsung ke jaringan blockchain, seperti Ethereum. Pada tahap ini, kontrak menjadi tidak dapat diubah dan tidak dapat dimanipulasi, sehingga memberikan jaminan transparansi bagi kedua belah pihak.

Deploy Smart contract

Inilah salah satu alasan utama mengapa smart contract populer, karena memberikan perlindungan kepada semua pihak yang terlibat tanpa memerlukan perantara hukum atau keuangan untuk mengawasi transaksi.

3. Eksekusi dan Pencatatan di Blockchain

Setelah diimplementasikan, kontrak pintar akan secara otomatis menjalankan tindakan yang telah ditentukan jika kondisi yang telah diprogram terpenuhi. Eksekusi ini akan dicatat di buku besar blockchain, memastikan transparansi dan imutabilitas data.

Setiap transaksi dan interaksi kontrak dapat dilihat oleh semua peserta dalam jaringan blockchain, sehingga menciptakan kepercayaan dan akuntabilitas. Sebagai contoh, sesuai dengan skenario sebelumnya, kontrak pintar akan menjalankan perintah otomatis ketika pengembang telah mengirimkan produk perangkat lunak yang telah selesai, dan pengembang akan menerima pembayaran 1 ETH secara langsung.

Dengan cara ini, kontrak pintar memadukan efisiensi, keamanan, dan kepercayaan, menjadikannya solusi yang ideal untuk berbagai jenis transaksi digital tanpa memerlukan perantara.

Kelebihan dan Kekurangan Smart Contract


Seperti yang terlihat di atas, ada berbagai keuntungan dari perjanjian yang dapat diprogram ini, termasuk transparansi, otomatisasi kontrak, dan kekekalan. Faktor-faktor ini membantu memberdayakan ekosistem DeFi dengan menyediakan infrastruktur untuk transaksi yang aman serta tata kelola tanpa memerlukan operator terpusat.

Kelebihan Smart Contract

Kelebihan Kontrak Pintar

Kontrak pintar pada dasarnya memberdayakan Web3 dengan memungkinkan para peserta merasa aman karena mengetahui bahwa ada struktur yang tersedia untuk mencegah rekanan mengeksploitasi ketentuan perjanjian. Mari kita lihat lebih dekat kelebihan kontrak pintar dalam kripto.

  • Otomatisasi Penuh
    Kontrak pintar mengotomatiskan pelaksanaan perjanjian, mengurangi kebutuhan akan intervensi manual, dan menyederhanakan proses. Hal ini mempercepat transaksi karena syarat-syarat kontrak diverifikasi secara otomatis, membuatnya lebih efisien.
  • Transparansi Penuh
    Semua transaksi yang dilakukan melalui kontrak pintar dapat dilacak di blockchain, meningkatkan kepercayaan dan akuntabilitas. Selain itu, sifat blockchain yang tidak dapat diubah memastikan bahwa syarat-syarat kontrak tidak dapat dimanipulasi.
  • Desentralisasi dan Interaksi Tanpa Kepercayaan (Trustlessness)
    Kontrak pintar beroperasi di aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan jaringan blockchain tanpa membutuhkan perantara. Dengan menghilangkan pihak ketiga, kontrak pintar memungkinkan interaksi yang aman antara pihak-pihak yang tidak saling mengenal, seperti dalam platform P2P (peer-to-peer) atau pinjaman terdesentralisasi.
  • Dukungan untuk Ekosistem Web3
    Kontrak pintar memungkinkan partisipan merasa aman karena perjanjian telah diatur dengan struktur yang menghindari eksploitasi oleh pihak lain, menjadikannya komponen penting dalam ekosistem Web3.

Kekurangan Kontrak Pintar

Walaupun kontrak pintar ini memiliki kelebihan namun mereka juga memiliki kekurangan. Sifat dari smart contract adalah kompleks, yang berarti hanya pengguna yang berpengalaman yang dapat mengambil bagian.

Selain itu, jika terjadi kesalahan, tidak mungkin untuk mengubah atau mengganti kondisi kontrak. Jadi, terlepas dari sisi positif dan manfaatnya bagi ekosistem, hal ini juga memiliki kekurangan, terutama bagi para pemula. Berikut ini adalah beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan.

  • Kompleksitas Tinggi
    Salah satu kekurangan utama adalah sifatnya yang rumit. Penulisan dan implementasi kontrak pintar memerlukan keahlian teknis dan pemrograman. Hal ini membuatnya sulit diakses oleh pengguna tanpa latar belakang teknologi.
  • Tidak Dapat Diubah (Kesalahan Sulit Diperbaiki)
    Setelah kontrak pintar diimplementasikan, kondisinya tidak dapat diubah. Jika terjadi kesalahan dalam kode, sulit untuk memperbaikinya. Hal ini menjadi tantangan besar bagi pengembang, terutama bagi pemula yang mungkin tidak berpengalaman.
  • Rentan terhadap Peretasan dan Eksploitasi
    Kode kontrak pintar bisa mengandung kerentanan yang dapat dieksploitasi oleh peretas, mengakibatkan potensi kerugian finansial. Contohnya, pada Juli 2023, peretas mencuri $24 juta dari kolam likuiditas Curve DeFi dengan memanfaatkan celah keamanan.

Jenis-Jenis Kontrak Smart Contract


Smart contract blockchain adalah salah satu bukti kemajuan teknologi yang tidak bisa diabaikan. Ada berbagai jenis kontrak pintar, masing-masing dirancang untuk kebutuhan dan penggunaan tertentu di blockchain. Berikut penjelasan jenis-jenis kontrak pintar beserta contoh penerapan dunia nyata:

1. Kontrak Keuangan – Pinjam Meminjam

Kontrak keuangan memungkinkan aktivitas pinjaman dan peminjaman tanpa perantara. Kontrak ini mengotomatisasi proses pinjaman, seperti perhitungan bunga, pengelolaan jaminan, dan syarat pengembalian.

Kontrak Keuangan

Contoh:
Compound Finance adalah protokol pinjaman terdesentralisasi di jaringan Ethereum. Platform ini memungkinkan pengguna meminjam atau meminjamkan berbagai cryptocurrency, menghasilkan bunga atau membayarnya berdasarkan permintaan pasar. Tim Compound juga mengembangkan proyek yang menghubungkan DeFi dengan keuangan tradisional.

2. Kontrak Tokenisasi – Representasi Aset di Blockchain

Kontrak tokenisasi merepresentasikan aset fisik atau digital dalam bentuk token di blockchain, sehingga aset tersebut dapat diperdagangkan dan diakses di platform blockchain.

Tether - Smart Contract

Contoh:
Tether (USDT) adalah stablecoin yang membawa likuiditas ke ekosistem crypto dengan mengikat nilainya ke dolar AS. Tether diterbitkan di berbagai jaringan blockchain, menyediakan representasi digital dari mata uang fiat.

3. Kontrak Rantai Pasok – Pelacakan Produk

Kontrak ini memungkinkan pelacakan produk secara transparan di seluruh proses rantai pasok. Informasi seperti asal produk, proses manufaktur, pengiriman, dan detail pengiriman dicatat di blockchain.

Contoh:
VeChain (VET) adalah platform blockchain yang berfokus pada manajemen rantai pasok. Teknologi VeChain membantu bisnis melacak dan mengautentikasi produk, memastikan kontrol kualitas, dan mencegah pemalsuan.

4. Kontrak DeFi (Decentralized Finance)

Kontrak DeFi mendukung layanan keuangan tanpa perantara tradisional. Kontrak ini digunakan untuk aktivitas seperti perdagangan, pinjaman, peminjaman, dan yield farming.

DeFi - Smart Contract

Contoh:
Uniswap, sebuah pertukaran terdesentralisasi (DEX), memungkinkan pengguna menukar berbagai token ERC-20 langsung dari dompet mereka tanpa memerlukan pertukaran terpusat. Platform ini menunjukkan potensi DeFi dalam menciptakan interaksi keuangan yang langsung dan otonom.

5. Kontrak Tata Kelola – Manajemen Organisasi

Kontrak tata kelola digunakan untuk mengelola proses pengambilan keputusan dalam organisasi terdesentralisasi (DAO). Kontrak ini mengatur aturan untuk pemungutan suara, pengajuan proposal, dan pembaruan protokol.

Contoh:
MakerDAO, platform pinjaman terdesentralisasi sekaligus penerbit stablecoin, menggunakan kontrak tata kelola. Pemegang token MKR dapat memberikan suara pada parameter sistem dan perubahan kebijakan.

Cara Membuat Smart Contract Tanpa Kode


Meskipun sebagian besar kontrak pintar dibuat menggunakan kode, beberapa platform menyediakan alternatif untuk pengguna tanpa keahlian pemrograman:

  • Platform
    Beberapa platform menyediakan antarmuka yang mudah digunakan untuk membuat kontrak pintar. Fitur seperti template dan solusi drag-and-drop memungkinkan pengguna mendesain serta menerapkan kontrak dengan mudah. Contohnya adalah Remix IDE Ethereum.
  • Generator
    Dengan generator kontrak pintar, pengguna cukup memasukkan spesifikasi seperti detail token, syarat kontrak, dan kebutuhan fungsional. Generator ini akan menghasilkan kode kontrak pintar yang sesuai.

Kesimpulan


Smartcontract atau kontrak pintar adalah inovasi teknologi blockchain yang memungkinkan pelaksanaan perjanjian secara otomatis tanpa perantara. Dengan fitur seperti transparansi, otomatisasi, dan efisiensi, smart contract telah menjadi komponen penting dalam ekosistem blockchain, terutama dalam aplikasi seperti DeFi, tokenisasi, dan pengelolaan rantai pasok.

Meskipun menawarkan manfaat besar, kompleksitasnya menjadikannya kurang ramah bagi pengguna tanpa latar belakang teknis. Namun, ada tantangan seperti risiko peretasan dan kesulitan memperbaiki kesalahan setelah kontrak diterapkan.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna untuk memahami kelebihan dan kekurangannya sebelum mengadopsi teknologi ini. Dengan dukungan platform blockchain utama seperti Ethereum, kontrak pintar terus mendorong transformasi dalam berbagai sektor, dari keuangan hingga tata kelola organisasi.

FAQs


Apa itu smart contract?

Apa keunggulan utama kontrak pintar?

Apa kekurangan dari kontrak pintar?

Apa contoh penerapan kontrak pintar?

Referensi

Apa Itu Spot Trading dalam Kripto?

Banyak orang memulai investasi kripto mereka dengan perdagangan spot, bukan perdagangan lanjutan seperti futures. Namun, apa itu spot trading dan apa bedanya dengan perdagangan berjangka atau opsi?

Disadur dari Warta Ekonomi, trading spot adalah perdagangan yang terjadi dengan mengacu pada harga aset saat ini, apapun jenis asetnya. Di samping itu, spot trading adalah pengiriman instan, yang berbeda dengan jenis perdagangan lanjutan seperti futures dan opsi.

Untuk dapat lebih memahami tentang apa itu spot trading dan cara kerja trading spot kripto, baca artikel ini sampai akhir.

Penjelasan Spot Trading dalam Kripto


Berdasarkan pengertian tentang apa itu spot di atas, maka trading spot kripto dapat diartikan membeli atau menjual mata uang kripto dengan mata uang kripto lain atau fiat tradisional dengan harga aset saat transaksi terjadi.

Perdagangan aset digital di pasar spot menyiratkan pengiriman instan, pertukaran langsung antar aset dengan harga pasar saat ini.

Umumnya, spot trading terjadi di bursa seperti Coinbase, MEXC, atau Binance, yang menawarkan cara mudah untuk membeli maupun menjual cryptocurrency terbaik. Namun, di luar widget pembelian cepat tersebut, ada pasar yang lebih kompleks sedang berlangsung.

Binance - Apa itu spot trading

Dalam perdagangan spot kripto, orang membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya menggunakan fiat tradisional seperti USD atau IDR. Sebaliknya, mereka juga bisa menjual Bitcoin atau mata uang kripto lain untuk mendapatkan fiat juga dapat disebut perdagangan spot.

Kunci bagi transaksi jual dan beli dalam kripto menjadi perdagangan spot adalah pembelian maupun penjualan aset riil dilakukan dengan penyerahan pada saat itu juga.

Bagaimana Cara Kerja Trading Spot di Kripto?


Ada banyak mekanisme yang bekerja di balik widget perdagangan yang sederhana. Apabila Anda menggunakan platform trading yang canggih, Anda dapat melihat bagaimana mekanisme ini bekerja.

Buku order - apa itu spot trading

Disadur dari IDN Times, trading spot adalah perdagangan yang menggunakan buku order. Buku order berisi daftar terbuka untuk order beli atau jual yang terjadi di bursa.

Buku order mencantumkan limit order, yang merupakan order beli atau jual dengan harga tetap untuk pasangan perdagangan tertentu. Perdagangan yang ditampilkan di bagian atas adalah limit order jual, sedangkan bagian bawah buku order menampilkan limit order beli.

Kami telah membuat contoh penggunaan limit order beli dengan harga yang ditetapkan 1% di bawah harga pasar saat ini. Order ini akan dieksekusi apabila harga Bitcoin turun 1% dan trader menawarkan Bitcoin yang cukup pada harga tersebut untuk memenuhi order.

Atau, apabila seseorang menjual dengan order pasar (market order) dan pasar telah mencapai harga limit order, maka limit order ini akan mengeksekusi order jual pasar.

Apa yang dimaksud spot trading

Antarmuka perdagangan sederhana mengabstraksi mekanisme buku order ini, menyediakan antarmuka titik-dan-klik yang mudah digunakan untuk membeli atau menjual. Namun, perdagangan sederhana ini kerap kali membebankan biaya yang lebih mahal karena dua alasan.

Biaya trading biasanya lebih tinggi dan biasanya menggunakan “spread”. Ini merupakan markup harga internal yang memungkinkan bursa mengunci harga yang telah ditentukan untuk trading Anda.

Apa Itu Spot Trading Kripto dengan Margin?

Beberapa exchange crypto terbaik seperti MEXC dan Binance menawarkan perdagangan margin. Dalam perdagangan margin, Anda menggunakan aset Anda sebagai jenis jaminan yang disebut margin dengan tujuan meminjam dana untuk perdagangan.

Sebagai contoh, MEXC mendukung perdagangan margin 5x untuk pedagang yang memenuhi syarat di beberapa negara. Dengan perdagangan margin 5x, Anda dapat mengontrol hingga $500 dengan margin $100.

Namun, apabila perdagangan tersebut merugi 20% (dalam contoh ini), maka margin yang Anda gunakan sebagai jaminan akan dijual untuk menutupi kerugian perdagangan.

Kendati margin bukan perdagangan derivatif, margin tidak seperti yang dipikirkan kebanyakan orang mengenai spot trading.

Buku Order vs OTC: Jenis-jenis Pasar Spot Kripto

Dalam kebanyakan kasus, apabila Anda menggunakan bursa terpusat seperti MEXC atau Binance untuk spot trade, Anda akan melakukan perdagangan tersebut dengan bantuan buku order.

Kami telah menjelaskan struktur ini sebelumnya: Limit order beli dan jual mengisi buku order untuk menyediakan likuiditas perdagangan.

Namun, Anda juga dapat melakukan jual-beli di luar bursa atau yang biasa disebut dengan over-the-counter (OTC). Dalam perdagangan OTC, penjualan tidak pernah muncul di dalam rekaman transaksi. Perdagangan OTC terjadi ketika dua pihak menyetujui perdagangan pada harga tertentu.

OTC kerap digunakan sebagai metode perdagangan oleh institusi. Dengan demikian, mereka dapat memindahkan mata uang kripto dalam jumlah besar tanpa memengaruhi pergerakan harga.

Sebagai contoh, Alice ingin menjual 100 BTC dan Toni ingin membeli 100 BTC. Maka, kedua orang tersebut dapat menyelesaikan perdagangan di luar bursa.

Kendati demikian, beberapa bursa seperti Binance.us, melayani perdagangan OTC dalam jumlah menengah dan besar, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

OTC Binance - apa itu spot trading

Binance.us tidak menggunakan biaya perdagangan melainkan spread untuk memfasilitasi perdagangan OTC. Pembeli akan membayar sedikit lebih tinggi dari harga pasar dan penjual akan menerima sedikit lebih rendah dari harga pasar.

Perdagangan OTC juga kerap menggunakan perantara, seperti bursa atau broker, guna memastikan transaksi yang lebih aman.

Perbandingan Biaya Perdagangan Spot Kripto


Sebagian besar perdagangan buku order mengenakan biaya perdagangan, yang biasanya merupakan persentase kecil dari jumlah perdagangan yang dilakukan. Namun, beberapa platform menerapkan biaya tetap untuk perdagangan di bawah ambang batas tertentu.

Seperti yang diungkapkan sebelumnya, pasar spot adalah pasar perdagangan yang mengacu harga pada saat transaksi terjadi. Ini memungkinkan biaya perdagangan yang dapat berubah dengan cepat karena menggunakan persentase dari nilai perdagangan. Jadi, penting untuk mengetahui struktur biaya yang ditetapkan oleh bursa tempat Anda melakukan perdagangan.

Platform perdagangan sederhana kerap membebankan biaya perdagangan yang tinggi (dan juga spread). Sementara itu, platform perdagangan tingkat lanjut biasanya membebankan biaya yang lebih rendah, meskipun Anda akan menghadapi antarmuka yang lebih kompleks.

MEXC menjadi salah satu platform dengan biaya perdagangan yang rendah, hingga 0,0% untuk limit order dan 0,02% untuk order pasar.

  • Limit order juga disebut order maker karena order ini menyediakan likuiditas untuk pasar.
  • Order pasar juga disebut dengan order taker karena order ini mengambil likuiditas dari pasar.

Binance juga dikenal dengan biaya spot trade yang rendah. Biaya untuk Binance Advanced Trade mulai dari 0,1% untuk sebagian besar pasangan perdagangan. Bahkan, para trader juga bisa mendapatkan diskon biaya perdagangan berdasarkan volume perdagangan atau apabila menggunakan token BNB untuk membayar biaya perdagangan.

Spot trading - apa itu spot trading

Beberapa platform lain mengenakan biaya perdagangan lebih tinggi. Misalnya, Coinbase mengenakan biaya 0,60% untuk order maker dan 1,2% untuk order taker. Namun, sebagian besar platform tingkat lanjut menawarkan biaya lebih rendah berdasarkan volume perdagangan triling 30 hari, seperti yang ditunjukkan pada penjadwalan biaya Coinbase Advanced.

Trading fee - apa itu spot trading

Binance dan MEXC menjadi dua platform perdagangan dengan biaya perdagangan spot kripto yang paling rendah. Namun, akses ke dua platform ini mungkin dibatasi di beberapa negara.

Biaya Spot Trading di Beberapa Bursa Populer

Setelah mempelajari apa itu spot trading, pada bagian ini kita akan membandingkan biaya spot trade di beberapa bursa populer. Silakan simak informasinya pada tabel di bawah ini:

Exchange Biaya Maker Biaya Taker
MEXC $0,00 $0,02
OKX $0,08 $0,10
Binance $1,00 $1,00
Coinbase $0,60 $1,20
Kraken $0,25 $0,40

Sangat penting untuk mempertimbangkan biaya trading spot saat melakukan perdagangan kripto mengingat nilainya yang sangat fluktuatif. Platform dengan biaya yang lebih rendah mungkin tidak memiliki tingkat regulasi yang sama.

Kelebihan dan Kekurangan Spot Trading dalam Kripto

Trading kripto di semua jenis pasar sama-sama berisiko tinggi karena volatilitas aset kripto yang lebih tinggi dibanding aset lainnya. Di samping itu, potensi adanya perubahan regulasi di berbagai negara juga masih sangat mungkin terjadi.

Spot market adalah pasar yang lebih sering dipilih oleh trader kripto. Namun, jenis pasar ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan, terutama jika dibandingkan dengan jenis-jenis perdagangan lain seperti perdagangan berjangka.

Disadur dari Kompas.com, perdagangan berjangka mengacu pada kontrak pembelian atau penjualan yang merupakan spekulasi pada harga aset tertentu di masa depan.

Kontrak berjangka tradisional memiliki tanggal kadaluarsa yang mengharuskan penyerahan aset kripto. Sementara itu, kontrak berjangka abadi memungkinkan tidak adanya batas waktu dan biasanya disimpan dalam bentuk kripto atau stablecoin saat Anda menutup posisi.

Kita akan membahas kelebihan dan kekurangan perdagangan spot kripto, membandingkannya dengan kontrak seperti perdagangan berjangka dan opsi. Dengan demikian, wawasan Anda mengenai apa itu spot trading akan semakin meningkat.

Kelebihan Kekurangan
Tidak ada risiko likuiditas Mengurangi peluang profit tanpa leverage
Pengalaman trading yang lebih sederhana Biaya trading lebih tinggi
Ketersediaan widget “beli cepat” Short selling tidak tersedia untuk spot trading
Kripto yang dibeli dapat dimiliki seketika setelah transaksi selesai

Derivatif seperti kontrak berjangka memberi pilihan leverage yang lebih tinggi, bahkan bisa mencapai 125x. Kendati leverage memungkinkan Anda melipatgandakan keuntungan, kerugian lebih besar juga bisa dialami oleh trader. Dengan kata lain, perdagangan derivatif memiliki risiko lebih tinggi.

Spot trading menghilangkan risiko likuiditas ini dan menawarkan pengalaman trading tidak terlalu menegangkan. Saat trade selesai, Anda dapat langsung memiliki aset kripto yang dibeli.

Jenis Platform Spot Trading


Dalam artikel tentang apa itu spot trading ini, kami telah membahas perdagangan spot kripto di bursa terpusat (CEX), tempat sebagian besar trader memulai perdagangan kripto. Namun, ada cara lain yang dapat dilakukan untuk spot trading, termasuk bursa terdesentralisasi (DEX), perdagangan over-to-counter (OTC), dan perdagangan peer-to-peer (P2P).

  • CEX: Bursa terpusat atau tersentralisasi bertindak sebagai perantara yang memungkinkan trader membeli atau menjual mata uang kripto menggunakan mata uang fiat tradisional seperti USD atau mata uang kripto lainnya.
  • DEX: Bursa terdesentralisasi memfasilitasi perdagangan dengan kontrak pintar. Dilansir dari Bisnis.com, kontrak pintar adalah program komputer yang berjalan di blockchain menggunakan pernyataan bersyarat. Jika persyaratan tersebut terpenuhi, maka transaksi akan terjadi. DEX beroperasi menggunakan pool likuiditas, yang merupakan kumpulan token, dengan algoritma yang mengatur nilai tukar antar token-token di dalam pool tersebut. Uniswap menjadi DEX paling populer saat ini dengan transaksi kumulatif mendekati $1,8 triliun.
  • OTC: Perdagangan over-to-counter atau di luar bursa dilakukan secara langsung antara dua pihak yang terlibat, biasanya dilakukan oleh investor atau institusi besar.
  • P2P: Perdagangan peer-to-peer mengacu pada satu orang yang menjual atau membeli dari orang lain. Platform seperti Binance menawarkan perdagangan P2P dan beberapa aplikasi juga dapat membantu pembeli dan penjual menemukan peluang perdagangan.

Setiap jenis platform memiliki keunggulannya masing-masing, tergantung pada prioritas trading Anda. Sebagai contoh, DEX menawarkan akses ke token yang mungkin belum tersedia di bursa. Biaya perdagangan yang dikenakan juga mungkin lebih rendah dibanding bursa terpusat (CEX).

Perdagangan OTC dan P2P tidak dicatat dalam volume perdagangan bursa dan sama sekali tidak memengaruhi grafik harga. P2P telah menjadi jenis perdagangan yang populer bagi para trader yang menghargai privasi. P2P juga dipilih oleh mereka yang tinggal di wilayah yang membatasi perdagangan kripto. Dalam kedua kasus tersebut, spread menambah biaya perdagangan.

Cara Memulai Spot Trading di Kripto


Setelah mengetahui apa itu spot trading dalam kripto, sekarang saatnya untuk memulai perdagangan spot kripto Anda. Sebagian bursa kripto memiliki langkah-langkah yang serupa untuk memulai perdagangan spot. Kita akan menggunakan MEXC sebagai contoh dalam artikel ini.

mexc spot trading

  1. Kunjungi situs web resmi MEXC atau unduh aplikasi selulernya. Dalam contoh ini kami akan menggunakan aplikasi web.
  2. Pendaftaran akun memerlukan alamat email atau nomor telepon Anda. Anda juga bisa mendaftar menggunakan akun Google, Apple, Telegram, dan dompet MetaMask.
  3. Selesaikan teka-teki captcha untuk membuktikan bahwa Anda bukan robot.

Lengkapi formulir KYC (Know-Your-Customer). MEXC memerlukan verifikasi identitas untuk batas penarikan yang lebih tinggi. KYC primer di MEXC memerlukan kartu identitas yang dikeluarkan oleh pemerintah. Setelah verifikasi ini dilakukan, Anda dapat menarik hingga 80 BTC atau nilai yang setara dalam periode 24 jam.

Anda juga perlu mengamankan akun dari akses yang tidak sah. MEXC menawarkan aplikasi autentikatornya sendiri, memungkinkan Anda melihat kode autentikasi dengan aman di perangkat seluler. Aplikasi ini akan mencegah siapapun yang tidak memiliki kode tersebut dapat mengakses akun Anda.

Setelah Anda mendaftar, lakukan setoran menggunakan kripto yang sudah Anda miliki atau melalui penyedia pembayaran yang ditampilkan di bursa. MEXC juga mendukung setoran bank dari 170+ negara di seluruh dunia.

Cari mata uang kripto yang ingin Anda perdagangkan kemudian buat order. Anda dapat menemukan opsi perdagangan di bawah grafik. Anda juga dapat mempelajari cara untuk memulai perdagangan kripto pertama Anda dengan mengunjungi pusat pembelajaran MEXC.

cara spot trading

Setelah perdagangan Anda selesai di bursa terpusat seperti MEXC, pertimbangkan untuk menarik kripto Anda ke dompet kripto penyimpanan mandiri. Salah satu dompet yang dapat menjadi opsi terbaik Anda adalah Best Wallet.

Apakah Spot Trading Berisiko?


Spot trading adalah jenis perdagangan yang biasa dipilih oleh trader untuk berbagai kelas aset. Namun, spot trading kripto dianggap lebih berisiko dibandingkan investasi tradisional karena volatilitas harga kripto yang lebih tinggi. Sebanding dengan risikonya, perdagangan spot kripto juga dapat sangat menguntungkan bagi para trader.

Spot trading lebih cocok untuk mata uang kripto. Sebab, menurut CoinGecko, salah satu agregator kripto terkemuka, lebih dari separuh mata uang kripto mengalami kegagalan.

Perdagangan spot di bursa dianggap sebagai cara yang lebih aman untuk memperdagangkan mata uang kripto. Kurangnya ketergantungan pada leverage dan kemudahan navigasi membuat spot trade lebih aman dibanding derivatif seperti kontrak berjangka.

Berikut beberapa risiko yang perlu dicermati oleh Anda saat mempertimbangkan untuk melakukan spot trading dalam mata uang kripto:

Slippage

Slippage mengacu pada penerimaan nilai yang lebih kecil dari yang diharapkan dalam sebuah perdagangan. Anda dapat menghindari slippage dengan menggunakan limit order dan mengurangi slippage dengan memperdagangkan jumlah yang lebih kecil saat menggunakan market order.

Risiko Kontrak Pintar

DEX memungkinkan perdagangan tanpa perantara dengan memanfaatkan kontrak pintar (smart contract). Kendati DEX terbaik telah mendapatkan audit dan diuji beberapa kali, bursa terdesentralisasi yang kurang populer mungkin masih memiliki kerentanan.

Perdagangan Emosional

Menurut beberapa penelitian, mayoritas trader harian kehilangan uang mereka karena disebabkan perdagangan emosional. Oleh sebab itu, seperti disadur dari Suara.com, penting untuk mempelajari indikator teknikal dan mengembangkan strategi trading bagi mereka yang ingin melakukan day-trading.

Manipulasi Pasar

Pasar spot adalah jenis perdagangan kripto yang sangat mungkin diintimidasi oleh whale kripto atau bahkan ditipu oleh volume palsu. Ini juga biasa disebut dengan istilah wash trading.

Token Penipuan

Risiko lain yang mungkin dijumpai dalam perdagangan spot DEX adalah token penipuan. Beberapa token mungkin mengandung kode berbahaya yang dapat mencegah trader menjual token setelah melakukan pembelian. Ini merupakan salah satu jenis rug pulls kripto yang lebih berbahaya.

Kebangkrutan Bursa

Disadur dari Voi.id, sudah banyak terjadi kasus bursa kripto yang menghilang atau membekukan penarikan dari platform. Beberapa di antaranya bahkan membawa kabur uang para investor atau pengguna. Oleh sebab itu, selalu teliti bursa yang akan Anda gunakan dengan cermat sebelum melakukan deposit.

Selain itu, penting juga untuk selalu menarik dana kripto Anda ke wallet crypto terbaik setelah Anda melakukan pembelian.

Kesimpulan


Trading spot adalah membeli dan menjual mata uang kripto dengan harga pasar saat ini dan dengan penyerahan langsung. Limit order memungkinkan Anda trading di pasar spot secara presisi dengan menetapkan harga dan menunggu pasar datang kepada Anda.

Spot market adalah salah satu pasar yang paling sering digunakan oleh . Ada beberapa cara untuk melakukan spot trading dan yang paling populer adalah melalui bursa terpusat seperti MEXC, Binance, atau Coinbase. Pilihan lain yang bisa diambil adalah perdagangan DEX, OTC, dan P2P.

Namun, Anda perlu mempelajari cara kerja trading, apa itu spot, dan apa itu spot trading sebelum memulai perdagangan spot. Di samping itu, memahami berbagai indikator teknis serta menguji strategi juga sangat disarankan mengingat pasar spot adalah jenis pasar dengan risiko tinggi.

FAQs

Apa itu spot trading dalam mata uang kripto?

Spot trading adalah perdagangan yang dilakukan berdasarkan harga pada saat itu, baik transaksi beli maupun jual. Aset yang diperdagangkan juga harus diserahkan seketika setelah perdagangan selesai.

Apakah spot trading kripto berisiko?

Spot market adalah pasar paling aman untuk perdagangan kripto. Tapi, ada beberapa risiko yang mungkin dapat dialami, termasuk kerugian dalam jangka pendek mengingat harga kripto yang sangat fluktuatif. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa bursa tempat Anda berdagang memiliki reputasi baik dan terpercaya.

Apa itu spot trading dan bedanya dengan perdagangan margin dalam kripto?

Spot trading mengacu pada pembelian dan penjualan dengan cara paling langsung. Sebagai contoh, Anda menggunakan $100 USD untuk membeli Bitcoin dengan harga yang setara di pasar. Sebaliknya, perdagangan margin mengacu pada penggunaan aset Anda di bursa sebagai jaminan.

Dalam perdagangan margin, Anda meminjam dengan jaminan Anda untuk melakukan perdagangan yang lebih besar. Namun, jenis perdagangan ini memungkinkan Anda kehilangan seluruh investasi Anda, kecil kemungkinan Anda mengalami itu dengan perdagangan spot.

Apa platform terbaik untuk perdagangan spot mata uang kripto?

Bursa kripto seperti Binance, MEXC, OKX, dan Kraken sangat populer di kalangan trader. Selain menawarkan biaya perdagangan yang kompetitif, bursa tersebut juga memiliki antarmuka yang ramah pengguna.

Referensi

Mata Uang Kripto vs Uang Tunai: Apa Perbedaannya?

Mata uang kripto hadir seiring dengan perkembangan teknologi dan komputer. Mata uang ini juga dikenal sebagai mata uang digital karena tidak memiliki bentuk fisik namun tetap bisa digunakan baik untuk transaksi maupun untuk investasi. Meskipun tidak semua negara menerimanya sebagai alat tukar yang sah.

Dilansir dari Kompas, mata uang digital adalah sejenis mata uang elektronik dan tidak memiliki bentuk fisik. Di Indonesia, mata uang digital atau mata uang kripto belum bisa digunakan untuk melakukan transaksi, namun hanya dapat digunakan sebagai alat investasi saja. Meskipun saat ini pemerintah sedang mengembangkan rupiah digital untuk transaksi wholesales.

Dalam panduan ini, kita akan membandingkan mata uang kripto ke rupia dan membahas kelebihan serta kekurangannya. Serta bagaimana masa depan uang kripto di Indonesia. Mari kita telaah bagaimana keduanya bekerja dalam dunia nyata dan apa yang memberikan nilai pada masing-masing mata uang untuk transaksi.

Perbedaan Antara Mata Uang Kripto dan Uang Tunai

Cryptocurrency atau mata uang digital, dapat menawarkan perlindungan terhadap inflasi, meskipun hal ini tidak selalu terjadi dalam jangka pendek. Pemilihan cryptocurrency yang tepat, seperti Bitcoin atau Ethereum, yang memiliki pasokan terbatas, sering kali memberikan nilai penyimpanan terbaik dengan tingkat penerimaan yang lebih luas.

Di sisi lain, uang tunai memiliki keunggulan berupa penerimaan yang hampir universal dalam transaksi menggunakan mata uang lokal. Namun, semua mata uang fiat tradisional cenderung kehilangan nilai seiring waktu.

Namun dari segi manfaat, penggunaan uang tunai dalam bentuk kertas memberikan privasi lebih besar dibandingkan mata uang kripto, karena aktivitas Anda tidak bisa dilacak di blockchain dan relatif terlindungi dari pengumpulan data.

Mata uang kripto vs Tunai

Apa Itu Cryptocurrency?

Menurut Gramedia, cryptocurrency merujuk pada aset digital atau token yang disimpan dalam blockchain terdesentralisasi. Mata uang digital ini menggunakan kriptografi untuk mengamankan kunci pribadi yang mengendalikan aset digital di blockchain.

Setiap blok di dalam rantai terhubung dengan blok sebelumnya, menciptakan catatan transaksi yang sulit diubah dan tidak dapat dipalsukan. Konversi mata uang kripto ke rupiah juga dapat dilakukan dengan mudah, sehingga pemilik mata uang digital ini dapat mengetahui seberapa banyak aset yang mereka miliki.

Token crypto dapat dikirimkan ke dompet crypto lainnya, mirip dengan cara mengirimkan uang tunai kepada orang lain untuk membeli barang atau jasa, atau membagi tagihan di restoran favorit Anda.

Cryptocurrency terbaik sering kali memiliki pasokan maksimum yang tetap, menciptakan kelangkaan. Sebagai contoh, Bitcoin memiliki pasokan maksimum sebesar 21 juta bitcoin. Jaringan global operator node Bitcoin memastikan batasan ini tetap dipatuhi.

Secara teknis, pasokan Bitcoin bisa ditingkatkan melalui perubahan kode. Namun, dalam praktiknya, ini sangat tidak mungkin terjadi karena operator node yang memiliki Bitcoin akan bertindak melawan kepentingan mereka sendiri jika mereka setuju untuk meningkatkan pasokan melebihi batas tersebut.

Garis biru pada grafik di bawah ini menunjukkan pertumbuhan suplai yang stabil, dengan kurva yang mendatar ketika Bitcoin mendekati suplai maksimumnya.

Pertumbuhan Pasokan Bitcoin

Apa Itu Mata Uang Tradisional?

Menurut Wikipedia, mata uang fiat atau mata uang tradisional adalah mata uang yang sah merujuk pada uang tunai yang kita gunakan sehari-hari. Meskipun seringkali diakses secara digital, transaksi digital kita menggunakan kartu debit atau aplikasi pembayaran tetap didasarkan pada uang tunai fisik.

Uang rupiah digital pada saldo di e-wallet atau rekening bank online Anda dapat ditarik dalam bentuk uang tunai fisik. Istilah fiat berarti “berdasarkan dekrit”, yang menunjukkan bahwa uang fiat memiliki nilai karena pemerintah di seluruh dunia menetapkannya sebagai mata uang resmi.

Berbeda dengan mata uang kripto, sebagian besar mata uang fiat didukung oleh utang, yang berarti pasokan baru dihasilkan melalui pinjaman. Mata uang fiat tidak didukung oleh komoditas seperti emas, minyak, atau bahkan bitcoin. Ini membuat pasokan uang lebih elastis, meskipun lebih umum melihat pasokan mata uang tradisional meningkat daripada menyusut.

Perbedaan Utama Antara Mata Uang Kripto Vs Uang Tunai

Baik crypto maupun uang tunai bisa digunakan untuk transaksi. Konversi crypto ke rupiah juga bisa dilakukan secara instant melalui exchange crypto terbaik atau DEX. perbedaan utama antara cryptocurrency dan mata uang tradisional terletak pada karakteristik utama seperti sentralisasi dan transparansi.

Mari kita lihat beberapa perbedaan cryptocurrency dengan uang tunai.

Digital vs Fisik

Cryptocurrency sepenuhnya merupakan mata uang digital. Meskipun Anda mungkin menemukan beberapa bitcoin fisik di situs lelang atau sebagai barang koleksi, koin tersebut tetap terhubung dengan bitcoin yang disimpan secara digital di blockchain.

Anda tidak bisa memegang Bitcoin, Dogecoin, atau cryptocurrency lainnya secara fisik, meskipun konversi mata uang kripto ke rupiah bisa dilakukan. Dan Anda juga tidak bisa memberikannya secara langsung ke orang lain. Pendekatan ini berbeda dari yang biasa kita kenal, yaitu uang kertas dan koin fisik.

Sebaliknya, mata uang tradisional dapat dipegang atau diberikan secara fisik kepada orang lain sebagai hadiah, pinjaman, atau pembayaran. Kemampuan untuk menyentuh, memegang, dan mentransfer mata uang fisik telah menjadi salah satu ciri utama uang selama berabad-abad.

Terdesentralisasi vs Tersentralisasi

Perbedaan utama lainnya antara cryptocurrency dan mata uang tradisional adalah bagaimana keduanya dikelola dan didistribusikan. Sebagian besar cryptocurrency yang mapan bersifat terdesentralisasi, artinya tidak ada individu atau kelompok yang memiliki kendali eksklusif atas protokolnya. Bahkan meme crypto sekalipun bersifat tersentralisasi.

Sebagai contoh, mata uang kripto seperti Bitcoin, meskipun ada sekelompok pengembang yang mengerjakan kode Bitcoin Core, keputusan mengenai versi kode yang digunakan ditentukan oleh operator node di seluruh dunia.

Proses penambangan yang memvalidasi transaksi di jaringan Bitcoin juga bersifat terdesentralisasi, dengan komunitas global yang berpartisipasi dalam konsensus Bitcoin. Sebaliknya, mata uang tradisional bersifat tersentralisasi. Kebijakan moneter ditentukan oleh pemerintah dan bank sentral, yang dapat memengaruhi ekonomi dan nilai nyata dari mata uang resmi.

Pandemi baru-baru ini memberikan contoh yang kuat. Ketika kekhawatiran kesehatan menyebar di seluruh dunia, pemerintah memberikan stimulus keuangan dengan meminjam dan membelanjakan uang. Efek samping dari tindakan ini muncul belakangan dalam bentuk kenaikan harga karena jumlah dolar yang lebih besar mengejar jumlah barang yang sama atau lebih sedikit.

Transparan vs Privat

Blockchain publik bersifat transparan. Semua transaksi dapat dilihat oleh publik, meskipun identitas kita di blockchain bersifat pseudonim. Penjelajah blockchain memungkinkan siapa pun melacak aliran cryptocurrency dan melihat alamat dompet yang terlibat dalam setiap transaksi.

Sebaliknya, mata uang tradisional umumnya bersifat privat. Tetangga Anda tidak akan tahu bagaimana Anda membelanjakan uang atau apa yang Anda beli kecuali diberitahu atau terlihat jelas, seperti mobil baru di garasi Anda. Namun, privasi ini terbatas ketika menggunakan uang elektronik untuk pembayaran.

Pedagang, institusi keuangan, dan pemerintah bisa melihat apa yang Anda beli dan dengan siapa Anda bertransaksi dalam banyak kasus. Oleh sebab itu, penggunaan uang kripto di Indonesia sebagai alat pembayaran tidak diperbolehkan, karena bisa digunakan untuk menghindari pajak atau pencucian uang.

Pasokan Algoritmis vs Dikelola Pemerintah

Mata uang kripto menggunakan berbagai mekanisme untuk mengelola pasokan. Dalam beberapa kasus, jumlah token yang dicetak bersifat tetap. Jika kontrak token tidak mendukung pencetakan tambahan, pasokannya dibatasi. Dalam kasus lain, algoritma atau dinamika pasar yang menentukan pasokan.

Sebagai contoh, ether (ETH), koin asli untuk blockchain Ethereum, menggunakan mekanisme dorong-tarik untuk menentukan pasokan. Protokol mencetak ether baru sebagai imbalan bagi mereka yang membantu memvalidasi transaksi dengan menjaminkan ETH mereka sebagai jaminan.

Namun, biaya dasar untuk jaringan, yang dibayar dalam bentuk ETH, secara otomatis dibakar dengan mengirimkannya ke alamat yang tidak dapat dipulihkan. Hasilnya adalah pasokan ETH yang relatif stabil.

Sebaliknya, permintaan pasar untuk pinjaman baru menentukan pasokan mata uang fiat, meskipun pemerintah bisa menggelembungkan pasokan dengan berbagai cara. Ini mencakup pinjaman dan pengeluaran yang berlebihan hingga devaluasi, yang membuat mata uang nasional hampir tidak bernilai.

Uang Zimbabwe - Mata uang kripto

Dilansir dari CNBC Indonesia, Zimbabwe telah mengalami krisis mata uang yang panjang, menyebabkan nilai mata uangnya jatuh drastis. Negara yang mengalami kesulitan finansial ini memperkenalkan mata uang baru pada April 2024 dalam upaya untuk menahan laju inflasi yang merajalela.

Kelebihan Mata Uang Kripto Dibandingkan Uang Tunai

Meskipun uang digital adalah uang yang tidak berwujud namun uang ini dibackup oleh fiat. Sedangkan crypto memiliki sifat tak berwujud membuat sulit dipahami bagi sebagian orang, ada beberapa keunggulan menarik dibandingkan dengan uang tunai. Keunggulan ini meliputi portabilitas, ketahanan terhadap inflasi, dan utilitas tambahan dalam banyak kasus.

Mari kita bahas lebih detail tentang kelebihan yang dimiliki mata uang kripto ini.

Aksesibilitas Global dan Tanpa Batas

Mengakses aset kripto Anda hanya memerlukan dompet kripto. Sebagian besar dompet kripto menggunakan frasa pemulihan atau seed phrase yang dapat digunakan untuk memulihkan dompet Anda. Banyak pemilik kripto menghafal frasa ini, memungkinkan mereka untuk membawa aset mereka ke mana saja di dunia tanpa mengungkapkan frasa pemulihan tersebut.

Selain itu, cryptocurrency mudah dikirim melintasi batas negara, Anda juga bisa melakukan konversi mata uang kripto ke rupiah jika ingin mengetahui seberapa banyak uang yang ingin Anda kirim. Konversi crypto ke rupiah ini bisa dilakukan secara manual berlandaskan harga crypto di DEX yang akan Anda gunakan.

Anda bisa mentransfer mata uang crypto hanya dengan menggunakan alamat dompet, Anda dapat mengirim kripto ke mana saja dan kapan saja di dunia ini. Banyak orang menggunakan kripto untuk mengirim uang kepada keluarga mereka di luar negeri. Selain cepat, biaya transaksi yang dikenakan juga sangat murah jika dibandingkan dengan wire transfer.

Ketahanan Terhadap Inflasi

Pasokan yang tetap atau dikendalikan secara algoritmis membuat mata uang kripto tahan terhadap inflasi, artinya pasokan cryptocurrency tidak bisa bertambah begitu saja dalam semalam. Namun, cryptocurrency tidak selalu menjadi lindung nilai terhadap inflasi dalam mata uang tradisional. Banyak aset kripto mengalami penurunan nilai setiap tahun.

Bahkan pemimpin pasar seperti Bitcoin mengalami penjualan besar-besaran selama pasar beruang kripto. Namun, beberapa orang menunjukkan korelasi antara pasokan uang dan harga Bitcoin, yang menunjukkan bahwa harga Bitcoin bergerak seiring dengan perubahan dalam pasokan uang M2.

Utilitas di Luar Transfer Nilai

Banyak cryptocurrency memberikan utilitas yang mendukung nilainya. Sebagai contoh, token Chainlink (LINK) digunakan untuk membayar oracle. Oracle Chainlink menyediakan data tepercaya dari luar blockchain, memungkinkan kontrak pintar menggunakan data tersebut sebagai kondisi.

Jika ini terjadi, maka lakukan itu. Utilitas tambahan ini membantu token LINK hampir menggandakan nilainya di paruh pertama 2024. Sebaliknya, nilai satu dolar tetap satu dolar, meskipun banyak barang dan jasa sekarang lebih mahal dalam dolar daripada sebelumnya.

Kekurangan Mata Uang Kripto Dibandingkan Uang Tunai

Cryptocurrency juga memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan uang tunai. Mata uang kripto bisa sulit digunakan, dan harganya sangat fluktuatif ketika diukur dalam mata uang tradisional seperti mata uang rupiah digital. Salah satu tips cara investasi kripto yang baik sebelum Anda memutuskan, Anda juga perlu mempertimbangkan kekurangannya, seperti:

Ketidakstabilan Harga

Mereka yang membeli Bitcoin pada akhir 2020 atau sebelumnya melihat keuntungan yang mengesankan ketika BTC melonjak hingga mencapai titik tertinggi sepanjang masa lebih dari $69.000 pada 2021. Namun, pada akhir 2022, harga Bitcoin turun menjadi $15.500. Tahun 2023 menandai pemulihan, mendorong Bitcoin ke rekor tertinggi baru pada 2024.

Fluktuasi ini membuat transaksi dalam Bitcoin atau cryptocurrency lainnya menjadi sulit. Karena volatilitasnya, banyak individu dan bisnis enggan menerima kripto untuk pembayaran.

Kompleksitas Teknis

Uang tunai atau uang elektronik sangat mudah digunakan. Anda cukup membuka dompet atau e-wallet dan membayar dengan jumlah uang yang tepat dan menerima kembalian yang dapat Anda gunakan di kemudian hari.

Sebaliknya, dompet kripto tidak berfungsi seperti dompet tradisional. Dompet kripto adalah aplikasi yang menyimpan kunci pribadi untuk mengontrol cryptocurrency Anda di blockchain. Anda harus “menandatangani” setiap transaksi dengan dompet Anda untuk membuktikan bahwa Anda memiliki kunci pribadi.

Banyak orang masih belum akrab dengan konsep dompet kripto, dan meskipun beberapa pengembang berupaya membuatnya lebih mudah digunakan, uang tunai tetap menjadi cara termudah untuk membayar.

Risiko Keamanan dan Penipuan yang Meningkat

Transaksi mata uang kripto tidak dapat dibatalkan, yang menciptakan lingkungan di mana penipuan sering terjadi. Sebagai perbandingan, transaksi elektronik yang dilakukan dalam mata uang tradisional sering kali dapat dibatalkan, dibalik, atau setidaknya diselidiki.

Sifat hampir anonim dari cryptocurrency sering kali membuat tidak mungkin melacak pelaku transaksi penipuan. Dompet kripto juga membawa risiko keamanan. Sebagian besar dompet menggunakan seed phrase, versi kunci pribadi yang dapat dibaca manusia.

Ketika kunci atau seed phrase ini hilang, kripto yang diamankan oleh dompet tersebut tidak dapat diakses. Salah satu penambang Bitcoin awal kehilangan kunci ke bitcoin-nya dengan nilai diperkirakan sekitar $500 juta.

Haruskah Anda Menggunakan Crypto atau Mata Uang Tradisional?

Keputusan untuk menggunakan mata uang kripto atau uang tunai bergantung pada situasi tertentu. Meskipun semakin banyak pedagang yang menerima pembayaran cryptocurrency, namun mereka harus melakukan konversi mata uang kripto ke rupiah kripto terlebih dahulu.

Selain itu, kripto masih belum diterima secara luas. Mari kita lihat beberapa alasan utama mengapa harus menggunakan kripto dan mengapa harus menggunakan uang tunai.

Alasan Utama Menggunakan Crypto

Meskipun crypto belum sempurna untuk setiap situasi, ada beberapa manfaat yang sering kali dijadikan sebagai alasan untuk menggunakan uang kripto di Indonesia daripada uang tunai.

  • Lindung Nilai Inflasi – Cryptocurrency utama seperti BTC dan ETH dianggap sebagai pelindung nilai terhadap inflasi karena pasokan mereka yang terbatas atau relatif stabil.
  • Privasi – Crypto memungkinkan orang bertransaksi menggunakan alamat dompet sebagai identitas mereka. Sementara uang tunai (dalam bentuk uang digital) menawarkan privasi serupa dan mungkin lebih, namun transaksi kartu debit mengungkapkan identitas Anda kepada banyak pihak.
  • Pembayaran Hemat Biaya – Beberapa blockchain kripto memungkinkan pembayaran antara alamat dompet hanya dengan biaya sebagian kecil dari satu sen.
  • Portabilitas – Crypto dapat dikirim ke mana saja di dunia, dan pemegang crypto dapat membawa tabungan mereka dengan menghafal seed phrase yang memungkinkan mereka memulihkan dompet kripto mereka.

Alasan Utama Menggunakan Mata Uang Tradisional

Meskipun mata uang kripto menawarkan banyak manfaat, uang tunai masih memegang peran penting dalam banyak situasi. Berikut adalah alasan utama menggunakan mata uang tradisional.

  • Diterima Secara Luas – Uang tunai memiliki keunggulan dibandingkan kripto karena mata uang lokal diterima oleh pedagang lokal. Sebagai perbandingan, relatif sedikit pedagang yang menerima cryptocurrency di sebagian besar wilayah dunia.
  • Privasi (Saat Menggunakan Uang Tunai) – Uang tunai memungkinkan transaksi pribadi yang tidak dapat dilacak di blockchain. Namun, kartu debit yang memungkinkan Anda mengakses uang tunai di rekening bank mengorbankan privasi ini demi kenyamanan.
  • Perlindungan Transaksi Elektronik – Kartu debit yang mengakses uang tunai di rekening bank menawarkan perlindungan terbatas terhadap transaksi yang curang. Sebagai contoh, bank Anda mungkin menolak transaksi yang mencurigakan.
  • Nilai yang Stabil – Harga crypto sering kali berfluktuasi drastis ketika diukur dalam mata uang tradisional seperti USD. Meskipun mata uang fiat biasanya kehilangan nilai seiring waktu, nilainya tetap lebih stabil secara komparatif.

Apakah Crypto Akan Menggantikan Mata Uang Tradisional?

Kemungkinan besar mata uang kripto tidak akan menggantikan mata uang tradisional dalam waktu dekat di sebagian besar wilayah dunia. Meskipun mata uang digital adalah salah satu bukti perkembangan di suatu negara. Namun, kita mungkin akan melihat adopsi crypto yang lebih meningkat dan lebih banyak pedagang yang bersedia membayar biaya transaksi untuk menerimanya.

Banyak penyedia pembayaran memungkinkan konversi crypto ke rupiah, yang menghilangkan banyak risiko harga yang terkait dengan penerimaan pembayaran kripto. Namun, crypto telah menjadi alternatif yang populer terhadap mata uang lokal di beberapa bagian dunia di mana inflasi tinggi.

Sebagai contoh, banyak orang di Argentina dan Turki beralih ke crypto sebagai alternatif yang lebih aman dibandingkan dengan mata uang tradisional yang nilainya menurun dengan cepat. Ketidakpastian regulasi masih membayangi pasar kripto, membatasi investasi di cryptocurrency.

Di AS, Securities and Exchange Commission (SEC) telah mengajukan tuntutan hukum terhadap bursa dan proyek kripto individu. Menurut Kabar Garut, SEC menuntut Ripple atas tuduhan penjualan sekuritas yang tidak terdaftar.

Namun, aset tertentu, seperti Bitcoin dan Ethereum, tampaknya mendapat lampu hijau, sebagaimana dibuktikan oleh persetujuan baru-baru ini terhadap ETF (exchange-traded funds) Bitcoin dan Ethereum.

Kesimpulan

Mata uang kripto dan uang tunai memiliki perbedaan mendasar dalam bentuk, sifat, dan penerimaan. Cryptocurrency, yang berbentuk digital, menawarkan kemudahan dalam transaksi global serta perlindungan terhadap inflasi, namun memiliki risiko fluktuasi harga dan kompleksitas teknis yang lebih tinggi.

Di sisi lain, uang tunai memiliki penerimaan yang lebih luas dan memberikan privasi lebih dalam transaksi, meskipun nilai fiat tradisional cenderung menurun seiring waktu. Dalam penggunaan sehari-hari, keputusan untuk memilih antara cryptocurrency atau uang tunai bergantung pada situasi dan kebutuhan.

Cryptocurrency memberikan keuntungan berupa biaya transaksi yang rendah dan portabilitas global, namun kurang diterima secara luas. Uang tunai tetap menjadi pilihan utama dalam transaksi lokal karena stabilitas dan penerimaannya yang hampir universal di berbagai negara.

FAQs

Apa perbedaan utama antara mata uang kripto dan uang tunai?

Mata uang kripto berbentuk digital dengan kemudahan transaksi global, sementara uang tunai bersifat fisik dan lebih diterima secara luas.

Apa keuntungan menggunakan cryptocurrency dibandingkan uang tunai?

Cryptocurrency menawarkan biaya transaksi rendah dan perlindungan terhadap inflasi, namun kurang diterima secara luas dibandingkan uang tunai.

Kapan sebaiknya menggunakan uang tunai daripada cryptocurrency?

Uang tunai lebih cocok untuk transaksi lokal karena penerimaannya yang hampir universal dan stabilitas nilainya.

Referensi

Apa Bitcoin ETF Itu?

ETF Bitcoin adalah sebuah exchange-traded fund (ETF), yaitu produk keuangan yang memberikan akses kepada investor untuk mengikuti pergerakan harga BTC tanpa perlu memiliki mata uang digital tersebut secara langsung.

Menurut Liputan6, ada 13 perusahaan manajemen aset yang mengajukan permohonan Bitcoin ETF BTC ke SEC dan akhirnya disetujuan pada awal tahun lalu. BTC ETF ini mengikuti kinerja kontrak berjangka, yang merupakan sekuritas investasi yang memungkinkan investor untuk berspekulasi pada harga aset di masa depan.

ETF crypto adalah kontrak berjangka yang merupakan perjanjian antara dua pihak untuk membeli atau menjual sejumlah BTC pada harga dan tanggal yang telah ditetapkan. Jenis kontrak ini membantu melindungi investor dari potensi fluktuasi harga yang dapat mempengaruhi mata uang kripto ini.

Cara Kerja Bitcoin ETF


ETF Bitcoin spot bekerja hampir sama dengan ETF tradisional. Perbedaan utamanya adalah ETF BTC terkait dengan kinerja kontrak berjangka BTC, sementara ETF tradisional terkait dengan saham atau obligasi.

Investor dapat memperdagangkan ETF crypto seperti Bitcoin di bursa saham seperti mereka memperdagangkan saham individu, dengan harga yang didasarkan pada kontrak berjangka BTC yang dimiliki. Dalam skenario ini, investor dapat membeli saham ETF Bitcoin, seperti halnya mereka membeli ETF dalam format tradisional.

Saat transaksi ini dilakukan, investor sebenarnya memiliki saham dalam dana profesional yang dikelola oleh sebuah perusahaan. Administrator perusahaan tersebut mengawasi aset dasar, termasuk kontrak berjangka Bitcoin. Selain itu mereka juga memastikan bahwa ETF Bitcoin spot tersebut mengikuti kinerja Bitcoin dengan cermat.

Jenis-jenis ETF Bitcoin


Setelah memahami apa itu ETF bitcoin, sekarang pembahasan kita beralih ke jenis-jenis ETF crypto khususnya BTC yang perlu diketahui oleh investor web 3.0 coin. Secara garis besar ada tiga jenis utama ETF BTC yang perlu Anda ketahui dan kami akan menjelaskannya satu per satu pada bagian berikut ini:

ETF Bitcoin Spot

Bagi Anda yang bertanya-tanya apa itu ETF crypto khususnya BTC spot, sebaiknya Anda perhatikan bagian penjelasan ini. ETF Bitcoin Spot adalah jenis exchange fund yang bertujuan untuk memberikan akses langsung kepada investor terhadap harga pasar Bitcoin saat ini.

Biasanya, ETF jenis ini memiliki BTC sebagai aset utama dan mencoba mengikuti harga mata uang tersebut secara real time dengan seakurat mungkin.

Physically-backed Bitcoin ETF

Physically-backed ETF Bitcoin adalah dana yang memiliki BTC fisik sebagai salah satu asetnya. Ini berarti administrator dana memiliki dan menyimpan cryptocurrency tersebut secara fisik.

Spot ETF dan Physically-backed ETF serupa, tetapi berbeda dalam tujuan utama. Spot ETF berfokus pada mengikuti harga mata uang, sementara Physically-backed ETF lebih menekankan pada penyelesaian fisik dan kepemilikan.

Futures BTC ETF

Ini adalah jenis ETF Bitcoin yang paling berbeda, karena tidak memegang BTC secara langsung. Futures BTC ETF bekerja melalui kontrak berjangka, memungkinkan investor berspekulasi mengenai harga BTC di masa depan.

Perbedaan utama antara Futures dan Spot ETF terletak pada karakteristik ini, di mana terdapat biaya terkait dengan perpanjangan atau penyelesaian kontrak berjangka. Bagi Anda yang tertarik dengan investasi crypto, jangan lupa baca artikel kami lainnya tentang crypto yang bagus untuk jangka panjang.

Sejarah Bitcoin ETF


Menurut Market Bisnis, BTC pertama kali diciptakan pada tahun 2009 dan populer di kalangan broker dan investor pada awal 2010-an, dan diskusi tentang kemungkinan adanya ETF crypto khususnya yang memegang Bitcoin mulai terjadi.

Ketika harga mata uang ini meningkat hingga ribuan dolar, beberapa investor kesulitan berinvestasi langsung. Jadi broker mulai merespons permintaan tersebut dengan mendefinisikan Exchange-Traded Fund.

Permohonan pertama ETF Bitcoin oleh Securities and Exchange Commission (SEC) dimulai pada 2013, dan ETF terkait BTC pertama yang resmi adalah Proshares Bitcoin Strategy ETF (BITO), yang menggunakan kontrak berjangka. SEC menyetujui dana ini pada Oktober 2021, dan ETF ini tercatat di Bursa Efek New York.

Namun, Spot ETF memiliki perjalanan yang berbeda di dalam SEC. Komisi menolak semua proposal hingga 2024, tetapi setelah perintah pengadilan yang dikeluarkan pada Agustus 2023, SEC diminta untuk mempertimbangkan kembali proposal tersebut. Hasilnya, pada 10 Januari 2024, sebelas jenis Spot BTC ETF disetujui dan mulai diperdagangkan.

Mengapa Bitcoin ETF Menarik bagi Investor?


Dilansir dari Tempo.co, salah satu dampak adanya ETF spot BTC adalah meningkatnya aliran dana ke pasar BTC. Investasi ini menawarkan beberapa keuntungan, terutama kemudahan untuk mengekspos investasi ke pasar kripto tanpa harus memiliki cryptocurrency itu sendiri.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa ETF untuk BTC menarik bagi sebagian investor:

  • Diversifikasi Portofolio – BTC ETF merupakan peluang bagus untuk memperluas kepemilikan dan menambah aset baru ke dalam portofolio investasi. Diversifikasi investasi dapat membantu mengurangi risiko dan meningkatkan peluang mendapatkan imbal hasil jangka panjang.
  • Akses Lebih Mudah – Karena ETF crypto khususnya Bitcoin ini diperdagangkan di bursa saham seperti saham individu, membeli dan menjual saham lebih mudah diakses oleh sebagian besar investor. Hal ini memungkinkan transaksi tanpa memerlukan keahlian teknis atau sumber daya yang cukup untuk berinvestasi langsung dalam BTC.
  • Dikelola oleh Profesional – Semua ETF yang tersedia untuk diperdagangkan dikelola oleh perusahaan dengan profesional yang terlatih untuk mengawasi aset dana dan mengikuti harga cryptocurrency dengan cermat. Ini dapat memberikan rasa aman dan kepercayaan lebih bagi investor dalam membuat keputusan investasi.

Cara Membeli Bitcoin ETF


Jika Anda ingin mulai berinvestasi dalam ETF khususnya Bitcoin, maka salah satu cara membeli ETF crypto adalah melalui broker. Anda juga bisa memanfaatkan jasa seorang penasihat keuangan jika menginkannya. Beberapa ETF diperdagangkan di bursa seperti NASDAQ dan New York Stock Exchange ARCA, dengan contoh seperti:

  • Proshares Bitcoin Strategy ETF (BITO)
  • Valkyrie Bitcoin and Ether Strategy ETF (BTF)
  • VanEck Bitcoin Strategy ETF (XBTF)
  • Global X Blockchain & Bitcoin Strategy ETF (BITS)

Anda juga bisa membelinya di exchange crypto terbaik, namun pastikan exchanger atau DEX tersebut mendukung aset yang ingin Anda beli.

Apakah ETF BTC Memengaruhi Harga Bitcoin?


Keberadaan Spot dan Futures Bitcoin ETF tidak secara langsung mempengaruhi harga mata uang, namun beberapa elemen bisa memengaruhi fluktuasi harga secara tidak langsung, misalnya:

  • Peningkatan Permintaan – Ketika investor tertarik dengan Spot ETF, permintaan terhadap BTC bisa meningkat, sehingga mendorong harganya naik.
  • Penerimaan Pasar – Semakin diterimanya BTC ETF di pasar, semakin besar legitimasi cryptocurrency ini, yang dapat meningkatkan kepercayaan investor dan menaikkan permintaan, serta harga.
  • Peningkatan Aktivitas Perdagangan – Karena ETF memudahkan akses ke cryptocurrency, paparan BTC yang lebih tinggi terhadap pedagang dan spekulasi dapat meningkatkan volatilitas harga.

Keterbatasan ETF Bitcoin


Meskipun ETF Bitcoin memiliki beberapa keunggulan yang dapat menarik investor ke dunia perdagangan kripto, terdapat pula beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan.

Berikut adalah beberapa keterbatasan signifikan dari ETF BTC spot:

  • Volatilitas Harga – Seperti aset lainnya yang melibatkan cryptocurrency, Bitcoin ETF juga rentan terhadap volatilitas harga dan pasar. Harga dapat berfluktuasi dalam jangka waktu yang lama, sehingga investor harus siap menghadapi naik turunnya nilai aset tersebut.
  • Tahap Awal Regulasi – Komisi yang bertanggung jawab atas regulasi dan audit BTC ETF masih berada pada tahap awal, sehingga ketidakpastian ini dapat mempengaruhi keputusan investasi.
  • Risiko Likuiditas – Meskipun ETF diperdagangkan seperti saham individu, menjual saham atau mengakses dana mungkin lebih rumit dibandingkan pasar tradisional.
  • Kepercayaan terhadap Manajemen – Ketika Anda membeli saham dalam bentuk Bitcoin ETF, Anda mempercayakan perusahaan untuk mengelola aset dana tersebut. Jika perusahaan pengelola tidak menjalankan tugasnya dengan baik, hal ini dapat mempengaruhi investor yang memiliki saham dalam dana tersebut.

Apakah Ada Jenis Crypto ETF Lain Selain BTC?


Selain Bitcoin, terdapat berbagai jenis produk yang diperdagangkan di bursa (ETP) di luar Amerika Serikat yang mencakup cryptocurrency lainnya. Beberapa ETF ini dirancang untuk memberikan akses kepada investor ke aset digital seperti Ethereum, Litecoin, dan aset kripto lainnya.

Tujuan utama dari ETF ini adalah untuk memudahkan investor dalam mendiversifikasi portofolio mereka tanpa harus langsung memiliki cryptocurrency tersebut. ETF cryptocurrency ini berfungsi dengan cara yang mirip dengan Bitcoin ETF, di mana investor dapat memperdagangkan saham di bursa tanpa perlu memahami aspek teknis dari kepemilikan atau penyimpanan cryptocurrency.

Hal ini merupakan salah satu cara investasi kripto yang dianggap lebih mudah dan dapat diakses oleh berbagai kalangan, termasuk investor pemula yang ingin merasakan potensi keuntungan dari pasar cryptocurrency.

Kesimpulan


ETF Bitcoin adalah produk keuangan yang memungkinkan investor mengikuti pergerakan harga BTC tanpa perlu memiliki mata uang tersebut secara langsung. Terdapat beberapa jenis ETF Bitcoin, seperti Spot ETF, Physically-backed ETF, dan Futures ETF, yang masing-masing menawarkan cara berbeda untuk berinvestasi dalam BTC.

ETF ini memberikan akses lebih mudah kepada investor, terutama dalam hal diversifikasi portofolio tanpa harus memiliki aset kripto secara langsung. Meskipun menawarkan berbagai keuntungan, Bitcoin ETF juga memiliki beberapa risiko, seperti volatilitas harga dan risiko likuiditas.

Selain itu, regulasi yang masih dalam tahap awal membuat ETF ini memiliki tingkat ketidakpastian yang perlu diperhatikan oleh para investor. Kendati demikian, ETF Bitcoin dan cryptocurrency lainnya menjadi instrumen investasi yang semakin menarik di pasar keuangan global.

FAQs

Apa itu Bitcoin ETF?

Bitcoin ETF adalah produk keuangan yang memungkinkan investor mengikuti pergerakan harga BTC tanpa perlu memiliki BTC secara langsung.

Apa keuntungan berinvestasi di ETF Bitcoin?

ETF Bitcoin memudahkan diversifikasi portofolio dan memberikan akses lebih mudah ke pasar kripto tanpa harus memiliki aset kripto secara langsung.

Apa risiko utama dari BTC ETF?

Risiko utama BTC ETF adalah volatilitas harga dan ketidakpastian regulasi yang masih dalam tahap awal.

Referensi

Apakah Mining Bitcoin Itu Sulit?

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan Bitcoin, salah satunya melalui mining Bitcoin. Namun sayangnya tidak semua orang bisa melakukannya, selain biaya yang diperlukan untuk membeli peralatan mining coin yang cukup mahal, biaya listrik juga menjadi salah satu pertimbangan.

Menurut Liputan6, El Salvador menjadi negara pertama yang meluncurkan lahan penambangan Bitcoin. Hal ini tentu tidak mengherankan, mengingat Nayib Bukele yang merupakan presiden El Salvador adalah penggemar berat Bitcoin. Bahkan Ia juga berencana menjadikan Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut.

Artikel ini akan membahas tentang apakah BTC mining itu sulit? Dan apa yang membuat miner Bitcoin tertarik dengan cryptocurrency terbaik ini meskipun ada jaringan lain dengan mekanisme proof-of-work (PoW) seperti Litecoin, Ethereum Classic, dan Kaspa yang juga menggunakan strategi serupa.

Seberapa Besar Tingkat Kesulitan dalam Mining Bitcoin?


Jaringan ini menawarkan imbalan mining Bitcoin untuk mendorong partisipasi penambang. Insentif ini meningkatkan persaingan, yang pada gilirannya meningkatkan hashrate. Penyesuaian tingkat kesulitan secara berkala memastikan jaringan tetap berjalan dengan stabil. Mari kita cari tahu lebih dalam bagaimana sistem ini berfungsi.

Kesulitan menambang Bitcoin diukur dari seberapa besar usaha yang dibutuhkan untuk menemukan nilai hash yang benar guna menambang blok Bitcoin baru. Pada blok 855.766 yang ditambang pada Agustus 2024, tingkat kesulitannya mencapai 90.666.502.495.565,78 (90 triliun).

Sebagai perbandingan, blok 100 yang ditambang pada Januari 2009 hanya memiliki tingkat kesulitan 1,00. Dengan hashrate jaringan saat ini, blok dengan kesulitan seperti blok 100 akan dapat ditambang secara instan.

Penyesuaian tingkat kesulitan menjaga produksi blok tetap sesuai dengan jadwal yang relatif tetap. Jaringan Bitcoin menargetkan waktu rata-rata 10 menit untuk setiap blok, artinya satu blok transaksi baru dalam mining Bitcoin dihasilkan setiap 10 menit.

Sistem Proof-of-Work


Jaringan proof-of-work seperti Bitcoin bergantung pada proses hashing, yang sederhananya mining bitcoin adalah proses tebak-tebakan sistematis. Para penambang bitcoin berusaha menemukan nilai hash terenkripsi yang memenuhi syarat untuk menambang blok baru dan menambahkan transaksi blok tersebut ke dalam blockchain.

Namun, saat jumlah penambang meningkat atau menurun, dan perangkat keras penambangan yang lebih efisien tersedia, hashrate jaringan juga berubah. Tanpa penyesuaian kesulitan, waktu penambangan blok juga beragam dan tidak teratur, dari hitungan milidetik hingga berminggu-minggu.

Hal ini akan membuat sistem uang elektronik peer-to-peer menjadi tidak dapat diandalkan, bertentangan dengan tujuan awal yang dijelaskan dalam whitepaper Bitcoin. Penemu Bitcoin, Satoshi Nakamoto, mengatasi masalah ini dengan menerapkan penyesuaian tingkat kesulitan Bitcoin.

Seiring berjalannya waktu, tingkat kesulitan akan disesuaikan sebagai respons terhadap perubahan hashrate jaringan, seperti yang terlihat dalam grafik kesulitan Bitcoin di bawah ini.Chart Bitcoin Difficuly

Cara Kerja Mining Bitcoin?


Untuk mempertahankan waktu rata-rata produksi blok selama 10 menit, jaringan Bitcoin secara otomatis menyesuaikan tingkat kesulitannya. Tingkat kesulitan ini dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat.

  • Tingkat Kesulitan Blok 100: 1,00
  • Tingkat Kesulitan Blok 855.766: 90.666.502.495.565,78

Orang yang mining Bitcoin menghasilkan hash untuk menemukan nilai yang memenuhi syarat agar dapat menambang blok baru. Hash adalah string alfanumerik yang dihasilkan secara algoritmis yang mewakili input atau beberapa input. Bitcoin menggunakan algoritma SHA-256 untuk menghasilkan hash.

Apa Itu Hash?

Hash adalah proses yang mengubah input besar atau kecil menjadi nilai dengan panjang tetap, di mana input yang sama akan selalu menghasilkan output yang sama. Contoh hash dalam mining crypto adalah sebagai berikut:

Input Hujan di Spanyol sebagian besar turun di dataran.
SHA-256 Hash 56dec51bfb831a1ce1104f05146db68812f8012e5eab71786a058c153004c311

Mari kita ubah satu karakter, mengganti titik dengan tanda seru.

Input Hujan di Spanyol sebagian besar turun di dataran!
SHA-256 Hash 0b651d9a32ff7bf5018ac54309ab83dc161009b21b9ba5e9b34017c4678a5be7

Dengan mengubah satu karakter saja, hash yang dihasilkan juga berubah. Penambang Bitcoin mencakup hash dari blok sebelumnya, data transaksi, dan nonce (angka yang hanya digunakan satu kali) untuk menghasilkan hash baru bagi blok tersebut.

Namun, jaringan juga menggunakan target kesulitan. Hash tersebut harus berada di bawah nilai target yang ditentukan oleh tingkat kesulitan.

Peran Nonce dalam Mining Bitcoin

Menurut Warta Ekonomi, nonce adalah sebuah angka yang hanya dapat digunakan sekali saja dalam proses mining Bitcoin dan bertujuan untuk mencapai hash yang diinginkan. Nonce bertambah setelah setiap percobaan yang gagal, dan kesulitan mengharuskan hash yang berhasil (yang menambang blok) berada di bawah nilai target.

Jika jumlah hash yang dihasilkan oleh jaringan penambangan global meningkat, Bitcoin meningkatkan kesulitan dengan meminta nilai hash yang lebih rendah. Berikut contoh perbandingan hash blok:

Blok Hash
100 000000007bc154e0fa7ea32218a72fe2c1bb9f86cf8c9ebf9a715ed27fdb229a
855.766 000000000000000000015546af5376863c5e8317b2721f0f3241384d093e0aba

Pada hash dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi, terlihat adanya lebih banyak angka nol di depan. Tingkat kesulitan yang lebih tinggi menetapkan target yang lebih rendah, sehingga jumlah hash yang dibutuhkan oleh jaringan untuk menemukan hash yang memenuhi syarat meningkat.

Konversi Hash ke Desimal

Konsep nilai hash yang lebih rendah menjadi lebih mudah dipahami ketika kita mengonversi nilai heksadesimal ke desimal:

  • Block 100: 13032943865131900238397527987929768584784318110615615145485021160090
  • Block 855,766: 127686552981723337823271230430478059444813902211058362

Tingkat kesulitan yang lebih tinggi dalam mining bitcoin adalah menemukan nilai hash yang lebih rendah agar memenuhi syarat, sehingga proses penambangan menjadi lebih sulit. Sebaliknya, jika hashrate jaringan menurun, tingkat kesulitan juga akan menyesuaikan dengan menaikkan target. Hal ini terjadi pada Juni 2024, ketika tingkat kesulitan Bitcoin turun hampir 8%

Bagaimana Cara Penyesuaian Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin?


Meskipun penambangan berlangsung terus-menerus dan hashrate berubah-ubah, Bitcoin menyesuaikan tingkat kesulitan pada interval yang tetap. Setiap 2.016 blok, jaringan mengevaluasi kembali kesulitan berdasarkan hashrate dan melakukan penyesuaian.

Kesulitan yang mungkin dihadapi oleh para miner Bitcoin bisa meningkat atau menurun, untuk menjaga rata-rata waktu penambangan satu blok setiap sepuluh menit. Ini setara dengan sekali penyesuaian setiap dua minggu.

Penyesuaian tingkat kesulitan dalam menambang Bitcoin ini akan dilihat ke belakang untuk menetapkan target ke depan.

Ini dimulai dengan formula yang mempertimbangkan waktu yang seharusnya dibutuhkan untuk menambang 2.016 blok, dengan waktu rata-rata 10 menit per blok. Hasilnya seharusnya adalah 20.160 menit. Namun, hasil aktual sering kali berbeda, sehingga diperlukan penyesuaian kesulitan.

Selanjutnya, jaringan membandingkan waktu aktual yang dibutuhkan untuk menambang 2.016 blok. Misalnya, waktu yang dibutuhkan adalah 18.000 menit.

  • 20.160 (waktu target) / 18.000 (waktu aktual) = 1,12

Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kesulitan 12% lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk mencapai rata-rata waktu 10 menit per blok.Selanjutnya, angka tersebut dikalikan dengan tingkat kesulitan saat ini untuk menetapkan tingkat kesulitan baru. Misalnya, jika kesulitan saat ini adalah 14.484,16 seperti pada blok 100.000:

  • 14,484.16 x 1.12 = 16222.2592

Setiap node di jaringan Bitcoin kemudian akan menetapkan tingkat kesulitan baru ke 16.222,26, menurunkan target hash. Hal ini membuat Bitcoin mining menjadi lebih sulit karena memerlukan lebih banyak hash untuk menemukan hash yang memenuhi syarat.

Namun, hal ini dapat menjaga jaringan tetap stabil dengan memproduksi blok setiap 10 menit berdasarkan hashrate untuk 2.016 blok sebelumnya. Berbagai jaringan proof-of-work mungkin menggunakan formula atau interval penyesuaian yang berbeda, tetapi skema serupa umum digunakan dalam protokol proof-of-work.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penyesuaian Kesulitan dalam BTC Mining


Beberapa faktor memengaruhi jumlah penyesuaian tingkat kesulitan dalam mining Bitcoin, seperti partisipasi penambang dan kemajuan perangkat keras yang digunakan, dan keduanya akan memengaruhi hashrate. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi cara kerja mining Bitcoin dan tingkat kesulitannya.

1. Total Hashrate Jaringan

Sama seperti web 3.0 coin lain yang bisa ditambang, total hashrate jaringan menentukan seberapa cepat jaringan menemukan blok Bitcoin baru. Hashrate adalah jumlah hash per detik. Jika hash yang dihasilkan miner Bitcoin tidak memenuhi syarat, penambang mencoba hash lain dengan nonce baru.

Grafik di bawah ini membandingkan hashrate dengan ukuran blok, yaitu jumlah data dalam sebuah blok. Data dalam blok langsung diubah menjadi nilai hash untuk keperluan penambangan. Namun, total hashrate jaringan, yang ditunjukkan dengan garis biru, menunjukkan tren yang naik tajam.Bitcoin Hash RateSelama penurunan besar hashrate, tingkat kesulitan Bitcoin mining akan menurun, seperti yang terjadi pada tahun 2021, menurut informasi dari CNN Indonesia, China melarang mining coin crypto. Penambang dari negara lain menggantikan kekurangan daya penambangan ini, sehingga hashrate global meningkat pada 2022 dan seterusnya.

2. Kemajuan Teknologi Perangkat Keras Penambangan

Peralatan awal yang digunakan saat mining crypto adalah CPU. Komputer dengan daya komputasi sederhana masih cukup kompetitif. Namun, seiring berkembangnya komunitas Bitcoin dan meningkatnya nilainya, perangkat keras penambangan semakin maju.

Banyak orang mining Bitcoin dengan menggunakan ASIC (Application-Specific Integrated Circuits) yang dirancang khusus untuk algoritma SHA-256, yang digunakan Bitcoin. Kemajuan teknologi ini, termasuk penggunaan GPU, FPGA, dan ASIC, meningkatkan hashrate jaringan dan, pada gilirannya, meningkatkan tingkat kesulitan dalam penambangan.

3. Tingkat Partisipasi Penambang

Selain perangkat keras yang lebih efisien, tingkat partisipasi penambang Bitcoin juga mempengaruhi hashrate. Banyak faktor yang mempengaruhi partisipasi penambang, terutama terkait dengan profitabilitas dan regulasi regional.

Ketika China melarang penambangan Bitcoin, hashrate global turun secara drastis.Tiga faktor utama ekonomi yang mempengaruhi partisipasi penambang saat mining Bitcoin adalah:

  • Harga Bitcoin: Penambang mendapatkan hadiah blok, termasuk Bitcoin yang baru ditambang dan biaya transaksi. Namun, harga Bitcoin yang fluktuatif bisa membuat penambangan tidak menguntungkan pada tingkat kesulitan yang tinggi.
  • Biaya Listrik: Penambangan Bitcoin membutuhkan banyak listrik, yang membuat biaya listrik menjadi faktor utama. Biaya listrik yang tinggi dapat membuat penambangan tidak menguntungkan.
  • Biaya Perangkat Keras: Dengan meningkatnya kebutuhan akan perangkat keras khusus, biaya dan umur perangkat menjadi pertimbangan penting.

Kapan Tingkat Kesulitan Mining Bitcoin Berubah?


Tingkat kesulitan Bitcoin mining berubah sekitar setiap dua minggu pada interval 2.016 blok. Namun, perubahan yang dramatis jarang terjadi.

Pada September 2017, tingkat kesulitan Bitcoin mencapai satu triliun untuk pertama kalinya, meningkat hingga lebih dari 1,4 triliun pada Oktober sebelum turun kembali menjadi 1,35 triliun. Setelah periode tersebut, penyesuaian kesulitan menunjukkan peningkatan yang stabil.

Pada kuartal keempat tahun 2018, tingkat kesulitan BTC mining turun dari hampir 7,5 triliun menjadi lebih dari 5,2 triliun. Penurunan yang lebih besar terjadi pada pertengahan 2021, ketika tingkat kesulitan hampir berkurang setengahnya antara Mei dan Juli.

Meskipun ada penurunan tersebut dan beberapa perubahan dramatis, tren keseluruhan tingkat kesulitan dalam mining coin ini tetap meningkat.

Bagaimana Tingkat Kesulitan Memengaruhi Penambang?


Setiap orang yang ingin melakukan penambangan Bitcoin setidaknya mereka harus mengetahui apa itu mining Bitcoin dan bagaimana cara kerjanya.

Selain itu, mereka juga harus mempertimbangkan tingkat kesulitan yang semakin meningkat sehingga keuntungan yang didapatkan mungkin akan mengalami penurunan, selain itu Bitcoin halving juga memiliki peran.Selain itu, harga Bitcoin yang tidak stabil juga bisa menjadi bahan pertimbangan saat memutuskan untuk mining Bitcoin.

Sebagai contoh, jika harga Bitcoin tetap stabil namun tingkat kesulitan meningkat, jaringan secara keseluruhan menghasilkan lebih banyak hash per detik.

Jika seorang penambang tidak meningkatkan hashrate mereka pada tingkat yang sama atau lebih tinggi dibandingkan jaringan secara keseluruhan, mereka akan kehilangan sebagian pangsa pasar dalam hal hadiah penambangan. Mari kita kaji lebih dalam apa saja yang mempengaruhi tingkat kesulitan saat menambang BItcoin:

1. Profitabilitas dan Biaya

Peningkatan kesulitan berarti penambang harus meningkatkan hashrate mereka untuk mempertahankan tingkat keuntungan yang sama, dengan asumsi harga Bitcoin tetap stabil. Namun, peningkatan hashrate ini juga memerlukan lebih banyak listrik dan mungkin tambahan perangkat penambangan.

Menurut informasi yang kami dapatkan dari Liputan6, penambangan Bitcoin dapat mewakili hingga 2,3% dari total konsumsi energi listrik di Amerika Serikat. Banyak perusahaan penambangan besar telah beralih ke sumber energi terbarukan atau menggunakan energi terbuang yang seharusnya tidak dapat digunakan.

Meskipun kesulitan penambangan Bitcoin mempengaruhi profitabilitas, sistem ini mampu mengelola tantangan tersebut dengan baik.

Jika profitabilitas menurun, hashrate juga akan turun, menyebabkan kesulitan dapat disesuaikan. Penurunan kesulitan saat mining crypto adalah peluang yang menguntungkan bagi penambang yang sebelumnya mematikan perangkat mereka.

Namun sebagian penambang yang merasa tidak bisa mendapatkan keuntungan lagi, sebagian dari mereka beralih ke investasi dan mencari crypto yang bagus untuk jangka panjang.

2. Peningkatan Persaingan Antar Penambang

Cara kerja mining Bitcoin tidak membuat banyak penambang menyerah, justru mereka bersaing secara ketat. Peningkatan kesulitan yang stabil telah mendorong inovasi dalam perangkat keras penambangan yang lebih efisien. Penambang juga terpaksa mencari sumber energi yang lebih murah atau terbarukan.

Namun, semua ini memerlukan biaya, karena perangkat keras penambangan yang lebih efisien dapat mencapai ribuan dolar per perangkat, dan infrastruktur untuk menangkap energi terbarukan bisa sangat mahal untuk perusahaan besar.

Pada akhirnya, banyak penambang, baik besar maupun kecil, bertaruh pada harga jangka panjang Bitcoin, dengan beberapa penambang menimbun Bitcoin untuk dijual di kemudian hari ketika harga lebih menguntungkan. Dan sebagian dari mereka juga mengalokasikan hasil penambangan Bitcoin mereka ke crypto yang menjanjikan lainnya.

Kesimpulan


Sebelum melakukan penambangan Bitcoin, akan lebih baik jika Anda mengetahui apa itu mining Bitcoin dan bagaimana tingkat kesulitan yang akan dihadapi. Kesulitan menambang Bitcoin ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk peningkatan hashrate jaringan, kemajuan teknologi perangkat keras, dan tingkat partisipasi penambang.

Sistem penyesuaian tingkat kesulitan dalam mining memastikan jaringan tetap stabil dengan memproduksi satu blok setiap 10 menit. Namun, penambang harus menghadapi tantangan seperti biaya listrik yang tinggi dan investasi besar dalam perangkat keras untuk tetap kompetitif.

Peningkatan kesulitan dalam Bitcoin mining juga mempengaruhi profitabilitas penambang. Mereka perlu meningkatkan hashrate dan efisiensi perangkat untuk mempertahankan keuntungan, terutama saat harga Bitcoin tetap stabil.

Selain itu, persaingan antar penambang mendorong inovasi dalam teknologi penambangan dan penggunaan sumber energi yang lebih murah atau terbarukan.

FAQs

Apa yang dimaksud dengan mining Bitcoin?

Mining atau penambangan Bitcoin adalah proses memvalidasi transaksi dan menambahkan blok baru ke dalam blockchain dengan menggunakan algoritma proof-of-work.

Mengapa tingkat kesulitan penambangan Bitcoin terus meningkat?

Tingkat kesulitan meningkat untuk menjaga waktu produksi blok tetap stabil, sekitar setiap 10 menit, meskipun hashrate jaringan bertambah.

Apa yang memengaruhi profitabilitas saat menambang Bitcoin?

Profitabilitas dipengaruhi oleh harga Bitcoin, biaya listrik, dan efisiensi perangkat keras penambangan.

Referensi

Apa Itu Whale Crypto?

Whale Crypto

Istilah whale crypto sering kali kita jumpai, namun tidak semua orang memahami apa itu whale crypto. Dalam cryptocurrency, whale artinya investor besar yang jika memasukkan uangnya ke pasar maka dapat membuat gejolak harga yang signifikan.

Money whale ini sangat besar, oleh sebab itu jika mereka membeli atau crypto tertentu maka, harga crypto tersebut bisa naik atau turun secara signifikan. Menurut Liputan6, salah satu alasan crypto whale borong crypto adalah antisipasi terhadap lonjakan harga crypto.

Whale crypto ini tidak hanya memburu cryptocurrency terbaik saja, namun token meme yang memiliki potensi tinggi tidak luput dari bidikan mereka. Jadi apa itu whale sebenarnya? Maki kita bahas lebih dalam agar pemula memahami arti whale pada crypto dengan mudah dan pengaruhnya terhadap pergerakan pasar.

Ringkasan: Apa Itu Whale Crypto?


Istilah whale crypto mengacu pada seseorang atau lebih tepatnya, alamat dompet crypto yang memiliki jumlah cryptocurrency yang signifikan. Namun, sering juga dideskripsikan whales adalah mereka memiliki cukup banyak koin atau token tertentu untuk memengaruhi harga pasar terhadap aset yang dimilikinya tersebut.

Paus dapat melakukan perdagangan dalam jumlah besar, menyebabkan para pedagang lain membeli untuk mengikuti tren atau menjual ketika paus menjatuhkan harga dengan pesanan jual besar.

Dilansir dari Coinvestasi, ada suatu alat yang sering kali digunakan untuk mendeteksi dan melacak transaksi crypto yang dilakukan oleh investor paus ini. Alat deteksi whale adalah whale alert. Bahkan tanpa trading saja, paus kripto ini dapat memengaruhi pasar. Banyak trader yang mengamati dompet paus untuk melihat ke mana mereka mengirim dana.

Misalnya, dompet whale yang mengirimkan kripto ke bursa mungkin sedang bersiap untuk menjual sebagian atau seluruh jumlah yang ditransfer. Whale ini juga bisa menggunakan gerakan ini untuk melakukan order di bursa sehingga dapat memengaruhi harga crypto yang akan naik atau turun di pasar.

Berapa Banyak Kripto yang Dibutuhkan untuk Menjadi Whale Crypto?


Salah satu definisinya, Bitcoin whales artinya seseorang yang memiliki 100 Bitcoin (bernilai sekitar $5,4 juta pada saat ini). Namun, istilah whale crypto ini sering berbeda tergantung pasar. Misalnya, seseorang bisa memiliki puluhan aset yang secara kolektif membuat mereka dianggap sebagai paus oleh trader kecil.

Glassnode, penyedia data kripto terkemuka, membagi tingkatan kepemilikan ke dalam beberapa kategori, pola yang juga diikuti oleh platform pertukaran terdesentralisasi seperti Dexscreener untuk membedakan alamat dompet berdasarkan volume perdagangan.

Disribusi Bitcoin - Whale Crypto
Sumber : Glassnode

Arti whale kripto ini sangat bervariasi tergantung pada konteks pasar perdagangan. Dalam perdagangan koin meme, whales artinya seseorang yang memiliki 1% atau lebih dari suplai token. Pembelian dan penjualan sebesar ini dapat menggerakkan pasar, yang juga sesuai dengan definisi crypto whale, meskipun ukuran pasarnya jauh lebih kecil daripada pasar Bitcoin.

Bagaimana Whales Crypto Dapat Memengaruhi Pasar?


Whale crypto dapat memengaruhi pasar dengan berbagai cara, seperti menambah atau mengurangi likuiditas, mengubah sentimen pasar, dan menyebabkan volatilitas yang signifikan. Menurut detiknews.com, Amerika menjadi salah satu negara pemilik Bitcoin terbanyak di dunia.

Meskipun dinamika ini akan berubah seiring pertumbuhan ETF Bitcoin dan Ethereum, crypto whale akan tetap menjadi bagian dari ekosistem kripto dalam jangka panjang. Mari kita lihat bagaimana paus kripto ini dapat memengaruhi pergerakan harga crypto yang menjanjikan di pasar.

1. Dampak pada Likuiditas Pasar

Likuiditas yang memadai sangat penting untuk menjaga pasar yang sehat dan menemukan harga yang tepat. Likuiditas mengacu pada kemampuan untuk membeli dan menjual aset dengan mudah. Di sinilah whale crypto berperan. Jika sekelompok kecil menguasai sebagian besar pasokan, perdagangan bisa menjadi tidak stabil, dan pergerakan harga lebih dramatis.

Whale artinya sering mengurangi likuiditas dengan menyimpan sebagian besar pasokan, sehingga tidak tersedia untuk perdagangan. Di sisi lain, tindakan whale adalah tindakan yang dapat menciptakan terlalu banyak likuiditas sehingga membuat pasar sulit untuk beradaptasi.

Aset yang diperdagangkan dalam rentang harga tertentu bisa naik dan turun secara signifikan karena mereka membeli atau menjual dalam jumlah besar. Bahkan hal ini sering dilakukan oleh whales tersebut melalui exchange crypto terbaik yang berdampak pada pasar secara keseluruhan.

2. Pengaruh pada Sentimen Pasar

Aktivitas whales adalah aksi yang sering kali memengaruhi sentimen pasar, mendorong harga naik atau turun. Banyak yang menganggap mereka sebagai “smart money” dan mengikuti pergerakan perdagangan mereka.

Dampak paus kripto ini sangat terasa pada token berkapitalisasi kecil dan juga koin micin potensial. Pembelian besar dapat membuat harga melonjak, terutama jika beberapa whales crypto membeli untuk melakukan aksi ambil untung. Sebaliknya, penjualan besar dapat memicu aksi jual besar-besaran, karena trader lain berlomba untuk melindungi modal mereka.

3. Kontribusi pada Volatilitas Harga

Perdagangan besar yang dilakukan oleh whales crypto dan perubahan cepat dalam likuiditas yang mereka sebabkan berkontribusi pada volatilitas pasar kripto. Kapitalisasi pasar Bitcoin baru-baru ini mencapai $1 triliun, namun nilai ini masih relatif kecil dibandingkan beberapa saham seperti Apple, Nvidia, Microsoft, Amazon, dan Google.

Kepemilikan Bitcoin lebih terkonsentrasi, sehingga mereka memiliki kekuatan lebih besar untuk menggerakkan harga. Perdagangan dan aktivitas dompet whales ini memiliki dampak yang signifikan di pasar karena tingkat leverage yang lebih tinggi di pasar kripto.

Beberapa trader besar dapat memicu gelombang pembelian atau penjualan, memaksa likuidasi untuk posisi leverage dan meningkatkan momentum perdagangan. Pada Agustus 2024, crash Bitcoin menyebabkan likuidasi lebih dari $600 juta dari perdagangan long leverage, yang memicu aksi jual lebih lanjut.

Apakah Whale Crypto Memanipulasi Pasar?


Crypto whale adalah orang atau organisasi yang memiliki banyak uang sehingga dianggap dapat memanipulasi pasar dengan berbagai cara, mulai dari pergerakan dompet hingga tekanan beli atau jual.

Ketika crypto whale memindahkan sejumlah besar pasokan ke bursa, ini bisa menjadi sinyal niat mereka untuk menjual crypto yang dimilikinya tersebut. Namun, tidak selalu aksi jual yang dapat memengaruhi harga pasar. Rencana penjualan saja sudah cukup untuk membuat pasar berhenti bergerak.

Dalam beberapa kasus, perdagangan yang lebih kecil tetapi masih signifikan bisa digunakan untuk memanipulasi pasar demi keuntungan dari perdagangan yang lebih besar. Beberapa perdagangan yang dilakukan dengan tepat pada grafik yang datar atau menurun dapat menyebabkan harga jatuh, meskipun penjualan tersebut hanya persiapan untuk membeli dengan harga yang lebih rendah nantinya.

Di bursa kripto terpusat, whale crypto mungkin menggunakan limit order untuk memanipulasi pasar.

Pesanan Jual

Pesanan jual yang dilakukan oleh para pemilik money whale digunakan untuk menciptakan batas atas harga. Hasilnya sering kali terjadi penurunan harga, di mana penjual lain harus menetapkan harga di bawah pesanan jual ini agar pesanan mereka bisa terisi.

Pesanan Beli

Buy wall adalah pesanan beli besar yang ditempatkan di bawah rentang perdagangan saat ini, yang menciptakan batas bawah harga dan sering kali mendorong harga untuk naik.

Siapa Saja Whale Crypto Terbesar Saat Ini?


Bitcoin whales sering mendapatkan perhatian terbesar, termasuk pencipta Bitcoin yang anonim, dikenal sebagai Satoshi Nakamoto. Menurut CNBC Indonesia, dompet Satoshi memegang sekitar 1,1 juta Bitcoin.

Paus Bitcoin yang tidak dikenal lainnya memegang sekitar 1,6 juta Bitcoin. Badan penegak hukum di seluruh dunia memegang 335.000 Bitcoin. Bursa, bank, dan dana investasi memegang hingga 3,2 juta Bitcoin, meskipun sebagian besar pasokan ini disimpan atas nama investor kecil.

Berikut adalah perkiraan kepemilikan beberapa pemegang kripto terbesar di dunia, banyak di antaranya adalah perusahaan daripada individu.

  • MicroStrategy: 226,500 BTC
  • Marathon Digital Holdings: 20,000 BTC
  • Coinbase: 9.480 BTC
  • Winklevoss Twins: 70,000 BTC
  • Tether: 75,000 BTC
  • Tim Draper: 30,000 BTC
  • Tesla: 9,720 BTC

Dompet Vitalik - Whale Crypto

Ethereum whale kurang dikenal dibandingkan Bitcoin. Namun, Vitalik Buterin, salah satu pendiri Ethereum, memegang sekitar 0,23% dari total pasokan ETH. Nilai total aset kripto yang ia miliki diperkirakan lebih dari $1 miliar.

Cara Memantau Aktivitas Whale Crypto


Metode untuk melacak aktivitas wale crypto bervariasi berdasarkan aset dan platform. Misalnya, Anda dapat menggunakan situs seperti DeBank untuk melacak kepemilikan dompet besar di jaringan yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM).

Aktivitas Dompet Vitalik - Etherscan

Layanan lain yang bisa Anda gunakan seperti Arbitrage Scanner menawarkan alat pemantauan paus yang canggih, meskipun mungkin memerlukan langganan berbayar. Alat-alat ini mendapatkan data dari eksplorator blockchain seperti Blockchain.com (BTC) atau Etherscan, yang menampilkan aktivitas di jaringan Ethereum.

Sebagai contoh, Anda dapat memantau aktivitas dompet Vitalik Buterin di Etherscan. Sumber daya gratis lainnya termasuk Twitter (X), seperti Whale Alert yang secara berkala memberikan pembaruan tentang dompet paus di beberapa blockchain terkemuka.

Whale Alert

Pembaruan ini meliputi aktivitas dari dompet yang sudah lama tidak aktif, transfer besar, dan setoran besar di bursa kripto dari dompet mandiri. Namun, memantau whales crypto di bursa terpusat lebih sulit karena kurangnya transparansi.

Cara Menghindari Crypto Whales


Whale crypto sering kali menyebabkan perubahan besar di pasar. Dengan demikian crypto whale artinya mampu menggerakkan harga pasar secara signifikan. Namun ada beberapa strategi sederhana yang dapat membantu Anda meminimalkan dampaknya terhadap portofolio Anda.

Berikut ini beberapa hal yang harus dilakukan agar terhindar dari aksi whales:

  • Hindari Panic Selling dan FOMO – Jangan biarkan emosi mengendalikan keputusan investasi. Evaluasi kembali alasan investasi Anda. Jika masih relevan, dampak jangka pendek dari paus kripto tidak perlu dikhawatirkan.
  • Diversifikasi Portofolio – Salah satu cara investasi kripto yang benar adalah dengan melakukan diversifikasi. Crypto whale mungkin hanya memengaruhi satu aset saja. Diversifikasi dapat mengurangi risiko dari fluktuasi pasar atau manipulasi harga aset tertentu.
  • Gunakan Strategi Dollar-Cost Averaging (DCA) – Dengan DCA, Anda menginvestasikan jumlah tetap secara rutin. Ini membantu meredam volatilitas pasar, sehingga gerakan paus menjadi kurang berpengaruh.

Kesimpulan


Whale crypto adalah istilah yang digunakan untuk menyebut individu atau entitas yang memiliki sejumlah besar aset cryptocurrency, sehingga dapat mempengaruhi harga pasar dengan tindakan mereka. Aktivitas mereka sering kali menimbulkan volatilitas di pasar, seperti lonjakan atau penurunan harga, yang berdampak besar pada likuiditas dan sentimen pasar.

Para paus crypto juga sering menjadi pusat perhatian trader kecil, yang mengikuti pergerakan mereka untuk keuntungan pribadi. Meskipun tidak selalu dimaksudkan untuk memanipulasi pasar, tindakan whale ini bisa menimbulkan efek domino, yang menyebabkan para investor kecil bereaksi berlebihan, baik melalui panic selling maupun FOMO.

FAQs

Apa itu crypto whales ?

Crypto whales adalah investor besar yang memiliki cukup aset cryptocurrency untuk memengaruhi harga pasar.

Bagaimana whale crypto memengaruhi harga pasar?

Whale atau paus crypto dapat menyebabkan lonjakan atau penurunan harga dengan melakukan transaksi besar yang mempengaruhi likuiditas pasar.

Bagaimana cara melacak aktivitas para paus crypto ini?

Anda bisa menggunakan alat pemantauan seperti Whale Alert atau Etherscan untuk melacak pergerakan dompet whales crypto.

Referensi