NFT adalah: Pengertian dan Cara Kerjanya

NFT adalah istilah yang mulai dikenal luas di Indonesia, salah satunya berkat sosok Ghozali, seorang pemuda asal Semarang yang berhasil menjual koleksi foto selfie-nya sebagai NFT di marketplace digital OpenSea.

Jadi NFT itu apa sih? NFT adalah singkatan dari non-fungible token, yaitu aset digital unik yang disimpan dalam teknologi blockchain. Contoh NFT meliputi karya seni digital, musik, atau elemen virtual lainnya.

Teknologi blockchain memastikan bahwa setiap NFT memiliki karakteristik unik, sehingga tidak bisa ditiru atau digandakan. Keunikan inilah yang memberikan nilai pada NFT dalam dunia digital.

NFT adalah - NFT

Istilah non-fungible berarti token ini tidak dapat dipertukarkan secara langsung dengan token lain, berbeda dengan mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum yang bersifat dapat dipertukarkan. Dengan kata lain, NFT adalah aset digital yang sifatnya eksklusif dan tidak memiliki duplikasi.

NFT bekerja dengan cara melampirkan sertifikat kepemilikan digital pada suatu file, yang diverifikasi melalui blockchain. Sertifikat ini membuktikan keaslian dan kepemilikan NFT tersebut.

Saat terjadi transaksi NFT, data transaksi beserta sertifikat kepemilikannya akan dicatat secara permanen di blockchain dan dipindahkan ke pembeli, sementara file aslinya tetap bisa diakses secara online oleh publik.

Poin Penting tentang NFT:

  • Pengertian NFT adalah aset digital unik yang keberadaannya tercatat di blockchain dan dilengkapi dengan sertifikat kepemilikan digital yang aman.
  • Untuk membuat NFT, proses pencetakan atau minted diperlukan agar NFT terdaftar di blockchain, yang memastikan keunikan, keamanan, dan kepemilikannya melalui kontrak pintar.
  • Penggunaan NFTs kini tidak terbatas pada seni digital. NFT adalah teknologi yang mulai diterapkan dalam game, properti virtual, keanggotaan eksklusif, hingga identitas digital. Meski begitu, potensi NFT sebagai investasi jangka panjang masih diperdebatkan oleh para ahli karena adanya risiko spekulatif.

Arti NFT (Non-Fungible Token)


Arti NFT yang disebut juga non-fungible token adalah token tersebut memiliki sifat unik dan tidak dapat digantikan oleh token lain. Artinya, setiap token ini tidak bisa diperdagangkan secara langsung satu per satu karena memiliki karakteristik atau nilai yang berbeda.

Pengertian NFT adalah representasi barang digital eksklusif yang dicatat di blockchain, menjadikannya unik dan tidak dapat dipertukarkan secara setara dengan NFT lain. Dikutip dari Finance.detik.com, NFT memiliki metadata unik yang melekat pada token tersebut, sehingga setiap NFT memiliki informasi yang membedakannya dari token lainnya.

Berbeda dengan cryptocurrency terbaik seperti Bitcoin atau Ethereum yang bersifat fungible (dapat dipertukarkan), NFT tidak memiliki nilai yang seragam. Sebagai contoh, satu Bitcoin selalu setara dengan Bitcoin lainnya, sedangkan NFTs adalah aset digital yang memiliki nilai spesifik dan tidak dapat dipertukarkan satu sama lain.

Setiap token memiliki identitas unik yang tercatat di blockchain, menjadikannya satu-satunya dan menciptakan nilai eksklusif bagi pemiliknya.

Untuk memudahkan pemahaman, bayangkan perbedaan antara uang tunai dan karya seni. Sebuah tas berisi uang tunai senilai satu juta dolar bisa dengan mudah ditukar dengan tas lain yang berisi jumlah uang yang sama.

Namun, karya seni seperti lukisan memiliki karakteristik yang unik, seperti detail seni, sejarah penciptaan, atau reputasi senimannya, sehingga nilainya tidak bisa dibandingkan atau dipertukarkan dengan karya seni lainnya. Hal yang sama berlaku pada NFT; NFT adalah aset digital dengan keunikan dan nilai tersendiri yang tidak dapat disamakan dengan token lain.

Apa itu Seni NFT?


NFT adalah bentuk karya seni digital yang diubah menjadi token unik di blockchain. Teknologi ini telah merevolusi industri seni dengan memungkinkan seniman menciptakan karya digital eksklusif, sekaligus menyediakan cara untuk mengautentikasi dan menjual karya asli mereka secara aman melalui proses tokenisasi.

Tokenisasi karya seni digital berarti seniman atau pemilik aset mengunggah karya mereka ke pasar NFT, di mana karya tersebut akan melalui proses “minted” atau pencetakan di blockchain. Proses ini mencatat karya seni tersebut sebagai aset digital unik yang tidak dapat diubah. Setelah tercatat, karya seni ini dapat dipasarkan dan dijual kepada kolektor.

Kolektor yang membeli karya seni NFT akan menerima sertifikat kepemilikan berbasis blockchain, meskipun file digitalnya tetap dapat diakses dan dilihat oleh publik secara online. Salah satu contoh terkenal adalah karya seni NFT berjudul “Everydays: 5000 Days First” yang berhasil terjual dalam lelang Christie’s pada tahun 2021.

NFT adalah - Seni NFT
Everydays: The First 5000 Days By Beeple

Sama seperti di dunia crypto, jika ingin berinvestasi, sebaiknya Anda menggunakan exchange crypto terbaik. Beberapa platform NFT terpercaya, seperti OpenSea, Foundation, dan SuperRare, menjadi penghubung antara seniman dan kolektor di seluruh dunia.

Platform ini memberikan kesempatan baru bagi seniman untuk menghasilkan pendapatan dari karya digital mereka, sekaligus memungkinkan kolektor membeli dan memperdagangkan karya seni yang unik dengan kepemilikan yang dapat diverifikasi.

NFT adalah salah satu elemen penting yang mengubah wajah seni digital dan membuka peluang besar dalam ekosistem seni global.

Bagaimana Cara Kerja NFT?


NFT adalah aset digital yang dibuat melalui proses pencetakan (minted). Proses ini melibatkan pencatatan NFT ke dalam blockchain untuk menjamin keunikan dan keamanannya. Ketika seorang kreator ingin membuat NFT, mereka akan mengunggah aset digitalnya ke platform NFT. Aset tersebut kemudian diberi identitas unik di blockchain, yang mengubahnya menjadi NFT dengan kepemilikan eksklusif.

Kontrak pintar (smart contract) memainkan peran penting dalam pencetakan NFTs. Kontrak ini mengotomatiskan berbagai aspek, seperti pembuatan, penjualan, dan transfer kepemilikan NFTs. Kontrak pintar juga memuat aturan terkait aset, termasuk hak kepemilikan, pembagian royalti untuk penjualan berikutnya, dan ketentuan lainnya.

Dengan teknologi ini, pembeli dapat memverifikasi keaslian NFTs dan memastikan hak-hak kreator tetap terlindungi, sehingga nilai dan kredibilitas NFTs terjamin.

Teknologi blockchain mendukung proses ini dengan memberikan transparansi, keamanan, dan bukti kepemilikan yang dapat diverifikasi publik. Setiap NFT yang dicetak dicatat di buku besar terdistribusi, sehingga keberadaannya dapat dilacak kapan saja.

Ada berbagai blockchain yang mendukung NFTs, masing-masing memiliki keunggulannya sendiri. Ethereum adalah yang paling populer karena keamanan yang kuat, sedangkan Solana menawarkan transaksi cepat dengan biaya rendah. Blockchain lain seperti Polygon dan Flow juga mendukung pencetakan NFT, memberikan lebih banyak pilihan kepada kreator dan kolektor di berbagai ekosistem.

Apa Gunanya Memiliki NFT?


NFT adalah aset digital yang menawarkan berbagai manfaat bagi pemiliknya. Alasan utama seseorang berinvestasi di NFTs termasuk kepemilikan aset eksklusif, status sosial di dunia digital, peluang investasi, dan minat untuk mengoleksi barang unik.

Dengan NFTs, pemilik dapat memperoleh salinan digital yang terverifikasi, memberikan mereka pengakuan khusus, terutama jika aset tersebut langka atau sangat diminati. Banyak kolektor juga melihat NFTs sebagai investasi yang potensial, berharap nilainya meningkat seiring waktu.

Arti NFTs bagi seniman adalah peluang untuk memasarkan karya secara langsung tanpa perantara seperti galeri seni atau broker. Menurut Kumparan.com, dengan menggunakan NFT, seniman dapat menetapkan harga karya mereka dan mendapatkan royalti berkelanjutan dari setiap penjualan ulang.

Kontrak pintar yang terintegrasi dalam blockchain memastikan seniman menerima persentase dari penjualan tersebut secara otomatis setiap kali NFT berpindah tangan. Hal ini menciptakan aliran pendapatan baru yang mengurangi ketergantungan pada galeri atau agen seni tradisional, sekaligus memberikan kontrol lebih besar kepada kreator atas karya mereka.

Hal ini menciptakan aliran pendapatan berkelanjutan yang jarang ditemukan di pasar seni tradisional, di mana seniman sering tidak mendapatkan keuntungan dari penjualan sekunder karya mereka.

NFTs juga memungkinkan seniman mengontrol jumlah salinan yang tersedia, menciptakan kelangkaan yang meningkatkan nilai dan daya tarik aset. Konsep kelangkaan digital ini meniru strategi edisi terbatas pada koleksi tradisional, memberikan kesan eksklusivitas kepada para kolektor dan meningkatkan permintaan.

NFT adalah inovasi yang memberikan keuntungan baik bagi kolektor maupun kreator, menawarkan cara baru untuk memiliki, menjual, dan menikmati karya seni digital secara global.

Bagaimana NFT Menghasilkan Uang


Di dunia blockchain, peluang untuk kaya dari crypto tidak hanya terbatas pada aset digital seperti mata uang kripto, tetapi juga meluas ke NFT. Jika Anda ingin memanfaatkan peluang NFT untuk menghasilkan uang, berikut tiga cara utama yang dapat Anda coba:

Penjualan Perdana

NFT artinya aset digital yang dapat dibeli langsung dari kreator atau melalui platform saat penjualan awal. Strategi ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari peningkatan nilai aset di masa mendatang.

Contohnya, program NBA Top Shot menjual momen digital dari pertandingan NBA sebagai NFTs, yang laku terjual dengan cepat. Penjualan perdana ini menghasilkan jutaan dolar sekaligus membangun komunitas penggemar setia untuk koleksi berikutnya.

Penjualan Sekunder

Penjualan sekunder melibatkan pembelian NFT yang sudah dimiliki orang lain, sering kali dengan harga lebih tinggi dari harga awalnya. Misalnya, proyek seperti Bored Ape Yacht Club berhasil mencapai kenaikan harga yang signifikan di pasar sekunder.

Banyak NFT dalam proyek ini yang awalnya dibeli seharga beberapa ratus dolar kemudian dijual kembali dengan nilai mencapai ratusan ribu dolar, berkat eksklusivitas dan komunitas yang terkait dengan kepemilikannya.

Royalti bagi Kreator

Melalui kontrak pintar yang disematkan pada NFT artinya kreator dapat memastikan mereka menerima royalti secara otomatis setiap kali NFTs tersebut dijual kembali. Hal ini memberikan aliran pendapatan berkelanjutan bagi kreator, yang sebelumnya sulit dicapai dalam pasar seni tradisional.

NFT adalah peluang unik untuk menghasilkan uang baik bagi kolektor maupun kreator, membuka cara baru dalam memanfaatkan aset digital yang semakin populer.

Jenis NFTs dan Kasus Penggunaannya


NFT artinya aset digital yang memiliki beragam aplikasi, yang dapat dikelompokkan menjadi empat kategori utama:

Seni NFT

Apa itu NFT dalam kategori seni? NFT adalah karya seni yang telah melalui proses tokenisasi. Jenis NFT ini memungkinkan seniman untuk menjual lukisan, musik, fotografi, atau karya digital lainnya yang bersifat unik atau edisi terbatas.

Teknologi blockchain berfungsi sebagai bukti keaslian aset ini. Salah satu contohnya adalah “Planet Paris” karya Paris Hilton, koleksi video pendek yang membantu Hilton meraih pendapatan jutaan dolar.

NFT adalah - NFT art
ICONIC CRYPTO QUEEN by Paris Hilton

Barang Koleksi Digital

Apa itu NFTs dalam kategori barang koleksi digital? Barang koleksi digital merupakan bentuk NFTs yang populer di kalangan penggemar dan kolektor. NFT adalah alat untuk memiliki memorabilia unik, seperti momen olahraga bersejarah.

Misalnya, NBA Top Shot menyediakan momen digital dari pertandingan basket yang memungkinkan penggemar memiliki, memperdagangkan, atau bahkan mendapatkan keuntungan dari momen tersebut.

Aset Dalam Game

Apa itu NFTs dalam game? Dalam game berbasis blockchain, elemen seperti tanah virtual, karakter, atau skin dapat dibeli dalam bentuk NFTs. Saat ini, NFT juga sering dimanfaatkan dalam dunia cryptocurrency, terutama dalam game berbasis play to earn. Contoh terkenal adalah Decentraland, di mana pemain dapat membeli real estat virtual sebagai NFT untuk membangun dan berinteraksi di dunia digital.

Aset Dunia Nyata

Apa itu NFTs dalam dunia nyata? NFTs adalah aset fisik seperti properti, akta kepemilikan, dan kekayaan intelektual yang sudah ditokenisasi. Dikutip dari Genpop.republika.co.id, melalui tokenisasi, individu dapat memiliki sebagian kecil dari aset yang sebelumnya sulit dijangkau, seperti properti, sehingga investasi menjadi lebih terjangkau dan inklusif.

Proses tokenisasi juga memungkinkan transfer kepemilikan yang lebih cepat dan aman karena seluruh transaksi tercatat di blockchain. Contohnya, platform RealT menawarkan solusi kepemilikan fraksional untuk aset real estat, yang menyederhanakan proses pembelian dan transfer hak milik.

Pasar NFT – Tempat dan Cara Membeli serta Menjual NFTs


Jika Anda sudah memahami pengertian NFT, dan ingin membeli atau menjual NFTs, Anda harus memahami dan menjelajahi beberapa platform terkemuka yang menawarkan layanan ini. Berikut ulasan beberapa platform populer dan panduan singkat untuk memulai:

OpenSea

NFT adalah aset digital yang bisa diperdagangkan di OpenSea, salah satu pasar terbesar dan paling mudah diakses. Platform ini mendukung berbagai jenis NFT, seperti seni, barang koleksi, nama domain, hingga dunia virtual. Dengan pilihan yang luas dan antarmuka yang ramah pengguna, OpenSea menjadi pilihan utama baik bagi pemula maupun kolektor berpengalaman.

Rarible

Dikenal sebagai platform berbasis komunitas yang memungkinkan pengguna menciptakan, membeli, dan menjual NFTs dengan fitur tata kelola tambahan. Keunikan Rarible terletak pada fitur tata kelola yang didukung oleh token asli mereka, $RARI. Token ini memberikan hak suara kepada pengguna dalam pengambilan keputusan, menciptakan ekosistem yang terdesentralisasi dan berfokus pada komunitas.

SuperRare

SuperRare adalah pasar NFT yang dikurasi secara eksklusif, mengkhususkan diri dalam seni digital berkualitas tinggi. Setiap karya yang tersedia telah dipilih dengan teliti, menawarkan pengalaman seperti galeri seni. NFT adalah cara bagi seniman untuk menjual karya mereka di platform ini kepada kolektor yang menghargai keunikan dan nilai premium dari seni digital.

Membeli NFTs di OpenSea

Berikut langkah mudah untuk membeli NFTs di OpenSea, salah satu platform terkemuka untuk barang koleksi digital:

Pertama – Buka Akun

Kunjungi website resmi OpenSea, lalu sambungkan atau buat dompet kripto dengan mengeklik ikon di pojok kiri atas. NFT adalah - Beli NFT

Kedua – Cari NFT

Jelajahi berbagai koleksi yang tersedia dan temukan NFT coin yang ingin Anda miliki. NFT adalah - pilih NFT

Ketiga – Pilih NFT yang Diinginkan

Setelah memilih aset, klik pada item tersebut dan pilih “Beli Sekarang.” Jika ingin menawar, Anda dapat mengajukan harga tertentu yang dapat diterima atau ditolak oleh penjual dalam batas waktu yang ditentukan. NFT adalah - konfirmasi pembelian

Keempat – Lakukan Konfirmasi

Periksa detail transaksi, termasuk biaya gas, lalu konfirmasikan pembelian melalui dompet Anda.

Menjual NFTs di OpenSea

OpenSea memungkinkan pengguna untuk membuat daftar dan menjual berbagai jenis NFTs dengan fleksibilitas menentukan harga serta memilih format lelang guna mengoptimalkan hasil penjualan. Berikut ini cara menjual NFTs di OpenSea:

  1. Hubungkan dompet Anda ke OpenSea, lalu buka profil Anda dengan mengklik ikon akun. Pilih NFT yang ingin dijual dari koleksi Anda.
  2. Klik tombol “Daftar untuk Dijual” yang terletak di pojok kanan atas layar. NFT adalah - Jual NFT
  3. Tentukan jenis penjualan: harga tetap atau lelang, lalu tetapkan harga serta durasi penjualan. NFT adalah - Tentukan jenis penjualan
  4. Tinjau detail daftar penjualan, lalu setujui transaksi melalui wallet crypto terbaik Anda. Setelah selesai, NFT Anda akan tersedia bagi pengguna lain untuk dibeli.

Keamanan dan Risiko NFT


NFT adalah aset digital yang menarik perhatian karena potensi keuntungan di pasar digital. Namun, ada beberapa tantangan dan risiko yang harus diwaspadai, salah satunya adalah ancaman pembajakan dan penyalinan.

Meskipun NFTs adalah bukti kepemilikan yang sah atas suatu aset digital, teknologi ini tidak dapat mencegah orang lain menyalin atau mendistribusikan file terkait secara ilegal.

Sebagai contoh, siapa saja dapat mengunduh atau mereplikasi gambar dari sebuah NFTs tanpa memiliki token aslinya. Hal ini dapat membingungkan calon pembeli yang mungkin mengira memiliki NFTs berarti memiliki kontrol eksklusif terhadap aset tersebut.

Volatilitas pasar merupakan salah satu tantangan utama dalam transaksi NFT. Harga NFT dapat berfluktuasi tajam bergantung pada tren pasar, tingkat permintaan, dan sentimen publik. Jika minat terhadap NFT menurun, nilainya bisa anjlok, membuat pembeli kesulitan untuk menjual kembali aset dengan keuntungan, atau bahkan sekadar mengembalikan modal investasi.

Menurut informasi dari Telkomuniversity.ac.id, pasar NFT saat ini masih dalam tahap perkembangan dan cenderung bersifat spekulatif. Ketergantungan pada tren dan popularitas menyebabkan nilai NFT mudah berubah secara cepat. Oleh karena itu, keberhasilan investasi sering kali bergantung pada kemampuan memahami dinamika pasar serta tren yang sedang berlangsung.

Risiko ini lebih dirasakan oleh mereka yang memandang NFT sebagai investasi jangka panjang. Mengingat pasar NFT masih tergolong baru dan belum sepenuhnya diatur, fluktuasi nilai menjadi tantangan signifikan yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.

Aspek lingkungan juga menjadi perhatian. NFTs adalah bagian dari teknologi blockchain, dan beberapa jaringan yang menggunakan mekanisme konsensus seperti Proof of Work (PoW), misalnya Bitcoin, membutuhkan energi yang sangat besar untuk operasionalnya.

Namun, berbagai proyek telah mulai mengadopsi solusi yang lebih ramah lingkungan, seperti blockchain Solana token atau Polygon, yang menggunakan mekanisme alternatif dengan konsumsi energi lebih rendah.

Dengan memahami potensi dan risikonya, calon pembeli dan investor dapat lebih bijak dalam memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh NFTs.

Perbedaan Antara NFTs dan SFTs


NFTs adalah singkatan dari Non-Fungible Tokens, sedangkan SFTs merujuk pada Semi-Fungible Tokens. Perbedaan utama antara keduanya terletak pada sifat kesepadanan atau kemampuannya untuk dipertukarkan.

NFT adalah token digital yang memiliki keunikan tersendiri dan tidak bisa ditukar dengan token lainnya. Sebaliknya, SFT adalah gabungan antara token yang dapat dipertukarkan dan tidak dapat dipertukarkan.

Apa Itu SFTs?

SFTs merupakan jenis token digital yang pada awalnya memiliki sifat seperti token yang bisa dipertukarkan (fungible). Token ini identik dan dapat diperdagangkan atau ditukar dengan token sejenis lainnya. Namun, setelah digunakan atau ditransfer dalam kondisi tertentu, SFTs akan menjadi unik dan berubah sifatnya menjadi mirip NFTs.

Contoh Penggunaan SFTs:

  • Tiket Acara: Sebelum tanggal acara, tiket dapat dipertukarkan sebagai aset digital standar. Namun, setelah tiket digunakan atau acara selesai, tiket tersebut menjadi item digital unik yang bisa berfungsi sebagai bukti kehadiran.
  • Item dalam Game: Senjata atau perlengkapan dalam game awalnya dapat diperdagangkan sebagai aset yang sama. Namun, setelah pemain menggunakannya atau menyesuaikannya, item tersebut menjadi unik, mencerminkan pengalaman spesifik pemain tersebut.

Perbedaan Utama Antara NFTs dan SFTs

Aspek NFTs (Non-Fungible Tokens) SFTs (Semi-Fungible Tokens)
Fungibilitas Unik, tidak dapat dipertukarkan. Awalnya dapat dipertukarkan, kemudian unik.
Kasus Penggunaan Seni digital, barang koleksi, real estat virtual. Tiket acara, item game, voucher.
Kemampuan Perdagangan Terbatas pada pasar tertentu. Lebih fleksibel di awal, berubah setelah dipakai.
Standar Token ERC-721, ERC-1155. ERC-1155
Pasokan Terbatas, sudah ditentukan. Awalnya bersama, menjadi fleksibel setelah digunakan.

Kombinasi NFTs dan SFTs dalam Blockchain

Penggunaan NFTs dan SFTs secara bersamaan telah membawa inovasi baru dalam dunia web 3.0 coin. Dalam game, misalnya, SFTs dapat digunakan sebagai mata uang dalam game, sementara NFTs berfungsi sebagai item eksklusif seperti skin langka atau karakter unik. Kombinasi ini menciptakan ekosistem yang lebih fleksibel dan memperluas aplikasi blockchain untuk berbagai kebutuhan digital.

Dengan memahami perbedaan dan manfaat masing-masing, pengguna dapat memaksimalkan potensi teknologi ini untuk berbagai keperluan, baik itu koleksi, perdagangan, atau penggunaan dalam ekosistem digital.

Masa Depan NFTs: Tren dan Potensi


Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan NFT berkembang pesat, tidak lagi terbatas pada seni digital dan koleksi barang. Dikutip dari Liputan6.com, aktivitas perdagangan NFT menunjukkan lonjakan signifikan.

Penjualan koleksi NFT Ethereum mencapai $678 juta pada Desember 2024, melampaui rekor bulan sebelumnya sebesar $562 juta. Salah satu koleksi populer, Azuki Elementals, mencatat peningkatan volume penjualan hingga 226% dibandingkan minggu sebelumnya.

Selain perdagangan, NFT juga memiliki peranan yang semakin luas, salah satunya dalam industri game. Di sektor ini, pemain dapat memiliki, memperdagangkan, dan memonetisasi item virtual seperti karakter, skin, dan tanah yang tersebar di berbagai platform.

Selain itu, integrasi dengan Metaverse semakin memperkuat peran NFT itu apa, terutama dalam menciptakan ekonomi virtual. Platform seperti Decentraland dan Sandbox memungkinkan pengguna membeli, mengembangkan, dan memperdagangkan real estat virtual dalam bentuk NFT, yang memiliki nilai yang diakui di dunia nyata.

Namun, penerapan NFTs tidak hanya terbatas pada Metaverse coin. Di dunia nyata, banyak merek dan organisasi yang mulai mengeksplorasi penggunaan keanggotaan berbasis NFTs. Memiliki NFTs tertentu dapat memberikan hak istimewa berupa akses eksklusif ke berbagai acara atau keuntungan lainnya.

Selain itu, identitas digital dan kredensial terverifikasi melalui NFTs juga mulai diterapkan, memberikan pengguna cara untuk mempertahankan keberadaan online yang sah atau memperoleh sertifikasi yang bisa divalidasi.

Transformasi ini menunjukkan bagaimana teknologi blockchain, melalui NFTs dapat berfungsi sebagai representasi identitas, kepemilikan, atau keanggotaan yang aman dan dapat diverifikasi, semakin mengaburkan garis pemisah antara dunia digital dan fisik.

Saat ini, masih ada perbedaan pandangan di kalangan para ahli mengenai apakah NFT adalah sebuah tren sementara atau peluang investasi jangka panjang. Futuris teknologi Cathy Hackl berpendapat bahwa NFT telah berkembang melampaui seni dan kini menawarkan fungsionalitas dunia nyata.

Ia meyakini bahwa meskipun harga beberapa NFTs mungkin berfluktuasi, teknologi dasar NFTs memiliki potensi besar di masa depan. Di sisi lain, sebagian kalangan skeptis berpendapat bahwa lonjakan harga beberapa NFTs mirip dengan tren spekulatif yang terlihat di pasar sebelumnya, yang bisa mengakibatkan banyak aset kehilangan nilainya seiring berjalannya waktu.

Kesimpulan


NFT adalah inovasi yang semakin populer dalam dunia digital, merevolusi cara pandang terhadap kepemilikan dan interaksi dengan aset digital. Teknologi ini membuka peluang baru untuk kepemilikan terdesentralisasi, keterlibatan komunitas, dan verifikasi identitas digital yang lebih aman.

Sebagai bentuk investasi, NFT adalah topik yang berkembang dengan dinamika pasar yang fluktuatif. Namun, potensi penggunaannya dalam game, Metaverse, dan aplikasi dunia nyata menunjukkan prospek jangka panjang yang menjanjikan.

FAQs


Apakah Anda Bisa Kehilangan Akses ke NFT Jika Marketplace Ditutup?

Apakah NFTs Bisa Dicuri atau Diretas?

Apakah Saya Harus Menguasai Pemrograman untuk Membuat NFT?

Bisakah Barang Fisik Dijual sebagai NFTs?

Apakah Ada Implikasi Hukum dari Memiliki NFT?

Referensi

Apa Itu SocialFi? – Memanfaatkan Media Sosial yang Terintegrasi Web3

Perkembangan web3 cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir, bahkan sudah merambah media sosial yang dikenal dengan SocialFi. Ini merupakan kemajuan yang cukup signifikan di dunia media sosial karena menggabungkan media sosial dengan keuangan.

Dilansir dari Kumparan, Social Finance adalah integrasi antara media sosial dengan aspek finansial untuk menciptakan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Teknologi ini dirancang untuk meningkatkan perlindungan privasi pengguna dan memastikan keamanan data.

SocialFi

Pengguna diberi kendali penuh atas konten yang mereka hasilkan, sekaligus membuka peluang untuk memperoleh sumber pendapatan baru. Melalui Social Fi, pengguna dapat memonetisasi konten mereka dengan mencetak NFT, menukar aset kripto, atau berpartisipasi dalam game play to earn berbasis blockchain.

Selain itu, pengguna dapat menerbitkan SocialFi crypto untuk mengelola dan memperkuat komunitas yang mereka bangun. Nilai komunitas ini akan bertambah seiring meningkatnya permintaan terhadap SocialFi token, yang biasanya memiliki jumlah terbatas.

Hal ini memberikan manfaat berkelanjutan bagi anggota komunitas, sekaligus meningkatkan nilai ekosistem yang dikelola secara kolektif.

Informasi Penting Tentang Social Fi

  • SocialFi adalah singkatan dari “social finance” yang menggabungkan media sosial tradisional dengan teknologi Web3.
  • Platform ini memberikan kendali lebih kepada pengguna atas data dan konten mereka, memungkinkan mereka menghasilkan pendapatan dari aktivitas dan masuk ke dalam SocialFi crypto list popular serta menghindari sensor.
  • Meski menjanjikan, platform media sosial berbasis Web3 masih tergolong niche karena tantangan seperti masalah skalabilitas, ketidakpastian regulasi, volatilitas token, dan dominasi pemain besar di industri.

Dengan menggabungkan aspek media sosial yang sudah kita kenal dengan dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi), tentu saja hal ini akan menguntungkan para kreator apalagi jika bisa menembus SocialFi Binance.

Konsep ini bertujuan untuk mengubah cara kita menggunakan platform media sosial dengan memberikan pengguna kendali penuh atas konten dan data mereka, serta kemampuan untuk mendapatkan penghasilan langsung dari aktivitas yang mereka lakukan.

Mengenal SocialFi


Seperti yang sudah dijelaskan diatas, ini merupakan integrasi antara mdia sosial dengan keuangan atau finance. Misalnya dengan mengintegrasikan interaksi sosial seperti di platform Facebook atau X (sebelumnya Twitter) dengan aktivitas finansial yang biasa ditemukan di aplikasi perbankan atau investasi.

Namun, ada perbedaan yang mencolok antara media sosial diatas dengan platform ini adalah cara beroperasinya yang menggunakan ekosistem Web3 yang memanfaatkan teknologi blockchain.

Cara Kerja


Platform Keuangan Sosial ini didukung oleh organisasi otonom terdesentralisasi (DAO) dan SocialFi crypto atau token sosial. Menurut Koran Jakarta, DAO (Decentralized Autonomous Organization) atau Organisasi Otonom Terdesentralisasi adalah sistem organisasi berbasis blockchain yang dirancang untuk beroperasi secara otomatis tanpa campur tangan manusia secara langsung.

Diperkenalkan pada tahun 2016 oleh para pengembang teknologi kripto, DAO tidak dikelola oleh individu atau struktur organisasi tradisional, melainkan dijalankan oleh algoritma komputer yang mengatur pengambilan keputusan dalam jaringan.

DAO menggabungkan prinsip desentralisasi dan otomatisasi untuk menciptakan ekosistem yang transparan dan otonom. Teknologi ini sering berfungsi sebagai dana modal ventura berbasis kode sumber terbuka (open-source), tanpa memerlukan struktur manajemen tradisional seperti dewan direksi.

Semua proses dalam DAO berjalan secara mandiri, memastikan bahwa tidak ada satu pihak pun yang memiliki kontrol lebih tinggi dibandingkan lainnya. Hal ini menjadikannya solusi inovatif untuk pengelolaan aset dan pengambilan keputusan kolektif di dunia kripto.

Pengguna di platform ini, dapat membuat atau mendapatkan SocialFi token yang digunakan untuk berbagai keperluan, seperti membayar layanan dalam platform, mendukung pengguna lain, atau mengakses konten eksklusif. Token sosial ini menjaga kelancaran operasional platform sekaligus memberikan insentif kepada pengguna yang aktif.

Mengapa Platform Social Finance Ini Penting?


Menurut laporan Forbes, rata-rata orang menghabiskan sekitar 145 menit per hari di media sosial. Penelitian lain menyebutkan bahwa lebih dari 5 miliar orang di dunia, atau sekitar 64% dari populasi global, menggunakan media sosial.

Namun, platform media sosial Web2 memiliki beberapa kekurangan yang coba diatasi oleh media sosial terdesentralisasi.

  • Desentralisasi dan Kendali
    Platform media sosial tradisional dikelola oleh perusahaan besar yang menyimpan data pengguna di server terpusat. Artinya, perusahaan tersebut memiliki akses penuh terhadap data pengguna dan seringkali memanfaatkannya untuk keuntungan bisnis. Sebaliknya, platform Social Finance bersifat terdesentralisasi, sehingga tidak ada entitas tunggal yang mengontrol data atau platform tersebut.
  • Perlawanan terhadap Sensor
    Di media sosial tradisional, otoritas pusat menentukan konten yang dianggap layak. Hal ini dapat menyebabkan sensor pada konten yang sebenarnya tidak melanggar hukum, tetapi tidak sesuai dengan kebijakan platform. Dengan sifat desentralisasinya, Social Finance menawarkan pendekatan yang lebih demokratis dalam pengelolaan konten.
  • Monetisasi yang Adil
    Platform tradisional memperoleh keuntungan besar dari konten buatan pengguna, tetapi kreator sering kali tidak mendapatkan bagian yang adil. Social Finance memungkinkan kreator memonetisasi konten mereka secara langsung, di mana pendapatan diperoleh berdasarkan dukungan dan keterlibatan audiens. Apalagi jika bisa masuk ke dalam SocialFi crypto list populer.
  • Keamanan dan Privasi
    Platform Social Fi mendistribusikan data pengguna melalui jaringan blockchain, sehingga risiko kebocoran data berkurang. Desentralisasi ini juga meningkatkan privasi karena tidak ada satu titik pusat yang rentan terhadap serangan.

Mengapa SocialFi Belum Menjadi Arus Utama?


Meski menawarkan pendekatan baru, jumlah pengguna platform ini masih jauh di bawah platform Web2. Berikut adalah beberapa tantangan utama:

  • Skalabilitas
    Platform Social Fi kesulitan menangani volume transaksi dan interaksi yang besar. Sementara platform tradisional dapat mengelola jutaan interaksi pengguna per detik, teknologi blockchain saat ini belum mampu mendukung aktivitas serupa.
  • Ketidakpastian Regulasi
    Platform ini sering kali berada di zona abu-abu antara keuangan dan komunikasi digital, sehingga rentan terhadap perubahan regulasi yang tiba-tiba.
  • Fluktuasi Nilai
    Nilai token sosial dan aset digital lainnya di platform ini cenderung sangat volatil. Ketidakpastian ini dapat memengaruhi pengalaman pengguna maupun kreator.
  • Pengalaman Pengguna Web3
    Aplikasi Web3 sering kali memiliki antarmuka yang rumit sehingga sulit dipahami oleh pengguna awam, yang kemudian merasa enggan untuk mencoba.
  • Persaingan dengan Pemain Besar
    Platform dominan seperti Facebook dan X menguasai pangsa pasar media sosial. Platform baru, terutama yang bersifat terdesentralisasi, menghadapi tantangan besar untuk menarik dan mempertahankan pengguna.

Social Finance adalah konsep yang menarik dengan potensi besar untuk merevolusi cara kita menggunakan media sosial. Namun, tantangan teknis dan struktural harus diatasi sebelum platform ini dapat menyaingi media sosial tradisional.

Proyek SocialFi Populer dan Inovatif


Menurut Informasi SocialFi Binance, ada beberapa proyek Social Finance yang saat ini sedang populer, yaitu:

Friend.tech (BASE)

Friend.tech adalah aplikasi Keuangan Sosial di jaringan Base yang memungkinkan kreator memanfaatkan konten mereka melalui token sosial yang disebut “Key.” Token ini memberikan akses eksklusif ke obrolan privat kreator dan fasilitas lainnya.

Friend.tech - SocialFi

Dengan potensinya untuk merevolusi interaksi kreator dan komunitas, Friend.tech saat ini menjadi salah satu proyek Social Finance paling populer, meskipun masih dalam tahap awal pengembangan.

Stars Arena (Avalanche)

Stars Arena, berbasis jaringan Avalanche, memungkinkan pengguna memonetisasi konten mereka dengan menghubungkan akun X dan berdagang melalui AVAX. Platform ini mengadopsi konsep serupa dengan Friend.tech, menawarkan akses eksklusif bagi penggemar.

Stars Arena (Avalanche)

Meski popularitasnya terus meningkat, Stars Arena sempat menghadapi eksploitasi yang menyebabkan kerugian, tetapi masalah tersebut kini telah diatasi.

Selain itu, ada beberapa platform dan contoh proyek Social Finance yang cukup terkenal seperti:

Farcaster

Farcaster adalah protokol sosial berbasis Ethereum yang memungkinkan pengembang menciptakan aplikasi baru. Salah satu aplikasi yang menggunakan protokol ini adalah Warpcast, sebuah jejaring sosial yang menyerupai X (sebelumnya Twitter).

Farcaster
Sumber: Wu Blockchain

Platform ini menyimpan identitas pengguna di blockchain, tetapi menyimpan unggahan dan interaksi secara off-chain untuk menjaga efisiensi. Pengguna dikenakan biaya sebesar $7 dalam bentuk ETH untuk menyimpan hingga 5.000 unggahan. Jika pengguna tidak membayar, unggahan tertua mereka (disebut casts) akan dihapus untuk memberikan ruang bagi unggahan baru.

Lens Protocol

Lens Protocol adalah jejaring sosial terbuka di mana pengguna memiliki kendali penuh atas konten dan koneksi mereka. Fitur NFT Profil memungkinkan pengguna mengatur interaksi sosial dan konten mereka di berbagai aplikasi.

Lens Protocol
Sumber: X

Beberapa fitur utama Lens Protocol:

  • Follow NFTs: Digunakan untuk melacak aktivitas pengguna dan koneksi mereka, yang dikelola melalui kontrak pintar yang dapat disesuaikan.
  • Profile Manager: Memberikan kemampuan kepada pengguna untuk mendelegasikan aktivitas sosial mereka ke alamat lain.
  • Profile Guardian: Menyediakan perlindungan terhadap transfer yang tidak sah dengan menerapkan periode tunggu selama 7 hari.

Audius

Audius adalah layanan streaming musik terdesentralisasi yang memungkinkan artis berbagi musik langsung kepada penggemar dan mendapatkan penghasilan tanpa melalui perantara industri musik tradisional.

Audius
Sumber: LinkedIn

Platform ini dikelola oleh komunitas yang terdiri dari artis, penggemar, dan pengembang. Dibangun menggunakan teknologi blockchain, Audius bersifat open-source, sehingga siapa pun dapat berkontribusi pada pengembangannya.

Keunggulan utama Audius:

  • Menjamin akses terbuka dan kepemilikan penuh atas karya seni.
  • Memberikan kendali sepenuhnya kepada artis atas musik mereka.

Ketiga platform ini menunjukkan potensi SocialFi untuk mengubah berbagai sektor, mulai dari jejaring sosial hingga musik, dengan menawarkan kendali lebih kepada pengguna dan kreator melalui teknologi blockchain.

Kesimpulan


Social Finance adalah inovasi yang menggabungkan media sosial dengan teknologi Web3, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan kendali penuh atas data dan konten mereka. Konsep ini menawarkan peluang monetisasi melalui NFT, cryptocurrency terbaik, dan berbagai aktivitas berbasis blockchain.

Dengan sistem desentralisasi, platform ini bisa meningkatkan keamanan, privasi, serta transparansi dalam pengelolaan data dan komunitas. Meskipun memiliki potensi besar untuk merevolusi media sosial, Social Finance masih menghadapi sejumlah tantangan seperti skalabilitas, ketidakpastian regulasi, volatilitas token, dan persaingan dengan platform tradisional.

Namun, melalui Lens Protocol, Farcaster, dan Audius menunjukkan bahwa platform ini dapat mengubah cara kita berinteraksi, berbagi, dan menciptakan nilai dalam ekosistem digital.

FAQs


Apa itu SocialFi?

Apa kelebihan utama Social Fi dibandingkan media sosial tradisional?

Apa tantangan utama yang dihadapi oleh Social Fi?

Referensi

Apa Itu DeFi dalam Kripto?

Salah satu pertanyaan yang kerap diajukan oleh para pemula di dunia mata uang kripto adalah apa itu DeFi atau keuangan terdesentralisasi? Nah, pada panduan ini kita akan membahas secara lebih mendalam tentang definisi DeFi crypto, kelebihan dan kekurangannya, hingga koin DeFi yang paling menjanjikan.

Disadur dari CNBC Indonesia, DeFi atau Decentralized Finance adalah istilah untuk mendeskripsikan teknologi yang menjadi pusat kekuatan mata uang kripto. Teknologi ini seperti blockchain yang menghilangkan kebutuhan terhadap perantara di dalam ekosistem keuangan. Dengan kata lain, DeFi memungkinkan terjadinya transaksi peer-to-peer (P2P) secara langsung.

Apa Itu DeFi

Berbeda dengan lembaga keuangan terpusat, DeFi sama sekali tidak diatur, yang berarti tidak ada regulator pihak ketiga yang mengatur atau membuat kebijakan untuk transaksi di dalamnya. Sebagai pengganti lembaga pusat yang mengendalikan prosesnya, semua urusan didaftarkan di blockchain.

Lalu, apa itu blockchain?

Blockchain adalah sebuah buku besar terdistribusi yang mencatat semua transaksi di dalam ekosistem dan dapat dilihat oleh semua orang. Seluruh transaksi yang terjadi diamankan oleh kode enkripsi sehingga memberikan anonimitas terhadap pihak yang melakukan transaksi.

Setiap transaksi yang terjadi dicatat di dalam blok, kemudian divalidasi oleh ekosistem melalui proses yang berjalan secara otomatis. Apabila transaksi telah terjadi, informasi tidak dapat diubah oleh pihak manapun.

Pelajari blockchain secara lebih lengkap dengan membaca artikel kami yang secara khusus mengulas tentang teknologi blockchain.

Keuangan Terpusat (CeFi) vs Keuangan Terdesentralisasi (DeFi)


Agar lebih mudah untuk memahami apa itu DeFi, ada baiknya kita membahas terlebih dahulu tentang jenis-jenis struktur keuangan yang ada dan apa yang membedakannya.

Ada perbedaan mendasar antara keuangan terpusat (CeFi) dengan keuangan terdesentralisasi (DeFi). Perbedaan utama tersebut adalah tidak adanya lembaga pengendali tunggal dalam keuangan terdesentralisasi.

Contoh Keuangan Terpusat adalah Federal Reserve AS yang juga disebut sebagai “Bank Sentral”. Lembaga ini bukan hanya bekerja untuk mencetak Dolar, melainkan juga bertanggung jawab atas suku bunga, stimulus pasar, dan kebijakan moneter umum untuk perekonomian.

Mari kita kembali ke tahun 2008 ketika krisis keuangan terjadi. Kala itu Federal Reserve menolak untuk menyelamatkan bank investasi yang telah jatuh, Lehman Brothers, yang menurut banyak pihak menjadi katalisator terjadinya krisis.

Sementara itu, decentralized adalah kata yang berarti terdesentralisasi alias menjadi lawan dari kata terpusat. Dalam hal ini, DeFi atau keuangan terdesentralisasi didirikan sebagai tanggapan atas kejadian-kejadian seperti di atas.

DeFi adalah sistem keuangan yang memberdayakan individu sebagai penjaga modal mereka. Di dalam sistem ini tidak ada lembaga keuangan seperti Federal Reserve atau bahkan Lehman Brothers.

Kelebihan DeFi

Dengan menerapkan teknologi baru, DeFi adalah sistem yang menawarkan beberapa kelebihan dibanding sistem keuangan terpusat. Berikut ini beberapa kelebihan yang dimiliki oleh keuangan terdesentralisasi:

  • Tidak ada otoritas pengendali tunggal
  • Mudah diakses, tidak perlu membuat rekening bank
  • Transaksi tidak dapat diubah atau dipengaruhi
  • Peer-to-Peer, tanpa biaya broker
  • Kecepatan transaksi yang cepat
  • Transparansi keseluruhan dalam proses operasi

Kekurangan DeFi

Kendati DeFi menawarkan banyak hal positif, protokol ini juga memiliki beberapa kekurangan, sebagai berikut:

  • Kurangnya tata kelola
  • Tidak ada layanan atau perlindungan pelanggan
  • Ancaman peretasan
  • Membutuhkan tenaga kerja manual untuk mengamankan dompet

Dompet DeFi


Seperti yang disebutkan sebelumnya, Anda membutuhkan dompet untuk menyimpan aset kripto Anda. Dompet yang dimaksud tentu saja bukan dompet tradisional, melainkan dompet DeFi.

Dompet DeFi adalah sebuah unit penyimpanan digital untuk kripto Anda, yang sekaligus akan menjadi penjaga aset milik Anda. Dompet kustodian mandiri memungkinkan Anda untuk menyimpan mata uang kripto, tergantung pada jaringan asalnya.

Apa Itu DeFi

Jadi, apabila Anda memiliki Ethereum ($ETH) dan perlu menyimpannya di dompet DeFi, maka Anda harus menggunakan dompet yang kompatibel dengan jaringan Ethereum atau ERC-20.

MetaMask adalah contoh dompet DeFi ERC-20 yang memungkinkan Anda untuk menyimpan ETH. Namun, apabila Anda ingin menyimpan token BRC-20, maka dompet ini tidak dapat digunakan. Anda membutuhkan dompet lain yang kompatibel seperti Trust Wallet.

Berikut ini beberapa contoh dompet DeFi:

  • MetaMask – Dompet DeFi terbaik di tahun 2024 yang beroperasi di jaringan ERC-20.
  • Trust Wallet – Dompet populer untuk rantai BNB Smart Chain, token BRC-20, dan banyak lagi.
  • Ledger – Dompet perangkat keras dan penyimpanan mandiri bagi mereka yang menginginkan keamanan ekstra.
  • Dompet Crypto.com – Dompet yang dioperasikan oleh Centralized Exchange (CEX) yang populer di kalangan trader.

Seluruh dompet di atas dirancang untuk saling terhubung dengan protokol DeFi. Ini merupakan program dan sistem individual yang membantu menjaga ekosistem lebih luas dan tata kelola otomatis.

Contohnya adalah smart contract, sebuah kondisi yang telah ditentukan sebelumnya dan disepakati oleh semua pihak untuk dipenuhi.

Baca artikel kami yang mengulas tentang wallet crypto terbaik agar Anda dapat membandingkan kelebihan dan kekurangan masing-masing dompet kripto terpopuler.

Jenis-jenis Protokol DeFi


Peran protokol DeFi atau Decentralized Finance adalah menetapkan aturan dengan algoritma yang menerapkannya pada blockchain. Protokol ini dibuat untuk mengatur penggunaan mata uang kripto dan aset digital lainnya, seperti NFT (Non-Fungible Token) di jaringan.

Baca juga:

Protokol DeFi hanya digunakan pada jaringan yang dapat diprogram seperti Ethereum Virtual Machine (EVM), tetapi tidak untuk Bitcoin. Protokol Bitcoin digunakan untuk tata kelola transfer Bitcoin, halving, dan pemeliharaan total pasokan sebesar 21 juta BTC.

Ada beberapa jenis protokol DeFi untuk jaringan yang dapat diprogram dengan kasus penggunaan berbeda, sebagai berikut:

Bursa Terdesentralisasi (DEX)

Disadur dari Liputan6.com, secara sederhana Decentralized Exchange atau bursa terdesentralisasi adalah pasar peer-to-peer (P2P) untuk mata uang kripto, di mana semua transaksi DeFi dilakukan antar individu. Dalam sistem ini, para trader tidak dapat menukar mata uang fiat seperti USD dengan Bitcoin, tetapi hanya dapat bertukar mata uang kripto.

Transaksi dilakukan berdasarkan kontrak pintar yang membantu mendefinisikan ketentuan keterlibatan antara kedua belah pihak. Penggunaan Automated Market Markers (AMM) juga ada di DEX, yang merupakan robot trader untuk melakukan pembelian dan penjual guna menyediakan likuiditas.

Berikut ini beberapa bursa terdesentralisasi (DEX) utama:

  • UniSwap
  • PancakeSwap
  • dYdX

Stablecoin

Berdasarkan informasi dari Kompas.com, stablecoin adalah mata uang kripto yang nilainya dikaitkan dengan aset lain. Token tersebut bertujuan untuk memberikan stabilitas pasar dan memberikan jaminan kepada pasar.

Dikarenakan mata uang fiat tidak tersedia untuk diperdagangkan di bursa terdesentralisasi (DEX), stablecoin digunakan sebagai penyimpanan nilai alternatif untuk melawan volatilitas harian mata uang kripto lainnya.

Stablecoin dijaga kestabilannya dengan memanfaatkan bank sentra dari mata uang yang dipatok, seperti Federal Reserve untuk USD. Berikut ini stablecoin utama yang ada di pasar saat ini:

  • Tether (USDT) – Stablecoin terbesar dengan kapitalisasi pasar lebih dari $96 miliar dan dipatok ke USD.
  • USD Coin (USDC) – Dipatok ke USD dengan rasio 1:1 untuk menawarkan “uang digital yang stabil di era serba digital”.
  • TrueUSD (TUSD) – Juga memiliki rasio 1:1 dengan USD, dan merupakan mata uang kripto pertama yang menawarkan pengesahan langsung secara on-chain.

DeFi coin juga memiliki pasarnya sendiri dan apabila Anda tertarik untuk mempelajarinya lebih lanjut silakan baca artikel kami tentang DeFi coin.

Pinjam Meminjam Protokol DeFi

Para pendukung keuangan terpusat (CeFi) akan selalu membanggakan bahwa sistem keuangannya memungkinkan fungsi-fungsi seperti pinjam meminjam aset dari otoritas. Tapi, hal semacam ini sebenarnya juga dapat dilakukan dengan cara yang terdesentralisasi.

Protokol DeFi memungkinkan pemegang mata uang kripto untuk menjadi pemberi maupun penerima pinjaman menggunakan platform seperti AAVE. Platform tersebut memungkinkan mereka untuk memasok token yang ingin dipinjamkan. Setelah memasok token, dengan memanfaatkan kontrak pintar, token akan tersedia untuk dipinjam oleh orang lain.

Peminjam kemudian perlu memberikan jaminan dengan nilai lebih dari jumlah yang dipinjam. Nilai tukar ini dirasiokan dan dikemas dalam APY atau persentase hasil tahunan.

Berikut ini beberapa platform DeFi teratas untuk pinjam meminjam:

  • AAVE – Platform terkemuka untuk pinjam meminjam, memfasilitasi transaksi menggunakan aTokens aslinya.
  • MakerDao – Pencipta stablecoin DAI, platform ini menawarkan stabilitas dalam ekosistem peminjaman DeFi.
  • Compound – Menawarkan model suku bunga algoritmik, dan mempertahankan suku bunga berdasarkan penawaran dan permintaan umum.

Platform Yield Farming

Yield farming adalah proses di mana investor mempertaruhkan dan membuat mata uang kripto mereka tersedia untuk digunakan di platform DeFi dengan imbalan pembayaran. Salah satu kasus penggunaan utama yield farming adalah untuk menghasilkan likuiditas di platform DeFi, dengan imbalan seperti kripto tambahan yang diberikan sebagai hasilnya.

Beberapa platform yield farming yang cukup populer, antara lain:

  • Bitcoin Minetrix
  • Meme Combat
  • Coinbase

Protokol Asuransi Terdesentralisasi

Salah satu kelemahan decentralized finance adalah adanya kerentanan peretasan atau kehilangan kunci keamanan. Protokol asuransi terdesentralisasi bertujuan untuk memberikan perlindungan apabila keuangan terdesentralisasi kripto Anda mengalami peretasan.

Kumpulan asuransi didanai secara urun daya, dengan uang yang disisihkan berdasarkan ancaman spesifik yang telah didaftarkan oleh pengguna yang telah membeli asuransi. Jika peristiwa tersebut terjadi, pihak yang diasuransikan akan menerima dana setelah klaim diverifikasi.

Sebagai contoh, apabila seseorang membeli asuransi untuk peretasan, dan hal ini terjadi, klaim akan diajukan kemudian proses pengambilan keputusan akan dilakukan dengan cara terdesentralisasi. Investigasi akan dimulai, atau klaim akan diarahkan ke pemungutan suara, di mana semua pemegang token protokol asuransi akan memberikan suara untuk menyetujui atau menolak klaim tersebut.

Jika klaim disetujui, dana akan dihapus dari pool. Tapi, jika klaim ditolak, dana akan tetap ada, dan mendapatkan imbal hasil bagi mereka yang mendanai pool.

Praktik Terbaik dalam DeFi untuk Mengurangi Risiko


Setelah memahami apa itu DeFi, sekarang kita telah mengetahui apa saja kekurangan dan kelebihan dari protokol ini. Secara umum, dikarenakan kerentanan yang terkait dengan DeFi crypto, penting bagi setiap pengguna untuk memiliki perlindungan.

Pastikan bahwa Anda teredukasi dengan baik dan menyadari risiko-risiko terkait DeFi crypto. Selain memperdalam informasi tentang apa itu DeFi, Anda juga harus memahami konsep apa itu decentralized. Anda juga perlu mempertimbangkan adanya risiko keamanan, termasuk kemungkinan peretasan, kehilangan kunci keamanan, dan tentu saja risiko saat melakukan perdagangan kripto yang fluktuatif.

Agar dapat mengurangi risiko-risiko tersebut, berikut beberapa tips yang perlu Anda pertimbangkan.

Lakukan Uji Tuntas Proyek DeFi

Setiap kali Anda melihat proyek DeFi maupun coin token DeFi yang membuat Anda tertarik untuk berinvestasi, Anda harus melakukan uji tuntas terlebih dahulu. Uji tuntas dapat dilakukan dengan mempelajari whitepaper, peta jalan, hingga mencari tahu latar belakang tim pengembang.

Pastikan Anda juga mengikuti media sosial dari proyek DeFi token tersebut. Ini dapat membantu Anda melihat apakah calon investor lain mengajukan pertanyaan yang belum Anda pikirkan.

Langkah semacam ini diperlukan dalam hal membuat keputusan apapun, terutama dalam hal investasi maupun jual beli. Sama seperti ketika Anda ingin membeli sebuah mobil yang terdaftar secara online. Apakah foto dan deskripsi yang disajikan sudah cukup untuk meyakinkan Anda atau Anda justru perlu untuk mengeceknya lebih lanjut?

Temukan proyek DeFi terbaik untuk investasi Anda dalam artikel kami yang membahas tentang DeFi coin.

Miliki Strategi Trading dan Manajemen Risiko yang Baik

Disadur dari Viva.co.id, sangat penting bagi setiap investor untuk memiliki strategi yang baik untuk melakukan investasi dan mengelola asetnya.

Jika Anda adalah seorang Hodler dan melakukan trading jangka panjang, fundamental apa yang sudah Anda teliti sehingga Anda yakin bahwa ini adalah investasi yang bagus? Baca artikel kami tentang crypto yang bagus untuk jangka panjang untuk referensi selengkapnya.

Namun, apabila Anda memilih trading aktif, apakah Anda menggunakan analisis teknikal? Bagaimana Anda menghitung ukuran posisi Anda untuk memastikan Anda tidak terlalu banyak mengambil risiko?

Sebagai contoh, berapa besar ukuran akun Anda yang Anda pertaruhkan per trade? Trader yang baik kerap mempertaruhkan 1-3% dari akun mereka dalam satu trader. Jadi, meskipun hasilnya tidak sesuai harapan, mereka masih memiliki setidaknya 97% tersisa untuk mencari lebih banyak peluang.

Gunakan Alat Keamanan Digital dan Fisik

Pada artikel tentang apa itu DeFi ini kita sudah sempat membahas mengenai dompet DeFi seperti MetaMask yang sangat bagus untuk menyimpan token ERC-20. Namun, Anda juga dapat mempertimbangkan dompet fisik apabila Anda menginginkan keamanan fisik yang lebih baik.

Pada akhirnya, Anda harus rajin untuk secara mandiri mengelola transaksi dan memastikan bahwa Anda tetap menjaga keamanan aset Anda.

FAQs


Apa itu DeFi?

Apa itu decentralized?

Apa saja token DeFi terbaik saat ini?

Apakah DeFi berbeda dengan kripto?

Referensi

Apa Itu Staking Crypto? – Semua yang Perlu Anda Ketahui Tentang Staking

Ilustrasi Trader - Staking Crypto

Koin crypto yang beroperasi pada blockchain proof-of-stake (PoS) yang mendukung ‘staking,’ sebuah alat yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan penghasilan pasif yang menawarkan suku bunga kompetitif saat koin dikunci.

Dilansir dari Elshinta.com, staking adalah cara yang efektif untuk menambah kepemilikan crypto Anda dengan cara mengunci token crypto yang Anda miliki sebagai imbalan atas kontribusi Anda dalam menjaga integritas dan keamanan jaringan. Imbalan staking akan didapatkan tanpa terpengaruh oleh harga pasar secara keseluruhan.

Bagi Anda pemula yang ingin mengetahui lebih dalam tentang apa itu staking crypto, baca artikel ini sampai habis dan simak penjelasan tentang cara kerja crypto staking, termasuk kelebihan, kekurangan, dan risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum melakukannya.

Apa Itu Staking Crypto?


Untuk mengetahui apa itu staking crypto, mari kita mulai dengan dasar-dasarnya. Staking artinya mengunci token sehingga memungkinkan pemegang crypto untuk mendapatkan hadiah pasif. Konsepnya mirip dengan menyimpan uang di rekening tabungan. Pemegang crypto umumnya mendapatkan APY yang variabel sementara koin mereka dikunci dalam staking pool.

Besaran APY bervariasi tergantung pada jenis koin yang digunakan. Cryptocurrency terbaik dan koin berkapitalisasi besar seperti Ethereum dan Solana biasanya menawarkan APY sekitar 3-7%. Jumlah ini tentu jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan APY yang ditawarkan oleh koin baru.

Sebagai perbandingan, coin baru yang akan launching bisa memberikan APY dua kali lipat atau bahkan tiga digit. Staking umumnya ditawarkan oleh blockchain PoS, yang menjaga keamanan dan operasional jaringan, koin yang distaking akan tetap terkunci hingga periode staking berakhir.

Durasi ini biasanya berlangsung beberapa hari, namun bisa lebih lama tergantung proyeknya. Staking ideal untuk investor jangka panjang, di mana Anda bisa mendapatkan penghasilan pasif hanya dengan menyimpan koin. Jika tidak, koin tersebut akan menganggur di dompet crypto, sehingga Anda melewatkan peluang mendapatkan penghasilan secara pasif.

Bagaimana Cara Kerja Staking Crypto?


Sebagai cryptocurrency terbesar, apakah staking Bitcoin bisa dilakukan? Jawabannya adalah tidak. Karena Bitcoin hanya bisa ditambang dan konsesus of work tidak memungkinkan staking Bitcoin bisa dilakukan meskipun Bitcoin merupakan cryptocurrency terbesar saat ini. Mari kita lihat cara kerja staking crypto dengan contoh yang mudah dipahami.

Seorang investor memiliki 5 ETH dan mereka menyetorkannya ke dalam staking pool. Staking pool tersebut menawarkan APY sebesar 4%. Investor menyimpan 5 ETH di staking pool selama 12 bulan. Setelah 12 bulan, 5 ETH tersebut menghasilkan hadiah staking sebesar 0,2 ETH.

Investor menarik saldo staking mereka sebesar 5,2 ETH. Jika investor hanya menyimpan 5 ETH tersebut di dompet crypto, mereka akan kehilangan kesempatan mendapatkan 0,2 ETH. Inilah alasan mengapa bagi pemegang jangka panjang, staking merupakan pilihan yang tepat.

Namun, risiko staking crypto adalah nilai koin yang distaking dapat naik dan turun dan tidak dapat dijual selama masa staking. Namun saat harga token yang distaking naik, ada 2 keuntungan yang bisa didapatkan jika melakukan stake crypto adalah keuntungan dari staking dan keuntungan dari kenaikan harga token tersebut.

Misalnya, harga awal ETH adalah $2.000. Setelah 12 bulan staking, harga ETH naik menjadi $3.000. Ini berarti nilai awal 5 ETH meningkat dari $10.000 menjadi $15.000. Ditambah, imbalan staking 0,2 ETH yang diperoleh bernilai $600 saat penarikan.

Namun, nilai koin juga bisa turun selama staking, sehingga Anda bisa mendapatkan kembali jumlah yang lebih rendah dari investasi awal. Oleh karena itu, risiko staking tetap ada dan harus diperhatikan sebelum melakukannya.

Validasi Proof-of-Stake

Salah satu kunci staking adalah konsesus Proof-of-stake dari sebuah blockchain. Proof-of-stake (PoS) adalah mekanisme konsensus yang memungkinkan blockchain untuk memverifikasi transaksi. Ini menjaga ekosistem blockchain tetap terdesentralisasi, memastikan tidak ada satu entitas yang memiliki kendali penuh atas jaringan.

Proof -of-Stake - Staking Crypto

Berdasarkan informasi yang kami dapatkan dari blog Binus University, Blockchain PoS tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga ideal untuk menghasilkan penghasilan pasif. Siapa pun dapat menjadi validator staking dengan mengunci koin mereka.

Validator bertanggung jawab untuk memvalidasi transaksi, seperti transfer antar dompet. Sebagai validator, Anda memastikan jaringan berjalan jujur dan sah. Bertindak dengan itikad buruk dapat menyebabkan koin yang distaking akan disita oleh jaringan, sehingga validator memiliki insentif finansial untuk bertindak dengan baik.

Bitcoin menggunakan mekanisme konsensus proof-of-work (PoW), yang tidak hanya buruk bagi lingkungan tetapi juga dianggap sistem yang tidak adil. Seperti sudah dijelaskan dibagian atas, staking Bitcoin tidak dapat dilakukan.

Dalam proof-of-work (PoW), mereka yang memiliki daya komputasi terbesar, yang membutuhkan sumber daya finansial besar, memiliki peluang terbaik untuk mendapatkan hadiah. Hal ini tidak terjadi pada PoS, karena investor dapat memulai hanya dengan beberapa dolar.

Apa Itu Liquid Staking Crypto?


Salah satu kelemahan staking crypto adalah kurangnya akses terhadap dana likuid. Koin yang distaking tidak dapat digunakan atau ditebus selama dikunci di staking pool. Solusi untuk masalah ini adalah platform liquid staking. Platform ini memungkinkan pengguna crypto untuk mendapatkan hadiah staking sekaligus tetap memiliki akses ke likuiditas.

Contoh yang populer adalah Lido. Misalkan Anda menyetor 1,5 ETH ke staking pool Lido. ETH tersebut menghasilkan APY sebesar 5%. Anda langsung menerima 1,5 stETH, sebuah koin crypto yang terikat dengan ETH.

stETH ini bisa digunakan untuk berbagai tujuan, seperti diperdagangkan, menghasilkan yield di platform DeFi, atau dijual di bursa. Namun, liquid staking memiliki syarat penting. Koin asli hanya bisa ditebus setelah aset likuid dikembalikan. Jadi, dalam contoh ini, pengguna akan menerima kembali 1,5 ETH setelah mereka menyetor ulang 1,5 stETH.

Kelebihan Staking Crypto


Setelah menjawab pertanyaan ‘Apa itu staking crypto?’ mari kita jelajahi mengapa perlu melakukan crypto staking dengan melihat kelebihan dan kekurangannya, dimulai dari manfaat utamanya.

Mendapatkan Penghasilan Pasif dari Crypto

Keuntungan stake crypto adalah dengan staking crypto terbaik Anda bisa mendapatkan sumber penghasilan tambahan saat berinvestasi dalam cryptocurrency, mirip dengan membeli saham dividen. Pemegang saham dividen bisa mendapatkan keuntungan dari dua cara, pembayaran dividen kuartalan dan kenaikan harga saham.

Pendapatan Pasif - Staking Crypto

Investor tidak hanya diuntungkan saat harga crypto naik, tetapi juga dari distribusi hasil staking yang biasanya dilakukan setiap hari atau mingguan. Hal ini memungkinkan investor untuk menggandakan pendapatan mereka.

Misalnya, jika Anda menerima imbalan staking sebesar 0,1 ETH. ETH tersebut dapat disetorkan kembali ke staking pool yang sama, sehingga menghasilkan penghasilan staking tambahan. Dengan kata lain, strategi staking yang terkomposisi dapat mempercepat pengembalian crypto Anda, mirip dengan reinvestasi dividen ke pasar saham.

Berpartisipasi dalam Keamanan Jaringan

Staking crypto tidak hanya sekadar alat penghasilan pasif, tetapi juga menjaga keamanan jaringan yang bersangkutan. Saat melakukan staking artinya ada orang akan menjadi validator yang bertanggung jawab memverifikasi transaksi. Ini memberikan insentif finansial bagi validator untuk bertindak jujur dan kredibel.

Jika tidak, validator bisa dikenakan penalti keuangan atau ‘slashing’. Slashing terjadi ketika validator bertindak dengan niat buruk atau tidak dapat diandalkan, seperti offline dalam waktu lama. Sistem insentivisasi ini membantu menjaga keamanan ekosistem blockchain bagi semua pengguna.

Fleksibilitas Jangka Waktu Staking dan Minimal yang Rendah

Koin yang distaking tetap terkunci, artinya tidak bisa dijual atau ditransfer. Namun, beberapa staking menawarkan jangka waktu yang fleksibel, tergantung pada koinnya. Ini memungkinkan investor untuk menarik koin mereka kapan saja tanpa penalti finansial. Selain itu, staking seringkali memiliki minimum yang rendah.

Misalnya, meskipun blockchain Ethereum membutuhkan 32 ETH untuk menjadi validator, pooled staking memungkinkan Anda memulai hanya dengan 0,01 ETH atau sekitar $30 berdasarkan harga pasar saat ini. Dengan demikian, staking adalah alat penghasilan yang inklusif dan cocok untuk semua anggaran.

Kekurangan Staking Crypto


Setelah mengenal apa itu staking dan kelebihannya, sekarang kita akan beralih ke kekurangan dari salah satu cara investasi crypto yang satu ini.

Periode Penguncian

Tidak semua ekosistem staking menawarkan fleksibilitas. Sebaliknya, periode penguncian minimum sering kali diberlakukan, biasanya berlangsung beberapa hari atau minggu. Beberapa staking pool menawarkan hadiah yang lebih besar untuk jangka waktu yang lebih lama, seperti 3 atau 6 bulan.

Ini berarti Anda tidak dapat mengakses koin hingga jangka waktu tersebut berakhir. Misalnya, jika Anda melakukan staking koin untuk jangka waktu 3 bulan dan nilainya meningkat 400%, Anda tidak bisa menjualnya karena periode staking masih berjalan. Nilai koin bisa turun secara signifikan setelah periode tersebut berlalu.

Inflasi Token

Selain biaya transaksi, hadiah staking juga dihasilkan dari web 3.0 coin yang baru diciptakan. Misalnya, menurut sebuah studi MDPI, sekitar 1.600 token ETH dicetak setiap hari. Koin-koin ini dibagikan kepada validator, yang menyebabkan peningkatan suplai ETH. Akibatnya, staking bisa menyebabkan inflasi, yang bisa merugikan pemegang koin.

Namun, cryptocurrency terbaik untuk staking memiliki kebijakan inflasi yang bijaksana. Misalnya, tingkat inflasi awal Solana adalah 8%, yang berkurang 15% setiap tahun hingga mencapai tingkat inflasi jangka panjang sebesar 1,5%. Hal ini menjadikan ekosistem Solana berkelanjutan untuk hasil staking.

Apakah Staking Crypto Aman?


Secara umum, crypto staking relatif aman. Koin yang distaking akan disimpan dalam smart contract, yang memiliki syarat dan ketentuan yang transparan dan tidak dapat diubah. Ini berarti koin yang di-stake tidak bisa ditarik oleh proyek tersebut karena smart contract bersifat terdesentralisasi dan tidak dapat diubah.

Namun, ada pengecualian. Beberapa layanan staking dan pool ditawarkan oleh platform pihak ketiga seperti bursa crypto. Meskipun hasil yang ditawarkan lebih tinggi dan minimum yang lebih terjangkau, ini menghadirkan risiko pihak ketiga. Oleh karena itu, investor harus memastikan mereka menggunakan platform yang tepercaya saat melakukan staking.

Risiko Staking Crypto

Menurut informasi dari CNBC Indonesia, Investor crypto di Indonesia sudah mencapai 19 juta orang. Namun bukan berarti mereka semua paham soal crypto. Sebagian dari mereka juga hanya ikut-ikutan dan FOMO, bahkan berani memulai trading dan staking tanpa mengetahui risikonya. Berikut adalah risiko staking yang mungkin akan dihadapi oleh para investor:

  • Slashing – Bagi mereka yang langsung melakukan staking di jaringan PoS, mereka akan menjadi validator. Risiko utama di sini adalah slashing, yaitu penalti keuangan untuk pelanggaran tertentu, seperti menambahkan transaksi berbahaya ke jaringan atau tidak online untuk waktu yang lama. Slashing dapat menyebabkan hilangnya sebagian atau seluruh koin yang distaking.
  • Volatilitas: Bahkan crypto yang menjanjikan saja sangat volatil. Meskipun staking memastikan aliran penghasilan pasif selama kondisi pasar yang bergejolak, Anda mungkin mendapatkan kembali jumlah yang lebih sedikit daripada saat Anda mulai, setidaknya dalam nilai dolar. Hal ini disebabkan nilai koin bisa turun secara signifikan.
  • Risiko Pihak Ketiga – Menggunakan platform staking pihak ketiga menghadirkan risiko pihak ketiga karena Anda mempercayakan platform tersebut untuk bertindak secara bertanggung jawab dan etis. Pada saatnya, Anda akan meminta penarikan dari platform tersebut, yang berarti Anda tidak akan menerima koin yang distaking hingga penarikan disetujui.

Cara Memulai Staking Crypto


Berikut adalah langkah-langkah umum yang harus dilakukan untuk memulai crypto staking.

Langkah 1: Pilih Platform

Pertama, pilih layanan atau platform staking yang tepercaya. Platform staking crypto terbaik tidak hanya aman, tetapi juga menawarkan APY yang kompetitif dan syarat yang fleksibel. Pastikan juga untuk memeriksa koin apa saja yang didukung dan apakah ada persyaratan minimum akun.

Langkah 2: Pilih Crypto dan Periode Penguncian

Setelah itu, pilih koin crypto terbaik untuk distaking, beberapa meme crypto juga menawarkan imbalan staking tinggi dan setorkan koin tersebut. Ini dilakukan melalui transfer dompet-ke-dompet, dan platform akan memberikan alamat dompet unik untuk setoran.

Beberapa platform staking juga memungkinkan Anda menghubungkan dompet pribadi dan secara otomatis melakukan staking koin. Anda mungkin juga perlu memilih periode penguncian. Semakin lama jangka waktunya, biasanya semakin tinggi APY-nya.

Langkah 3: Dapatkan Hadiah

Sebagian besar penyedia staking menawarkan imbalan yang didistribusikan secara otomatis, seringkali setiap hari atau mingguan. Hadiah ini akan ditransfer ke dompet Anda dan terus berlanjut hingga koin di-unstake dan ditarik.

Namun, beberapa kesepakatan staking bekerja secara berbeda. Anda mungkin harus mengklaim imbalan staking secara manual, di mana imbalan dan setoran asli akan diklaim bersama setelah Anda melakukan unstake koin.

Apakah Staking Crypto Layak Dilakukan?

Sebagian besar ahli berpendapat bahwa staking adalah langkah cerdas, terutama bagi investor jangka panjang. Ini adalah cara sederhana untuk menghasilkan pendapatan pasif, memungkinkan Anda untuk menggandakan penghasilan dan aset crypto Anda. Selain itu, staking juga membantu menjaga keamanan jaringan.

Namun, risiko staking tetap ada. Nilai koin bisa menurun, dan Anda tidak bisa menarik koin hingga periode staking selesai. Selain itu, ada risiko pihak ketiga saat menggunakan platform staking eksternal.

Kesimpulan


Staking crypto merupakan cara efektif untuk memperoleh penghasilan pasif dengan mengunci aset crypto dalam jaringan blockchain berbasis Proof-of-Stake (PoS). Investor bisa mendapatkan imbalan berupa APY variabel yang didistribusikan secara teratur, tergantung pada durasi penguncian dan jenis koin yang digunakan.

Meskipun demikian, staking membawa risiko volatilitas harga koin yang dapat mengakibatkan penurunan nilai aset selama periode staking. Selain itu, staking juga membantu menjaga keamanan jaringan blockchain dengan memberikan insentif kepada validator untuk berperilaku jujur.

Namun, investor perlu mempertimbangkan risiko slashing dan penggunaan platform pihak ketiga yang dapat menimbulkan risiko keamanan. Oleh karena itu, staking ideal bagi investor jangka panjang yang memahami risikonya dan ingin mendapatkan penghasilan tambahan secara pasif.

FAQs

Apa itu staking crypto?

Staking pada crypto adalah proses mengunci aset crypto dalam jaringan blockchain berbasis Proof-of-Stake (PoS) untuk mendapatkan imbalan pasif.

Bagaimana cara kerja staking pada crypto?

Investor mengunci koin mereka dalam staking pool dan mendapatkan imbalan dalam bentuk APY yang didistribusikan secara berkala.

Apa risiko utama crypto staking?

Risiko utama adalah volatilitas harga koin, periode penguncian, dan kemungkinan penalti slashing bagi validator yang tidak mematuhi aturan.

Apakah semua koin crypto bisa di-stake?

Tidak, hanya koin yang menggunakan mekanisme Proof-of-Stake (PoS) yang bisa di-stake, seperti Ethereum dan Solana.

Referensi

Apa Itu Crypto? – Panduan Lengkap untuk Pemula

Mata uang kripto adalah aset digital yang berfungsi sebagai uang, merepresentasikan nilai, atau menjalankan fungsi utilitas pada blockchain, Dalam panduan ini, kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai apa itu crypto.

Kita juga akan mengulas tentang apa itu blockchain, cara kerja mata uang kripto, bursa kripto, dan bagaimana cara menggunakan mata uang kripto. Jadi, apabila Anda sedang mencari informasi berharga dan ingin memperdalam pengetahuan tentang apa itu cryptocurrency, baca panduan apa itu crypto yang kami paparkan ini sampai akhir.

Apa itu Crypto?


Untuk memulai artikel ini, mari kita membahas tentang apa yang dimaksud dengan cryptocurrency. Dilansir dari Kontan.co.id, cryptocurrency adalah aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai alat pertukaran menggunakan kriptografi yang kuat agar transaksi keuangan semakin aman.

Kata cryptocurrency berasal dari dua kosa kata, yaitu cryptography yang berarti rahasia dan currency yang artinya mata uang. Dengan kata lain, cryptocurrency artinya adalah mata uang yang aman atau rahasia.

Bitcoin memicu revolusi kripto modern pada tahun 2009. Kala itu BTC diluncurkan oleh seseorang atau tim anonim bernama Satoshi Nakamoto.

apa itu crypto Bitcoin Satoshi Nakamoto

Saat ini sudah banyak orang mengenal apa yang dimaksud dengan cryptocurrency dan Bitcoin (BTC) menjadi koin yang paling populer. BTC bahkan kerap disebut sebagai ‘emas digital’ lantaran hanya ada sebanyak 21 juta BTC yang tersedia dan kini semakin langka.

Jenis-jenis Kripto

Seiring berjalannya waktu, muncul daftar coin baru dengan berbagai tujuan. Beberapa di antaranya bertujuan untuk mempercepat proses transaksi, sedangkan lainnya memiliki tujuan untuk menambahkan fungsionalitas baru ke jaringan blockchain.

Litecoin diluncurkan pada tahun 2011 sebagai sebuah ‘fork’ dari Bitcoin atau versi modifikasi dari kode Bitcoin. Litecoin mampu memproses transaksi lebih cepat dibanding jaringan Bitcoin.Ethereum apa itu cryptoPada tahun 2015, jaringan Ethereum diluncurkan, membawa kemampuan pemrograman yang kuat ke dunia kripto. Proyek ini mengarah pada program yang berjalan di blockchain, yang saat ini kita kenal sebagai kontrak pintar.

Kripto Teratas

Saat ini ada puluhan ribu cryptocurrency yang beredar, meskipun tidak sedikit yang gagal bertahan. Kendati demikian, proyek-proyek terkemuka telah menikmati nilai keseluruhan yang lebih tinggi, dengan urutan yang berubah seiring dengan perkembangan adopsi pasar.

Dilansir dari Liputan6.com, Bitcoin masih menjadi raksasa di pasar kripto sebagai koin dengan kapitalisasi pasar terbesar. Pada saat artikel ini ditulis, BTC memiliki kapitalisasi pasar sebesar $1,1 triliun. Sebagai informasi, total keseluruhan kapitalisasi pasar cryptocurrency adalah $1,9 triliun.

Berikut ini contoh crypto teratas berdasarkan kapitalisasi pasar (total nilai pasar):

  • Bitcoin (BTC)
  • Ethereum (ETH)
  • Tether (USDT)
  • BNB (BNB)
  • Solana (SOL)
  • US Dollar Coin (USDC)
  • Ripple (XRP)
  • Dogecoin (DOGE)
  • TRON (TRX)
  • Toncoin (TON)

Dari 10 cryptocurrency terbaik saat ini, dua di antaranya (USDT dan USDC) merupakan stablecoin yang artinya mengacu pada mata uang lain, dalam hal ini USD. Kedua koin tersebut menggunakan dukungan USD atau aset yang setara untuk mempertahankan nilainya di $1.

Sementara itu, mata uang lain yang tercantum di atas menjadi penggerak di jaringannya masing-masing. Utilitas ini juga memberi nilai pada koin-koin tersebut, terutama untuk jaringan yang banyak digunakan seperti Bitcoin dan Ethereum.

Anda dapat mengetahui jenis-jenis cryptocurrency secara lebih terperinci dengan membaca artikel kami mengenai jenis crypto.

Baca juga:

Bagaimana Cara Kerja Crypto?


Saat digunakan sebagai mata uang, kripto bekerja seperti mata uang fiat. Fiat sendiri mengacu pada uang tradisional yang kita kenal selama ini, seperti IDR, USD, atau GBP. Fiat berasal dari bahasa Latin yang dapat diartikan sebagai perintah. Jadi, uang fiat menjadi sebuah mata uang dikarenakan pemerintah menyebutkan bahwa uang tersebut adalah mata uang.

Di sisi lain, kripto mendapatkan nilainya sebagai mata uang dari pasar. Pasar perdagangan menentukan nilai aset kripto tertentu. Anda dapat mengirimkan kripto ke vendor untuk membayar barang atau jasa, atau mengirim kripto untuk melunasi hutang.

Dalam mempelajari apa itu crypto, ada baiknya kita mengingat sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Bitcoin’s Pizza Day yang merupakan tonggak penting dalam sejarah Bitcoin pada 22 Mei 2010 silam.

Dilansir dari Republika.co.id, peristiwa Bitcoin’s Pizza Day menceritakan seseorang bernama Laszlo Hanyecz membeli dua buah pizza dan membayarnya menggunakan Bitcoin. Kala itu, Bitcoin masih berada dalam tahap awal, belum banyak orang mengerti apa itu crypto, dan BTC belum memiliki nilai tukar yang ditetapkan seperti sekarang.

Laszlo Hanyecz kemudian membuat pengumuman di forum BitcoinTalk. Ia menawarkan 10.000 Bitcoin kepada siapapun yang bersedia memberinya dua buah pizza. Pada saat itu 10.000 Bitcoin masih memiliki nilai yang sangat rendah sementara dua buah pizza memiliki harga berkisar 25 USD.

Seseorang dari Britania Raya bersedia menerima tawaran tersebut dan memesan dua buah pizza untuk Laszlo. Kemudian, Laszlo mengirimkan 10.000 BTC ke alamat Bitcoin orang tersebut.

Peristiwa ini menggambarkan bagaimana Bitcoin menjadi alat pembayaran atau alat tukar, meskipun pada saat itu nilainya masih sangat rendah. Sama seperti mata uang lainnya, kripto dapat menjadi alat tukar apabila ada keyakinan bahwa orang lain akan menerima kripto sebagai alat tukar di masa depan.

Kripto beredar tanpa dikendalikan oleh bank atau perusahaan tertentu. Artinya, sifat crypto adalah terdesentralisasi alias tidak ada satupun pihak yang menjadi perantara apabila transaksi terjadi.

Bagaimana Cryptocurrency Dibuat?

Saat mencari tahu tentang apa itu crypto, Anda mungkin akan berpikir bagaimana kripto dibuat. Ada banyak cryptocurrency mengembangkan pasokannya melalui penambangan, seperti Bitcoin. Penambangan yang dimaksud adalah proses dimana jaringan menyediakan koin baru sebagai hadiah untuk memvalidasi transaksi jaringan. Proses penambangan membutuhkan ‘kerja’, karena para penambang harus memecahkan teka-teki kriptografi. Hal semacam ini disebut dengan protokol Proof-of-Work (PoW).

Protokol lain yang dikenal di dalam dunia kripto adalah Proof-of-Stake (PoS), Proof-of-History (PoH), atau model lain untuk mencapai konsensus, sebuah kesepakatan bahwa transaksi tersebut valid.

Jaringan Proof-of-Stake (PoS) juga memberikan imbalan, menambahkan lebih banyak mata uang sebagai hasil dari proses konsensus.

  • Mining (Penambangan) menggunakan Proof-of-Work untuk membuat koin baru di jaringan sebagai upah penambangan.
  • Minting mengacu pada penggunaan algoritma untuk membuat koin atau token baru sebagai hadiah staking crypto, atau sebagai token untuk digunakan di blockchain. Misalnya, $PEPE adalah token yang dicetak di jaringan Ethereum, yang bukan merupakan hasil dari staking atau penambangan, sedangkan pasokan ETH baru berasal dari staking.

Apa Perbedaan Crypto dengan Mata Uang Fiat?

Mata uang fiat menjadi alat pembayaran yang sah karena pemerintah menyatakan hal tersebut. Sebagai contoh, mata uang Dolar AS bertuliskan sebagai berikut:“This note is legal tender for all debts, public and private.”

Artinya:“Uang kertas ini adalah alat pembayaran yang sah untuk semua utang, baik utang publik maupun utang pribadi.”

Dollar apa itu crypto

Di sisi lain, kripto tidak ditautkan pada utang dan tidak dinyatakan sebagai uang dalam banyak kasus. Kendati demikian, saat ini beberapa negara telah mengadopsi Bitcoin (BTC) sebagai alat pembayaran yang sah.

Berbeda dengan mata uang fiat, orang dapat secara bebas memilih untuk memiliki mata uang crypto sebagai uang, investasi, atau perdagangan spekulatif.

Sentralisasi vs Desentralisasi

Mata uang fiat tersentralisasi, yang artinya pasokan dan nilainya dikendalikan oleh pemerintah dan bank sentral. Di sisi lain, sebagian besar cryptocurrency terdesentralisasi, dengan perubahan pada protokol dan emisi (koin atau token tambahan) yang ditentukan oleh komunitas di seluruh dunia.

Sebagai contoh, perubahan pada Bitcoin membutuhkan pemungutan suara pada Bitcoin Improvement Proposal (BIP) dengan persetujuan dari 95% penambang.

Kendati demikian, desentralisasi tidak berlaku secara universal untuk semua mata uang crypto. Misalnya, Ripple (XRP) dengan metode suplai dan validasinya ditentukan oleh satu perusahaan yaitu Ripple Labs.

Beberapa kripto yang menggunakan konsensus terdesentralisasi (kesepakatan dalam transaksi) juga mendapatkan kontrol ketat oleh sebuah kelompok terpusat.

Di samping itu, seringkali terjadi juga transisi dari kontrol sentralisasi ke kontrol desentralisasi. Cardano menjadi contoh terbaik untuk menggambarkannya, yang dimulai dari jaringan sentralisasi tetapi bergerak menuju desentralisasi.

Apa Itu Blockchain?


Pertanyaan tentang apa itu crypto kemudian akan memunculkan pertanyaan baru yaitu apa itu blockchain karena keduanya sangat berkaitan.

Dilansir dari CNBC Indonesia, blockchain merupakan sebuah teknologi yang digunakan sebagai bank data secara digital dan terhubung dengan kriptografi. Secara sederhana, blockchain adalah sebuah buku besar (ledger) yang mencatat transaksi mata uang crypto.

Apa itu blockchain dan apa itu crypto

Istilah blockchain merujuk pada strukturnya, sebagai berikut:

  • Transaksi dikelompokkan dalam blok-blok oleh para penambang dan validator.
  • Setiap blok merujuk ke blok sebelumnya atau blok induk menggunakan hash kriptografi.
  • Blok-blok yang terhubung ini kemudian membentuk sebuah rantai.

Dikarenakan setiap blok merujuk pada blok sebelumnya atau blok induknya, transaksi yang terjadi di dalam blockchain sulit untuk diubah.

Struktur blockchain berbeda dengan perbankan tradisional atau pada mata uang fiat. Jika sebuah bank atau perusahaan keuangan ingin membalikkan sebuah transaksi, mereka dapat melakukannya dengan mengubah nilai di dalam database.

Keabadian transaksi di blockchain disebut juga dikenal dengan istilah immutability. Kendati tidak membuat transaksi mustahil untuk diubah, struktur blockchain membuat transaksi sangat sulit untuk diubah. Transaksi dalam blok menjadi lebih permanen ketika blok baru ditambahkan ke dalam rantai.

Sebagai contoh, pada jaringan Bitcoin, biaya untuk mengubah transaksi sebelumnya lebih besar daripada potensi keuntungannya. Untuk dapat mengubah sebuah transaksi, Anda harus menambang ulang setiap blok setelah blok yang menyimpan transaksi tersebut. Di samping itu, Anda perlu melakukannya lebih cepat daripada jaringan lain yang dapat menambang blok-blok valid baru (Bitcoin memilih rantai yang paling panjang).

Setelah enam konfirmasi blok, transaksi Bitcoin dianggap selesai. Namun, dari sudut pandang praktis, transaksi yang lebih kecil bersifat permanen setelah satu kali konfirmasi blok karena adanya biaya untuk menambang ulang sebuah blok.

Jaringan Bitcoin menggunakan konsensus Proof-of-Work (PoW) yang akan kita bahas pada bagian berikutnya. Selain itu, jika Anda ingin mempelajari tentang blockchain secara lebih mendalam, bacalah artikel kami tentang teknologi blockchain.

Proof of Work (PoW) vs Proof of Stake (PoS)


Agar ledger (buku besar) dapat dipercaya (dan agar mata uang digital memiliki nilai), harus ada cara untuk menyepakati bahwa transaksi tersebut valid. Dalam keuangan tradisional, bank dan institusi keuangan biasanya menjadi penentu. Namun, blockchain pada crypto mengambil pendekatan berbeda.

Di dalam blockchain, jaringan harus mencapai konsensus dan kemudian memiliki metode untuk mengamankan transaksi sehingga tidak dapat diubah. Metode konsensus yang paling umum adalah Proof-of-Work (PoW) dan Proof-of-Stake (PoS).

Penting untuk memahami perbedaan mendasar antara PoW dan PoS saat Anda ingin memperdalam pengetahuan tentang apa itu crypto.

Proof of Work (PoW)

Proof-of-Work (PoW) berawal dari sebuah makalah yang ditulis oleh Adam Back pada tahun 2002. Makalah tersebut merinci metode untuk membatasi spam email dan serangan denial of service melalui kerja minimum dari CPU untuk memecahkan masalah kriptografi.

Satoshi, nama samaran penemu Bitcoin, kemudian mengadopsi ide tersebut untuk Bitcoin. Hal ini membuat para penambang BTC dapat menebak nilai hash yang tepat untuk menambahkan blok baru ke dalam blockchain. Waktu dan biaya terkait dengan pekerjaan ini membuatnya menjadi penghalang untuk mengubah transaksi di dalam blockchain.

Di sisi lain, ada insentif finansial untuk penambang. Seorang penambang dapat memperoleh BTC dengan mengarahkan kekuatan hashing untuk menambang blok baru guna mendapatkan upah penambang.

Proof-of-Work masih dianggap oleh banyak orang sebagai cara paling aman untuk melindungi blockchain. Beberapa jaringan yang sudah mapan lain seperti Litecoin, Dogecoin, Bitcoin Cash, Ethereum Classic, dan Monero juga mengguna menggunakan PoW.

Proof of Stake (PoS)

Kendati dianggap yang paling aman, PoW mendapatkan kritik terkait konsumsi energi. Sementara itu, dilansir dari Voi.id, Proof-of-Stake (PoS) lebih ramah energi dibanding PoW, yang membuatnya kini menjadi lebih populer.

Proof-of-Stake pertama kali dipelopori oleh Peercoin, yang menggunakan PoW dan PoS. PoS mengharuskan validator untuk memberikan jaminan dengan mempertaruhkan sesuatu yang berharga.Jika validator melanggar protokol atau seperangkat aturan, kepemilikan validator akan dipotong. Artinya, semua atau sebagian mata uang crypto yang dipertaruhkan dapat diambil dari validator apabila melanggar protokol.

Validator adalah sebuah komputer di jaringan yang menjalankan perangkat lunak khusus guna memastikan transaksi valid dan node validator lainnya mengikuti protokol.

Jaringan Proof-of-Stake seringkali memiliki persyaratan minimum staking untuk setiap validator. Namun, mereka juga dapat menawarkan Delegated Proof-of-Stake (DPoS) yang memungkinkan orang-orang dengan saldo minimum untuk bekerjasama dan melakukan staking ke validator.

Beberapa metode konsensus lainnya yang perlu diketahui saat mempelajari crypto itu apa, yaitu:

  • PoH: Proof of History
  • PoET: Proof of Elapsed Time
  • PoC: Proof of Capacity

Peran Konsensus dalam Kripto

Menurut Wikipedia, konsensus dapat diartikan sebagai sebuah kesepakatan bersama. Dalam kripto, konsensus (kesepakatan antar node) memberi kita cara untuk bertransaksi tanpa perlu mempercayai bank, institusi, atau pihak ketiga untuk memverifikasi transaksi. Semua perlu kita lihat dapat diverifikasi dengan dompet kripto dan penjelajah blockchain untuk Bitcoin, Ethereum, atau jaringan apapun yang Anda gunakan.

Mekanisme konsensus memastikan bahwa semua node setuju dengan status buku besar blockchain dan semua transaksi adalah sah.

Sebagai pengguna, konsensus memungkinkan kita untuk merasa yakin akan keabsahan transaksi. Kita juga dapat memilih jaringan kripto berdasarkan keamanan yang disediakan oleh mekanisme konsensus.

Beberapa orang lebih percaya terhadap PoW, sementara yang lain lebih memilih PoS atau metode konsensus lainnya. Dalam dua kasus tersebut, kita tidak perlu mempercayai pihak ketiga yang mungkin tidak bekerja untuk kepentingan kita. Sebaliknya, kita mempercayai prosesnya dan memverifikasi hasilnya di blockchain publik.

Cara Mendapatkan Crypto


Disaat belum banyak orang tahu tentang crypto itu apa, mining atau penambangan menjadi cara yang paling populer untuk mendapatkan kripto. Namun, seiring dengan kelangkaannya, penambangan semakin sulit dilakukan. Crypto adalah mata uang digital yang dapat diperoleh melalui tiga cara utama, yaitu:

Mining

Bitcoin pertama kali ditambang menggunakan perangkat CPU desktop saat belum banyak orang tahu crypto itu apa. Hal ini juga dialami oleh Litecoin, Dogecoin, serta beberapa proyek baru seperti Kaspa dan Zephyr. Pada awalnya, Ethereum juga ditambang dan sampai saat ini, rantai Ethereum asli yang disebut sebagai Ethereum Classic juga masih ditambang menggunakan PoW.

Hanya koin-koin dengan konsensus PoW yang dapat ditambang dengan cara tradisional. Algoritma penambangan menyesuaikan dengan tingkat kesulitan seiring dengan bertambahnya jumlah penambang atau penambang yang lebih baik.

Meningkatnya kesulitan dalam penambangan kripto menuntut penambang memiliki perangkat keras yang lebih baik.Saat ini Bitcoin sudah tidak bisa ditambang secara kompetitif menggunakan CPU atau bahkan kartu grafis kelas atas. Industri penambangan Bitcoin didominasi oleh perangkat keras khusus yang disebut Application-Specific Integrated Circuits (ASIC).

Beberapa koin yang lebih kecil seperti Kaspa, Monero, dan Zephyr masih dapat ditambang menggunakan CPU atau kartu grafis. Namun, sebagian besar penggemar kripto lebih memilih untuk membelinya melalui bursa ketika harga turun.

Earning

Anda dapat mendapatkan kripto sebagai bentuk penghasilan. Kendati demikian, dalam beberapa kasus Anda harus sudah memiliki beberapa kripto terlebih dahulu untuk digunakan sebagai ‘modal’.

  • Staking: Jaringan Proof-of-Stake seperti Ethereum dan Solana memungkinkan Anda untuk ‘mempertaruhkan’ token Anda guna mendapatkan imbalan staking. Imbalan tersebut dapat menghasilkan 3% APY atau bahkan lebih jika Anda memilih staking crypto terbaik.
  • Protokol Imbal Hasil (Yield): Kontrak pintar membuka jalan bagi aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi). Aplikasi terdesentralisasi (dApps) populer seperti Aave memungkinkan pengguna mendapatkan hasil dengan meminjam kripto kepada orang lain. GMX, aplikasi DeFi terkenal lainnya memungkinkan Anda memiliki sebagian dari keuntungan (atau kerugian) dalam bursa terdesentralisasi yang dibayarkan dalam bentuk kripto.
  • Play-to-Earn (P2E): Game berbasis kripto adalah cara populer yang digunakan untuk mencari penghasilan kripto sembari bersenang-senang. Beberapa P2E populer antara lain Axie Infinity dan The Sandbox. Dapatkan daftar lengkap P2E terbaik dengan membaca artikel kami tentang game penghasil crypto.
  • Kartu Hadiah Kripto: Beberapa kartu hadiah kripto, seperti dari Coinbase atau Gemini, memungkinkan Anda mendapatkan cashback atau pengembalian saat melakukan pembelian kripto.
  • Bekerja untuk Crypto: Beberapa latform pekerja lepas menawarkan peluang untuk mendapatkan bayaran dalam bentuk kripto. Aplikasi pembayaran seperti Cash App, Strike, dan Venmo juga memungginkan pengguna untuk mengirim pembayaran kripto antar pengguna.

Buying

Membeli kripto dengan uang fiat merupakan cara paling efisien untuk membangun posisi. Namun, agar dapat membeli mata uang crypto pertama Anda dengan tepat, baca artikel kami tentang cara beli crypto.

Tempat Membeli Kripto


Setelah mengetahui tentang apa itu crypto, mungkin sekarang Anda mulai berpikir untuk membelinya. Cara paling umum untuk membeli crypto adalah menggunakan bursa kripto seperti Coinbase. Anda dapat membeli kripto dengan mata uang fiat seperti USD, GBP, atau mata uang lain yang didukung.

Bursa kripto pertama dimulai pada tahun 2010 saat Bitcoin Market diluncurkan. Beberapa bursa yang saat ini ada berasal dari era yang sama. Coinbase sebagai salah satu bursa terbesar berdiri pada tahun 2012, sementara Kraken dan Bitstamp pada 2011.

  • Bursa Terpusat (CEX): Bursa terpusat dijalankan oleh sebuah perusahaan dan sebagian besar membutuhkan verifikasi identitas. Contoh bursa terpusat saat ini adalah Coinbase dan Kraken. Bursa-bursa tersebut mendukung perdagangan mata uang fiat dengan kripto dan dapat digunakan untuk menyimpan aset kripto Anda di dompet kustodian sampai Anda menariknya.
  • Bursa Terdesentralisasi (DEX): Bursa terdesentralisasi dijalankan oleh perangkat lunak. Pengembang kontrak pintar menerbitkan aplikasi ke blockchain yang memungkinkan Anda memperdagangkan kripto dengan mata uang kripto lainnya. Anda juga dapat mendanai akun dengan menggunakan mata uang fiat melalui penyedia pihak ketiga. Beberapa DEX terpopuler saat ini adalah Uniswap dan Pancakeswap.
  • Broker: Mirip dengan bursa terpusat, broker memungkinkan Anda membeli kripto dengan mata uang tradisional. Perbedaannya adalah Anda membeli dan/atau menjual kepada broker, bukan berdagang langsung dengan pedagang kripto lain. eToro dan Robinhood adalah dua broker kripto populer saat ini.
  • Aplikasi Pembayaran: Cash App, PayPal, Venmo, dan aplikasi pembayaran lain telah mendukung pembelian dan penjualan kripto. Namun, beberapa di antaranya hanya mendukung Bitcoin (BTC).
  • Aplikasi Dompet: Dompet kripto seperti MetaMask menawarkan cara membeli kripto melalui penyedia pihak ketiga seperti MoonPay dan Mercuryo.
  • Jaringan Peer-to-Peer (P2P): Platform seperti Bisq dan HODL HODL menawarkan perdagangan Bitcoin secara Peer-to-Peer. Ini memungkinkan Anda berdagang dengan orang lain di seluruh dunia meskipun harganya mungkin berbeda dari harga pasar di bursa terpusat (CEX).
  • ATM Bitcoin: Di banyak negara kini telah memungkinkan Anda membeli Bitcoin melalui mesin ATM di pom bensin atau toko swalayan.

Apakah Crypto Aman?


Disadur dari Suara.com, cryptocurrency adalah aset yang sangat volatile atau fluktuatif. Artinya, nilainya sangat mudah berubah, baik naik maupun turun. Hal inilah yang membuat para investor harus mengetahui apa itu kripto dan menjadi sifat volatile itu sebagai pertimbangan utama sebelum berinvestasi.

Sebagai contoh, Solana (SOL) merupakan sebuah cryptocurrency yang sangat populer. Nilainya melonjak lebih dari 15.304% dibandingkan harga awalnya. Persentase lonjakan tersebut membuat SOL kini diperdagangkan dengan harga $128,02.

Harga SOL apa itu crypto

SOL pernah mencatatkan level tertinggi sepanjang masa di level $260. Namun, setahun setelahnya, SOL hanya diperdagangkan di level $10. Ini adalah contoh crypto yang menggambarkan betapa fluktuatif pergerakan harganya.

Kita harus memahami bahwa aset apapun akan selalu beriringan dengan risiko. Kendati demikian, ada beberapa pertimbangan keamanan dan cara-cara untuk mengurangi risiko tersebut.

Panduan tentang apa itu crypto memberikan informasi beberapa risiko yang mungkin dihadapi oleh investor agar dapat diantisipasi, sebagai berikut:

  • Risiko harga: Sebagai kelas aset yang masih muda dan volume perdagangan rendah, nilai kripto sangat mudah berubah. Saat membangun posisi, pertimbangkan menggunakan prinsip Dollar Cost Averaging, yang artinya membeli dari waktu ke waktu untuk mengurangi efek volatilitas pasar.
  • Risiko platform: Bursa mata uang crypto menawarkan cara mudah untuk menyimpan aset Anda menggunakan dompet kustodian. Namun, dompet kustodian berarti bursa akan mengontrol kunci pribadi dompet tersebut. Jika bursa membekukan penarikan atau bangkrut, aset kripto Anda bisa sangat berisiko. Pertimbangkan untuk memindahkan aset Anda ke dompet non-kustodian sehingga Anda dapat memegang kendali penuh.
  • Risiko kontrak pintar: Smart contract (kontrak pintar) adalah alat yang sangat canggih tetapi rentan terhadap peretasan, bug, atau kode berbahaya. Teliti protokol kontrak pintar dengan cermat sebelum terhubung dengannya. Pastikan bahwa kontrak pintar tersebut telah diaudit oleh perusahaan keamanan terpercaya.
  • Risiko politik: Pemerintah dapat mempersulit atau bahkan melarang perdagangan cryptocurrency tertentu. Sebagai contoh, pada tahun 2021 China telah melarang perdagangan dan penambangan kripto. Jadikan risiko politik ini sebagai bagian dari pertimbangan Anda membeli kripto.
  • Rug pulls dan abandonware: Beberapa proyek kripto yang tampak menjanjikan mungkin tidak akan pernah berjalan dan menjadi abandonware. Bahkan, sebagian di antaranya mungkin merupakan penipuan. Jadi, penting untuk pahami apa itu crypto, lakukan uji tuntas sebelum berinvestasi, dan carilah referensi sebanyak mungkin tentang crypto yang menjanjikan.

Keamanan Kripto vs Keuangan Tradisional

Pada bagian ini kita akan membahas keamanan antara kripto vs keuangan tradisional untuk memperdalam pengetahuan Anda tentang apa itu crypto.

Dalam banyak kasus, kripto dapat lebih aman dibanding aset tradisional karena transparansi yang dimilikinya. Kode untuk kontrak pintar seringkali tersedia untuk dilihat, memberi komunitas cara untuk mengidentifikasi masalah atau kekhawatiran. Audit kode juga menyoroti fitur dan risiko dari kontrak pintar.

Banyak cryptocurrency yang membatasi pasokan. Sebagai contoh, Bitcoin hanya memiliki total pasokan sebanyak 21 juta. Namun, beberapa di antaranya tidak memiliki batas pasokan, seperti Ethereum.

Sebaliknya, mata uang tradisional seperti USD biasanya mengalami peningkatan pasokan. Misalnya, M2 yang merupakan ukuran jumlah uang beredar di Amerika Serikat telah meningkat 155% dalam sepuluh tahun setelah peluncuran Bitcoin. Pada periode yang sama, nilai Bitcoin meroket dari di bawah 1 sen menjadi lebih dari $3.800.

Beberapa negara juga mengalami hiperinflasi dengan mata uang fiat. Detik.com melaporkan bahwa Venezuela sempat mengalami inflasi hingga 686% akibat anjloknya nilai mata uang Bolivar.

Cara Menyimpan Kripto


Penting untuk memahami cara menyimpan aset kripto Anda saat mempelajari tentang apa itu cripto. Sebagian besar investor kripto baru menyimpan aset mereka di bursa tempat mereka melakukan pembelian (dompet kustodian).

Bursa modern menggunakan cold storage atau menyimpan aset pengguna di dompet kripto offline. Meskipun nyaman, struktur ini juga berarti bursa menjadi satu-satunya pihak yang memegang kunci pribadi (private key) untuk mengontrol aset Anda.

Metamask apa itu crypto

Antara tahun 2011 hingga 2014, para peretas dilaporkan telah menguras ribuan BTC dari bursa Mt. Gox. Terbaru, CEO bursa FTX dihukum karena melakukan penipuan, yang diduga menggunakan deposito pelanggan dalam perdagangan berisiko lainnya.

Artinya, bursa dapat menjadi tempat yang berisiko untuk menyimpan aset Anda. Sebagai alternatif penyimpanan mandiri, Tetapi, ada juga risiko bahwa seseorang dapat mengakses akun Anda. Risiko ini sama dengan risiko yang ditemukan pada perbankan online.

Sebagai alternatif penyimpanan mandiri, Anda dapat menggunakan dompet kripto. Dompet kripto self-custody menyimpan kunci pribadi yang mengontrol kripto Anda.

  • Hot Wallet seperti MetaMask untuk Ethereum atau Electrum untuk Bitcoin menghasilkan dan menyimpan kunci pribadi pada perangkat yang dapat terhubung ke internet. Hot wallet adalah aplikasi yang berjalan di komputer atau perangkat seluler.
  • Cold Wallet biasanya berupa perangkat keras, menyimpan kunci pribadi Anda tetapi tidak terhubung ke internet. Perangkat ini kemudian berkomunikasi dengan komputer atau perangkat seluler Anda untuk mengesahkan atau menolak sebuah transaksi. Pilihan populer cold wallet di antaranya Trezor dan Ledger.

Baca artikel kami tentang wallet crypto terbaik untuk mendapatkan pilihan dompet kripto terbaik yang saat ini ada di pasaran.

Bagaimana Cara Anda Menggunakan Kripto?


Dalam beberapa kasus, fungsi cryptocurrency adalah sebagai token utilitas dalam jaringan. ETH dan SOL adalah contohnya, kedua token tersebut berfungsi sebagai ‘gas’ untuk menyalakan transaksi, termasuk kontrak pintar. Permintaan ini dapat memberikan nilai kripto. Sementara itu, Bitcoin dimaksudkan untuk digunakan sebagai uang.

Berikut ini beberapa cara untuk menggunakan cryptocurrency:

  • Gunakan kripto sebagai uang: Saat mengetahui konsep apa itu crypto, maka kita akan memahami bahwa ini dapat digunakan sebagai uang atau alat pembayaran. Ratusan pedagang mulai dari Newegg hingga Burger King telah menerima pembayaran menggunakan kripto. Selain itu, kartu debit yang didanai kripto seperti kartu Coinbase atau kartu BitPay memungkinkan Anda membelanjakan kripto seperti uang tunai.
  • Bagian dari portofolio investasi: Beberapa token kripto dapat menjadi investasi yang menjanjikan. Sebagai contoh, token perusahaan Chainlink (LINK) lebih dilihat sebagai investasi ketimbang mata uang. Sebab, perusahaan tersebut berencana untuk menghubungkan blockchain pribadi dan publik yang mungkin membuat aset dunia nyata tersedia dimana saja dalam bentuk token.
  • Mendapatkan imbal hasil (Yield) DeFi: Protokol DeFi seperti Aave dan Radiant menyediakan cara untuk mendapatkan imbal hasil dengan meminjamkan kripto tanpa perantara. Seluruh proses didukung oleh kontrak pintar.
  • Mendapatkan imbalan staking: Dengan mempertaruhkan kripto Anda, seperti ETH atau SOL, Anda dapat memperoleh imbalan yang jauh lebih tinggi dibanding sebagian besar rekening tabungan bank tradisional.
  • Transaksi lintas batas: Mengirim kripto kerap menjadi cara termurah untuk mengirimkan uang ke orang lain, terutama jika dibandingkan dengan layanan pembayaran seperti MoneyGram dan Western Union.
  • Penyimpanan nilai: Jika Anda memilih dengan hati-hati, kripto dapat menjadi penyimpanan nilai yang efektif, mirip dengan uang kuno atau perak tetapi lebih mudah disimpan dan dibawa.
  • Bertransaksi secara pribadi: Jaringan cryptocurrency memungkinkan Anda untuk bertransaksi tanpa mengungkapkan identitas Anda atau membagikan preferensi pembelian Anda kepada lembaga keuangan.

Cara Menggunakan Kripto untuk Pembelian yang Aman


Kata cryptocurrency artinya mata uang yang aman atau rahasia. Namun, Anda tetap perlu berhati-hati saat menggunakannya untuk melakukan pembelian online karena bisa saja Anda sedang menjadi target dari kejahatan siber.

Disadur dari Bisnis.com, semakin banyak orang tahu tentang apa itu crypto membuat banyak vendor online yang mendukung pembayaran menggunakan kripto, terutama Bitcoin (BTC). Beberapa di antaranya termasuk dealer mobil, produk teknologi dan e-commerce, hingga asuransi. Vendor online yang mendukung pembelian kripto menggunakan proses bawaan.

Berikut ini cara menggunakan kripto untuk pembelian yang aman:

  1. Tambahkan barang ke keranjang belanja Anda
  2. Pilih metode pengiriman barang
  3. Pilih metode pembayaran (dalam hal ini kripto atau Bitcoin)
  4. Buka aplikasi dompet Bitcoin Anda
  5. Pindai kode QR atau salin dan tempel alamat pembayaran yang disediakan
  6. Selesaikan transaksi di dompet Bitcoin Anda
  7. Tunggu hingga pembayaran diselesaikan, waktu tunggu tergantung jaringan

Sebagai alternatif, Anda juga bisa menggunakan kartu kripto seperti Coinbase Visa. Kartu Coinbase memungkinkan Anda mengalokasikan kripto ke ke kartu dan membelanjakannya seperti uang tunai. Coinbase juga membayar hadiah kripto (hingga 3%) untuk pembelian yang dilakukan menggunakan kartu tersebut. Besaran hadiah yang diberikan berubah atau berbeda-beda tiap bulan.

Cara Berinvestasi dalam Kripto


Mungkin sekarang Anda sudah semakin memahami apa yang dimaksud dengan cryptocurrency dan tertarik untuk mulai berinvestasi. Sebelumnya sudah pernah disinggung bahwa cara yang paling umum dilakukan untuk membeli kripto adalah melalui bursa seperti Coinbase atau broker seperti eToro.

Jika Anda memilih eToro untuk membeli cryptocurrency artinya Anda perlu membuat akun di sana. Silakan ikuti langkah-langkah di bawah ini:

  • Kunjungi eToro untuk membuka akun. Ikuti petunjuk pendaftaran untuk memberikan nama lengkap, alamat, email, dan nomor telepon.
  • Verifikasi identitas Anda. Guna mematuhi peraturan yang berlaku, eToro memerlukan salinan identitas yang dikeluarkan pemerintah, seperti KTP, SIM, atau paspor.
  • Setorkan dana untuk mulai perdagangan. Hubungkan rekening bank, kartu debit/kredit, atau rekening PayPal dengan akun eToro. Anda dapat melakukan setoran dengan nominal minimum $10 di eToro.
  • Beli kripto Anda. Cari cryptocurrency yang ingin Anda beli, ketuk tombol ‘Trade’ dan lengkapi beberapa rincian pembelian untuk membuka perdagangan Anda.

Sebagai alternatif Anda, kami telah merangkum beberapa bursa dan broker kripto teratas sebagai platform pembelian kripto dalam artikel tentang exchange crypto terbaik.

Cryptocurrency Teratas

Menurut berita dari Liputan6.com, sebuah studi mengungkapkan bahwa pada Desember 2023 jumlah pemilik kripto global menembus angka 580 juta. Pemilik Bitcoin (BTC) mencapai 296 juta atau sekitar 51% dari pemilik global.

Data di atas menunjukkan bahwa minat terhadap Bitcoin masih sangat besar, meskipun saat ini bermunculan banyak koin micin potensial. Maka, tidak heran jika banyak investor baru, yang bahkan baru mengetahui crypto itu apa, lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada BTC.

Jika Anda sudah paham tentang apa itu crypto dan ingin mulai berinvestasi, berikut ini contoh crypto teratas yang dapat dipertimbangkan:

  • Bitcoin (BTC)
  • Ethereum (ETH)
  • BNB (BNB)
  • Ripple (XRP)
  • Solana (SOL)
  • Cardano (ADA)
  • Avalanche (AVAX)
  • Dogecoin (DOGE)
  • Tron (TRX)
  • Polkadot (DOT)
  • Polygon (MATIC)
  • Chainlink (LINK)

Sebagai informasi, cryptocurrency yang sudah mapan memang menyediakan pasar perdagangan lebih besar dan mungkin memiliki risiko lebih kecil. Namun, potensi keuntungan di masa depan mungkin tidak akan sama seperti koin-koin tersebut masih berada pada masa awal. Jadi, tidak ada salahnya untuk mencoba berinvestasi pada coin baru yang akan launching.

Legalitas Kripto


Perdagangan kripto adalah legal di sebagian besar negara di seluruh dunia meskipun peraturannya berbeda-beda. Beberapa yurisdiksi bahkan masih kebingungan mengenai kripto mana yang harus didaftarkan sebagai sekuritas dan mana yang menjadi komoditas.

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, SEC telah menggugat beberapa bursa, termasuk Coinbase dan Kraken karena dianggap menjual ‘sekuritas yang tidak terdaftar’.

Apa yang Dimaksud dengan Sekuritas?

Disadur dari OCBC.id, sekuritas adalah sebuah kontrak investasi yang berarti pembeli memiliki ekspektasi keuntungan finansial berdasarkan upaya orang lain. Untuk menentukan sebuah aset merupakan sekuritas atau bukan, secara historis ditentukan oleh ‘Uji Howey’ yang terdiri dari empat elemen, yaitu:

  • Investasi uang
  • Dalam suatu perusahaan umum
  • Harapan keuntungan yang wajar
  • Berasal dari upaya orang lain

Kurangnya kejelasan peraturan di AS dan beberapa tempat lain dapat menimbulkan tantangan bagi perdagangan jika bursa berhenti mendukung aset kripto yang ditargetkan oleh lembaga pemerintah.

Dalam pengajuan baru-baru ini, SEC menyebut beberapa cryptocurrency sebagai sekuritas, yaitu:

  • SOL
  • ADA
  • MATIC
  • SAND
  • ICP
  • DASH
  • NEXO

Kendati demikian, banyak orang dalam komunitas kripto tidak sepakat dengan apa yang diungkapkan oleh SEC.

Kripto sebagai Alat Pembayaran Sah

Saat ini sudah banyak orang yang mengetahui apa itu kripto dan bahkan mengadopsinya. Kendati dapat memiliki fungsi yang sama seperti uang dalam perdagangan pribadi, sebagian besar pemerintah belum menganggap kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

Saat ini hanya ada dua negara yang telah mengesahkan undang-undang untuk menerima kripto sebagai alat pembayaran yang sah, yaitu Republik Afrika Selatan (Bitcoin) dan El Salvador (Bitcoin).

Pajak Kripto

Beberapa yurisdiksi menganggap kripto sebagai properti. Ini berarti keuntungan atau penghasilan yang diperoleh dari kripto akan dikenakan pajak. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, berikut adalah peristiwa yang dikenakan pajak:

  • Keuntungan modal
  • Imbalan staking
  • Imbalan mining (penambangan)
  • Airdrop
  • Pembayaran kripto
  • Bunga dan imbal hasil dari protokol kripto
  • Bunga dari meminjamkan kripto

AS memungut pajak dalam dolar AS sehingga semua transaksi harus dikonversi ke USD pada saat transaksi untuk menentukan pajak yang harus dibayar.

Sementara itu di Indonesia, seperti berita yang dirilis oleh Antara News, Indonesia telah menetapkan besaran pajak untuk aset kripto melalui PMK RI Nomor 68/PMK.03/2022 yang berlaku sejak 1 Mei 2022.

Peraturan Menteri Keuangan tersebut menetapkan PPh untuk penjual aset kripto terdaftar sebesar 0,1% dari nilai transaksi sementara PPN sebesar 0,11% dari nilai transaksi. Bagi yang belum terdaftar di Bappebti, besaran pajak yang dikenakan lebih tinggi yaitu PPh 0,2% dan PPN 0,22%.

Besaran pajak kripto di Indonesia berdasarkan PMK tersebut saat ini sedang dikaji ulang karena dinilai terlalu tinggi. Kejelasan peraturan seperti inilah yang membuat banyak orang Indonesia kini tertarik mencari tahu tentang apa itu cripto dan mulai berinvestasi di sektor ini.

Apakah Anda Harus Berinvestasi dalam Mata Uang Kripto?


Cryptocurrency dan blockchain menjanjikan revolusi pasar keuangan dan menjangkau kehidupan sehari-hari karena aset dunia nyata dapat menjadi token. Artinya, nilai aset tersebut dapat diakses dari mana saja.

Namun, dengan ribuan proyek blockchain yang sedang berjalan, tidak semuanya akan berhasil dan beberapa di antaranya mungkin bahkan tidak akan mendapatkan daya tarik. Hal inilah yang perlu diperhatikan ketika Anda mencari tahu tentang apa itu crypto.

Cara terbaik untuk menyeimbangkan risiko dan potensi keuntungan dalam dunia cryptocurrency adalah mengalokasikan sebagian dari total portofolio investasi Anda pada kripto yang telah Anda teliti dan pahami dengan baik.

Berikut ini dua strategi investasi yang telah teruji dan dapat membantu mengurangi risiko:

  • Diversifikasi: Apabila Anda memilih untuk berinvestasi dalam cryptocurrency, pertimbangkan untuk membeli lebih dari satu jenis kripto untuk mendiversifikasi portofolio Anda. Namun, pertimbangkan juga untuk menjadikan kripto sebagai bagian dari portofolio terdiversifikasi lebih besar yang mencakup beberapa sektor.
  • Dollar-cost averaging: Harga kripto sangat fluktuatif dan kapitalisasi pasarnya yang relatif masih kecil, harga perdagangan dapat dipengaruhi oleh pengaruh dari luar seperti berita keuangan. Menerapkan prinsip Dollar-cost averaging dapat mengoptimalkan pembelian Anda dengan membeli lebih banyak kripto pada saat harga turun.

Meskipun mungkin Anda baru saja mengetahui apa itu kripto tetapi akan berinvestasi dalam kripto, baca artikel kami yang secara khusus mengulas tentang cara investasi kripto.

Kelebihan dan Kekurangan Kripto

Secara ringkas, pada bagian ini kami memaparkan kelebihan dan kekurangan kripto untuk membantu Anda memahami apa yang dimaksud dengan cryptocurrency.

Kelebihan:

  • Potensi lindung nilai inflasi
  • Kecepatan transaksi tinggi
  • Transfer uang lintas batas
  • Desentralisasi menjadikan kripto sebagai uang rakyat
  • Transaksi tanpa perantara

Kekurangan:

  • Volatilitas harga
  • Peraturan yang belum pasti
  • Manajemen dompet yang sulit

FAQ

Apa itu cryptocurrency?

Kripto adalah mata uang digital atau aset digital yang dirancang untuk dapat bekerja sebagai alat tukar maupun pembelian tanpa perantara dan memanfaatkan kriptografi untuk keamanannya.

Apa hal-hal yang perlu didalami saat ingin mengetahui apa itu cripto?

Beberapa hal mendasar yang perlu diketahui sebelum berinvestasi dalam kripto antara lain mekanisme perdagangan kripto, jenis kripto, fluktuasi harga, bursa kripto, dan dompet kripto.

Apa yang dimaksud volatilitas dalam kripto?

Kripto merupakan aset dengan volatilitas tinggi. Semakin tinggi volatilitas, semakin besar risikonya. Hal ini disebabkan harga kripto yang sangat fluktuatif.

Referensi

Jenis-jenis Crypto – Memahami Berbagai Tipe dan Fungsinya di Dunia Digital

crypto - Jenis crypto

Peluncuran Bitcoin pada tahun 2009 telah membawa perubahan besar, meskipun saat itu masih sedikit yang menyadari bahwa cryptocurrency akan berkembang pesat di masa depan. Berdasarkan laporan CNBC Indonesia, harga Bitcoin baru mencapai satu dolar AS pada Februari 2011, lalu naik 30 kali lipat pada Juni 2011 menjadi Rp458.052.

Kita juga tidak menyangka bahwa berbagai jenis jenis cryptocurrency terbaik akan terus bermunculan. Saat ini, terdapat hampir 10.000 cryptocurrency di pasar, meskipun banyak di antaranya telah berhenti beroperasi.

Artikel ini akan membahas berbagai jenis crypto, termasuk ulasan dari macam macam koin crypto terbaik serta faktor yang membedakan mereka dari ribuan proyek lainnya.

Apa Penyebab Munculnya Berbagai Jenis Crypto?


Salah satu penyebab utama munculnya berbagai jenis crypto adalah perbedaan antara koin dan token. Token memainkan peran penting di pasar crypto. Meskipun tidak memiliki blockchain sendiri, mereka memanfaatkan infrastruktur blockchain lain. Perbedaan antara koin dan token akan kita bahas lebih mendalam di bagian berikutnya.

Bitcoin merupakan cryptocurrency pertama yang berhasil melewati tahap konsep dan mulai digunakan secara aktif. Whitepaper Bitcoin yang diterbitkan pada tahun 2008 memicu peluncuran blockchain-nya pada tahun 2009.

Kemudian, pada tahun 2011, Litecoin diluncurkan sebagai hasil “fork” dari kode jenis Bitcoin. Litecoin dirancang untuk memperbaiki beberapa kekurangan Bitcoin, terutama dalam hal kecepatan transaksi. Litecoin dapat membuat blok baru empat kali lebih cepat dibandingkan Bitcoin, dengan waktu target 2,5 menit per blok, sedangkan Bitcoin memerlukan 10 menit.

Bitcoin - Jenis crypto

Grafik Harga Bitcoin - Sumber: Tradingview

Tema perbaikan ini juga terlihat pada banyak proyek jenis crypto lainnya. Sebagian besar proyek crypto baru berusaha mengatasi kelemahan dari proyek sebelumnya atau menambahkan fitur baru yang belum ada.

Ethereum adalah contoh kripto yang melakukan inovasi dalam dunia cryptocurrency. Awalnya, Ethereum menggunakan mekanisme konsensus yang sama dengan Bitcoin, yaitu proof of work. Namun, Ethereum kemudian memperkenalkan fitur khusus yang mendukung smart contract, yaitu program komputer yang berjalan di jaringan blockchain.

Sementara Bitcoin dan Litecoin berfungsi sebagai penyimpan nilai atau uang digital, Ethereum memungkinkan pengembangan aplikasi di jaringannya. Bitcoin tidak memiliki fitur pemrograman seperti ini, sehingga mungkin tidak dapat bersaing dengan blockchain yang mendukung smart contract saat ini.

Untuk menambahkan fungsionalitas baru, diperlukan jenis crypto terbaru dengan blockchain yang berbeda. Hal ini diperkenalkan oleh Ethereum melalui peluncuran Genesis Block-nya pada tahun 2015.

Berapa Banyak Jenis Jenis Cryptocurrency?

Saat ini diperkirakan ada sekitar 10.000 jenis jenis cryptocurrency. Coingecko mencatat lebih dari 24.000 jenis jenis cryptocurrency. Namun, hampir 60 persen dari proyek-proyek yang terdaftar di situs tersebut sudah tidak aktif. Sebagian besar proyek yang gagal ini muncul selama periode bull run 2020 hingga 2021.

Meskipun Ethereum menjadi jaringan smart contract terbesar, masih menghadapi beberapa tantangan seperti skalabilitas, yaitu kemampuan untuk memproses ribuan transaksi per detik (TPS), serta biaya. Saat penggunaan jaringan meningkat, biaya transaksi juga menjadi meningkat.

Untuk mengatasi masalah ini, pasar crypto telah memperkenalkan berbagai jenis crypto baru. Solana, Polygon, dan Cardano adalah contoh jaringan baru yang mendukung smart contract dan mampu memproses lebih banyak transaksi per detik dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan Ethereum.

Berikut adalah kapasitas transaksi per detik dari beberapa jaringan smart contract terkemuka:

  • Ethereum: sekitar 20 TPS.
  • Solana: 45.000 TPS.
  • Polygon: 65.000 TPS.
  • Cardano: 1.000 TPS.

Ekosistem crypto berkembang melalui persaingan dan inovasi sambil terus berbagi teknologi. Sebagian besar proyek mempublikasikan kodenya sebagai open source, sehingga proyek lain dapat melakukan “fork” atau menggunakan bagian dari kode tersebut.

Jika Anda ingin berinvestasi pada jenis crypto terbaru, baca artikel kami lainnya tentang daftar coin baru untuk mengetahui inovasi terkini dari proyek-proyek yang memanfaatkan teknologi open source.

Apa Itu Kode Open-Source?

Kode open-source adalah kode komputer yang dapat diakses dan dilihat oleh publik. Sebagian besar program bersifat closed-source, yang berarti kita tidak selalu mengetahui cara kerja program atau data yang dikumpulkan.

Kode open-source memberikan transparansi dan memungkinkan orang lain untuk menyalin atau memodifikasi kode tersebut. Misalnya, Litecoin menggunakan kode dari Bitcoin, dan Dogecoin melakukan “fork” pada kode Litecoin untuk membuat blockchain baru.

Banyak jenis crypto baru mencoba meningkatkan fitur dan kemampuan dari proyek yang sudah ada. Dengan kode open-source, hal ini bisa terjadi sambil tetap menjaga keterbukaan bagi pengguna.

Memahami Dasar-Dasar Cryptocurrency


Mari kita bahas beberapa konsep dasar yang memudahkan pemahaman tentang berbagai jenis crypto.

Definisi Cryptocurrency

Menurut Liputan6.com, cryptocurrency adalah jenis mata uang digital yang menggunakan algoritma enkripsi dan kriptografi untuk menjaga keamanan dan pencatatan transaksi. Transaksi ini dicatat dalam buku besar terdistribusi yang melibatkan ratusan atau ribuan komputer di seluruh dunia. Cryptocurrency berfungsi sebagai sistem pembayaran virtual yang fungsinya mirip dengan uang.

Jaringan crypto seperti Bitcoin dan Ethereum memanfaatkan cryptocurrency mereka untuk melakukan pembayaran dalam jaringan tersebut. Selain itu, aset digital ini juga berfungsi sebagai penyimpan dan alat untuk mengukur nilai. Dengan kata lain, cryptocurrency dapat dianggap sebagai uang, selama pihak lain dalam transaksi juga menganggapnya sebagai uang.

Ingin tahu lebih banyak tentang masa depan pembayaran digital? Baca artikel kami tentang Web 3.0 coin dan temukan wawasan baru tentang solusi dalam transaksi digital.

Koin vs Token

Meskipun istilah “koin” dan “token” sering digunakan secara bergantian, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan.

  • Koin: Koin adalah cryptocurrency asli yang digunakan dalam blockchain tertentu, seperti bitcoin yang merupakan mata uang dari jaringan blockchain Bitcoin dan ether yang merupakan cryptocurrency asli dari blockchain Ethereum. Koin ini berfungsi sebagai uang dalam jaringan blockchain masing-masing.
  • Token: Token adalah representasi kepemilikan yang ada di blockchain yang menjadi tempatnya, seperti token Aave yang digunakan di blockchain Ethereum untuk memberikan suara pada proposal proyek dan menyediakan dana asuransi untuk pengguna protokol pinjaman Aave, meskipun Aave sendiri tidak memiliki blockchain.

Dengan adanya puluhan ribu jenis-jenis crypto, penting untuk memahami bahwa sebagian besar dari mereka adalah token, bukan blockchain independen.

Blockchain: Teknologi di Balik Cryptocurrency

Blockchain adalah teknologi dasar di balik cryptocurrency, yang terdiri dari serangkaian blok transaksi yang saling terhubung. Setiap blok mengandung transaksi yang dikelompokkan dan dihubungkan menggunakan hash kriptografis, kode unik yang menghubungkan satu blok dengan blok sebelumnya, membentuk rantai data.

Wikimedia Commons - Jenis crypto

Sumber: Wikimedia Commons

Secara praktis, blockchain ini berfungsi sebagai buku besar digital yang mencatat setiap transaksi, dan salinan dari buku besar ini didistribusikan ke berbagai node dalam jaringan. Sebagai contoh, Bitcoin memiliki sekitar 53.000 node di seluruh dunia, dengan setiap node menyimpan salinan lengkap dari blockchain.

Beberapa jenis crypto lainnya, seperti Avalanche, Hedera, IOTA, dan Kaspa, tidak menggunakan blockchain tradisional. Mereka menggunakan Directed Acyclic Graph (DAG), yang menyusun transaksi dalam struktur berbeda yang disebut vertex. Setiap vertex terhubung satu sama lain, sehingga DAG dapat mengurutkan transaksi tanpa membentuk rantai yang ketat seperti pada blockchain.

Baik blockchain maupun DAG, keduanya menjaga catatan transaksi yang disebarkan ke ribuan node di seluruh jaringan crypto.

Desentralisasi dalam Cryptocurrency

Desentralisasi dalam dunia cryptocurrency mengacu pada konsep jaringan yang tidak memiliki pusat kendali. Desentralisasi ini terbagi dalam tiga aspek utama:

  • Penyimpanan Data: Transaksi di blockchain digandakan ke berbagai node, yaitu komputer-komputer individu yang terhubung dalam jaringan.
  • Validasi: Jaringan dianggap terdesentralisasi jika node yang memverifikasi transaksi dikelola oleh operator independen yang tidak memiliki kekuatan berlebih atau pengaruh dominan.
  • Manajemen: Proyek yang menerapkan desentralisasi biasanya menggunakan sistem voting untuk pengambilan keputusan, menggantikan struktur manajemen tradisional.
  • Distribusi yang Adil: Proyek-proyek di mana komunitas, bukan pengembang atau investor besar, yang memegang sebagian besar token, dinilai lebih terdesentralisasi.

Penting untuk diingat bahwa tidak semua jenis crypto sudah sepenuhnya terdesentralisasi. Beberapa jenis crypto masih dalam perkembangan menuju desentralisasi penuh, seperti Cardano yang sedang mempersiapkan era Voltaire untuk mencapai tujuan tersebut.

Jika Anda mencari jenis crypto yang potensial, baca artikel kami tentang crypto yang bagus untuk jangka panjang. Temukan informasi mengenai proyek-proyek yang sedang berkembang dan menjanjikan keuntungan di masa depan.

Altcoin dan Perannya


Istilah “altcoin,” atau koin alternatif, biasanya digunakan untuk menyebut jenis crypto selain Bitcoin. Contohnya, Ether, cryptocurrency dari proyek crypto terbesar kedua di dunia, yaitu Ethereum, masih dianggap sebagai altcoin oleh beberapa orang.

Namun, banyak anggota komunitas crypto yang mengelompokkan Ether dan Bitcoin ke dalam kategori yang sama, sementara lebih dari 10.000 macam macam koin crypto lainnya, termasuk token, disebut sebagai altcoin.

Altcoin digunakan untuk membedakan jenis crypto lainnya dari jenis Bitcoin. Contohnya, istilah “altcoin season” mengacu pada saat koin dan token lain mulai mendapat perhatian lebih setelah harga Bitcoin mengalami kenaikan yang signifikan.

Menurut Beritasatu.com, fenomena altcoin season terjadi ketika investor dan trader mulai mengalihkan fokus dari Bitcoin ke altcoin demi mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sepanjang 2023, altcoin seperti Ethereum, Solana, Binance Coin (BNB), Avalanche, dan Polygon (Matic) telah mengalami peningkatan harga yang signifikan, dengan investor mulai melihat altcoin sebagai aset investasi potensial setelah Bitcoin.

Sebagian besar altcoin yang mengalami kenaikan harga tertinggi umumnya berasal dari jenis crypto yang kurang populer. Berikut ini beberapa altcoin utama yang pernah mengalami kenaikan harga yang signifikan yaitu:

Cryptocurrency Harga Listing Harga Sekarang (09/24)
Ether (ETH) $0,74 $2.408,83
Cardano (ADA) $0,02 $0,3319
BNB (BNB) $0,15 $509,9
Solana (SOL) $0,75 $134,29
Chainlink (LINK) $0,11 $10,18

Token Cryptocurrency – Ulasan


Token cryptocurrency terbagi menjadi dua kategori utama yaitu token utilitas dan token sekuritas. Token ini dapat dipertukarkan, artinya setiap token memiliki nilai yang sama dengan token lain dari jenis yang sama. Selain itu, ada kategori lain yaitu non-fungible token (NFT), yang berfungsi sebagai representasi kepemilikan dan setiap NFT coin memiliki keunikan tersendiri.

Token Utilitas

Token utilitas memberikan akses ke protokol atau layanan dari suatu perusahaan. Sebagai contoh, protokol Curve Finance menggunakan token CRV sebagai imbalan bagi mereka yang menyediakan likuiditas. Pengguna yang menyetorkan cryptocurrency ke pool likuiditas akan menerima token CRV sebagai hadiah. Oleh karena itu, token ini sering disebut juga sebagai token kegunaan.

Contoh lainnya adalah protokol Radiant Capital, yang menggunakan token RDNT untuk memberi insentif kepada pengguna platform pinjaman. Pengguna yang menyediakan likuiditas untuk token RDNT bisa mendapatkan bagian dari pendapatan protokol.

Selain itu, token CRV dan RDNT juga berfungsi sebagai token tata kelola (governance token), yang memungkinkan pemegangnya untuk memberikan suara dalam keputusan perubahan protokol.

Token Sekuritas

Token sekuritas mewakili kepemilikan atas aset seperti saham perusahaan atau real estat. Berbeda dengan token utilitas, token sekuritas berada di bawah pengawasan badan regulasi seperti Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC). Pada tahun 2021, INX menjadi token sekuritas pertama yang terdaftar di SEC.

token sekuritas - Jenis crypto

Sumber: Wikimedia Commons - Chainlink Smart Contract Securities

Meskipun masih tergolong baru, banyak pihak yang percaya bahwa token sekuritas dapat merevolusi pasar saham dan pasar keuangan lainnya dengan memanfaatkan teknologi blockchain untuk melakukan transaksi.

Macam Macam Cryptocurrency Terpopuler


Dengan lebih dari 10.000 macam macam cryptocurrency yang tersedia, menentukan pilihan investasi bisa sangat membingungkan. Berdasarkan data dari TradingView.com, Bitcoin tetap menjadi cryptocurrency paling populer dengan kapitalisasi pasar yang sangat besar, sekitar $1,071 triliun pada 7 September 2024.

Kapitalisasi BTC - Jenis crypto

Berikut ini macam macam cryptocurrency terpopuler beserta ciri khas yang membedakannya.

Bitcoin (BTC)

Bitcoin adalah jenis cryptocurrency pertama yang telah digunakan secara luas. Jaringan Bitcoin menggunakan proof of work (PoW) untuk mengamankan transaksi dengan menuntut penambang memecahkan hash kriptografis untuk membangun blok baru.

Jumlah pasokan Bitcoin dibatasi hanya 21 juta, dan sebagian besar sudah ditambang. Kelangkaan ini, ditambah dengan energi yang diperlukan dalam proses penambangan, menjadikannya sering dijuluki “emas digital”.

Ether (ETH)

Ether adalah mata uang digital yang digunakan di jaringan Ethereum, sering juga disebut sebagai “komputer dunia.” Diluncurkan pada tahun 2015, Ethereum merupakan jaringan blockchain pertama yang mendukung kontrak pintar (smart contracts).

Program komputer ini dijalankan pada Ethereum Virtual Machine (EVM), yaitu lingkungan aman di node jaringan yang mengeksekusi perintah bersyarat; jika suatu kondisi terpenuhi, maka perintah akan dijalankan.

Meskipun jumlah ether tidak terbatas, pasokan ETH mengalami sedikit penurunan dalam beberapa bulan terakhir. Ethereum menggunakan mekanisme bukti kepemilikan (PoS) dan memberikan imbalan staking bagi pengguna yang menyediakan ETH sebagai jaminan untuk menjaga keamanan jaringan.

Selain itu, jaringan ini juga membakar biaya transaksi dasar, yang dikirimkan ke alamat yang tidak dapat diakses kembali.

Jika Anda tertarik untuk berinvestasi di Ethereum dan ingin mengetahui perkiraan harganya di masa depan, baca artikel kami tentang prediksi Ethereum.

Binance Coin (BNB)

BNB adalah contoh kripto yang awalnya diluncurkan oleh Binance untuk menghemat biaya perdagangan. Namun, BNB kini memiliki peran yang jauh lebih besar. Binance Coin sekarang menjadi pendukung utama BNB Smart Chain, alternatif populer dari jaringan Ethereum yang menawarkan kompatibilitas EVM, dengan transaksi lebih cepat dan biaya lebih rendah.

Namun, beberapa pihak menilai bahwa BNB Smart Chain kurang terdesentralisasi dibandingkan Ethereum, karena hanya menggunakan 56 validator, sedangkan Ethereum memiliki lebih dari satu juta validator.

Solana (SOL)

Solana adalah contoh kripto dirancang untuk kecepatan dan menggunakan bahasa pemrograman Rust untuk memungkinkan kontrak pintar dengan kecepatan hingga 65.000 TPS. Mirip dengan Ethereum, Solana menggunakan mekanisme proof of stake (PoS) yang lebih hemat energi dibandingkan proof of work (PoW).

Meskipun baru diluncurkan pada tahun 2020, Solana telah menempati peringkat kelima dalam total value locked (TVL), yang mengukur dana yang terkunci dalam smart contract. Pasokan Solana tidak memiliki batas tetap, melainkan menggunakan tingkat inflasi tahunan yang berubah setiap tahunnya.

Ripple (XRP)

XRP dirancang oleh Ripple Labs untuk memfasilitasi transfer dana lintas batas dengan biaya rendah. RippleNet memungkinkan interoperabilitas dengan berbagai mata uang, membuat XRP sangat populer untuk transaksi internasional.

Cardano (ADA)

Cardano, yang didirikan oleh Charles Hoskinson, salah satu pendiri Ethereum, dikenal dengan pendekatan pengembangannya yang lebih fokus pada kinerja jangka panjang. Blockchain Cardano diluncurkan pada 2017 dan mulai mendukung kontrak pintar pada 2021.

ADA, cryptocurrency asli Cardano yang dinamai sesuai nama programmer pertama, Ada Lovelace, digunakan untuk transaksi di jaringan ini. Pasokan maksimum ADA dibatasi hingga 45 miliar token.

Dogecoin (DOGE)

Dogecoin, mata uang kripto yang sangat populer, diluncurkan pada tahun 2013 sebagai fork dari Litecoin, yang merupakan jenis Bitcoin lainnya. Berbeda dengan Litecoin dan Bitcoin, Dogecoin tidak memiliki batas maksimum untuk jumlah pasokannya. Sebagai gantinya, Dogecoin menerbitkan lima miliar koin setiap tahun.

Meskipun proyek ini dimulai sebagai lelucon, Dogecoin telah menunjukkan potensi jangka panjang dengan maskot Shiba Inu yang ikonik dan komunitas pemegang DOGE yang terus berkembang. Pada saat peluncurannya, satu dogecoin bernilai $0,0002, dan saat ini diperdagangkan sekitar $0,09, dengan harga tertinggi mencapai $0,74.

TRON (TRX)

Dengan sekitar 25% dari total nilai yang terkunci (TVL) di Ethereum, jaringan TRON kini mencatatkan TVL terbesar kedua di dunia kripto dengan nilai $7,863 miliar, dibandingkan dengan $32,302 miliar yang dicapai Ethereum.

TRON diluncurkan pada tahun 2018 sebagai token di Ethereum sebelum mengembangkan blockchain-nya sendiri. Saat ini, TRON berfokus pada industri konten digital dengan tujuan membangun ekonomi hiburan terdesentralisasi untuk komunitas online. Operasional di jaringan TRON di dukung oleh mata uang kripto aslinya, yaitu Tronix (TRX).

Tether (USDT)

Tether adalah stablecoin yang dirancang untuk mencerminkan nilai dolar AS dan merupakan stablecoin paling umum digunakan di dunia. Diterbitkan oleh Tether Operations Limited, token ini sepenuhnya didukung oleh cadangan yang dimiliki oleh Tether.

Daripada digunakan sebagai mata uang kripto untuk investasi, Tether dan stablecoin lainnya lebih berfungsi sebagai alat untuk melakukan pembayaran dalam dolar AS atau menjaga nilai tetap di antara berbagai investasi.

Jika Anda ingin memahami lebih dalam tentang fungsi Tether dan stablecoin lainnya, serta bagaimana mereka digunakan dalam transaksi dan menjaga nilai, baca artikel kami untuk mengetahui apa itu crypto dan bagaimana teknologi ini berfungsi dalam dunia keuangan.

Chainlink (LINK)

Ketika smart contract di blockchain memerlukan data dari sumber luar, mereka menggunakan oracle, yaitu penyedia data yang dapat dipercaya. Chainlink adalah pemimpin dalam menyediakan oracle terdesentralisasi untuk smart contract, memungkinkan data dari dunia nyata diintegrasikan ke dalam blockchain.

Misalnya, Aave, platform pinjaman terdesentralisasi yang memanfaatkan oracle untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam hal ini, Aave menggunakan data harga dunia nyata untuk menentukan rasio pinjaman.

DAI (DAI)

Seperti USDC dan USDT, stablecoin DAI juga berusaha mempertahankan nilai USD. Namun, DAI menggunakan pendekatan yang berbeda.

Daripada bergantung pada entitas terpusat untuk mengelola cadangan, Protokol Maker menerbitkan DAI kepada peminjam yang menyetorkan ETH, wBTC, USDC, dan mata uang kripto lain yang didukung. Proses ini sepenuhnya terdesentralisasi dan diatur oleh komunitas pemegang token MKR melalui MakerDAO, sebuah organisasi otonom yang terdesentralisasi (DAO).

Uniswap (UNI)

Sementara pertukaran kripto tradisional berfungsi sebagai pintu masuk dan keluar untuk membeli atau menjual kripto dengan USD atau mata uang konvensional lainnya, Uniswap adalah bursa terdesentralisasi (DEX) yang memungkinkan “penukaran” mata uang kripto tanpa perlu perantara.

Platform ini menggunakan token UNI sebagai token tata kelola, yang memberi hak suara kepada pemegangnya untuk menentukan perubahan yang diusulkan pada platform. Sejak diluncurkan dengan harga $0,4699, nilai token UNI telah meningkat signifikan menjadi $6,339.

Kesimpulan


Dunia cryptocurrency terus berkembang, meskipun banyak jenis crypto yang gagal, teknologi ini masih menawarkan potensi besar. Proyek-proyek awal seperti Bitcoin dan Ethereum mendapat manfaat dari efek jaringan yang besar, namun proyek baru juga menawarkan inovasi yang menarik.

Namun, masa depan macam macam koin crypto ini masih belum dapat dipastikan. Proyek-proyek baru mungkin menawarkan keunggulan tertentu, sementara proyek yang sudah ada mungkin akan mengadopsi inovasi dari proyek lain.

Pelajari cara investasi crypto yang aman dengan melakukan riset menyeluruh sebelum berinvestasi dalam mata uang kripto dan memiliki pemahaman mendalam tentang proyek yang Anda minati. Harga kripto sangat fluktuatif dan lebih dari separuh proyek telah gagal atau hilang. Pastikan untuk tidak menginvestasikan uang yang Anda tidak siap kehilangan.

FAQs

Apa yang menyebabkan munculnya berbagai jenis crypto?

Munculnya berbagai jenis crypto disebabkan oleh perbedaan antara koin dan token. Koin adalah cryptocurrency asli yang berfungsi dalam jaringan blockchain tertentu, sedangkan token menggunakan blockchain lain untuk operasinya dan tidak memiliki blockchain sendiri. Perbedaan ini memicu pengembangan berbagai jenis crypto dengan fitur dan tujuan yang berbeda.

Apa yang membedakan antara koin dan token dalam dunia cryptocurrency?

Koin adalah cryptocurrency asli yang digunakan dalam blockchain tertentu, seperti Bitcoin (BTC) dan Ether (ETH). Koin berfungsi sebagai uang dalam jaringan blockchain masing-masing. Sedangkan Token adalah representasi kepemilikan yang ada di blockchain tempat mereka diterbitkan, seperti token Aave di Ethereum. Token ini sering kali digunakan untuk memberikan akses atau hak suara dalam protokol tertentu.

Mengapa Ethereum dianggap sebagai inovasi dalam dunia cryptocurrency?

Ethereum dianggap sebagai inovasi karena memperkenalkan fitur smart contract, yaitu program komputer yang dapat dijalankan secara otomatis di blockchain. Fitur ini memungkinkan pengembangan aplikasi yang tidak hanya berfungsi sebagai uang digital, tetapi juga sebagai platform untuk berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps), sesuatu yang tidak dimiliki oleh Bitcoin.

Apa itu kode open-source dan bagaimana pengaruhnya terhadap proyek cryptocurrency?

Kode open-source adalah kode komputer yang dapat diakses dan dimodifikasi oleh publik. Ini memungkinkan transparansi dan kolaborasi dalam pengembangan proyek. Banyak proyek cryptocurrency menggunakan kode open-source untuk memungkinkan inovasi dan peningkatan, seperti Litecoin yang menggunakan kode Bitcoin atau Dogecoin yang melakukan “fork” pada Litecoin.

Referensi

Apa Itu Teknologi Blockchain dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Teknologi BlokchainTeknologi blockchain pertama kali mendapat perhatian publik pada tahun 2009 dengan diluncurkannya jaringan Bitcoin. Namun, blockchain sebenarnya sudah ada sebelum Bitcoin, dan penerapannya jauh lebih luas dari sekedar sebagai alat transaksi peer-to-peer seperti Bitcoin. Sistem blockchain dapat mendukung berbagai jenis aplikasi, seperti menyimpan data secara digital hingga pencatatan transaksi saham.

Kita akan membahas tentang apa itu teknologi blockchain, tujuan dari teknologi block chain, hingga beberapa contoh penggunaannya. Untuk memahami semuanya, pastikan Anda membaca artikel ini sampai habis.

Apa Itu Teknologi Blockchain?

Apa itu blockchain? Dilansir dari CNBC teknologi blockchain artinya sebuah teknologi yang digunakan sebagai sistem penyimpanan atau bank data secara digital yang terdistribusi (distributed ledger) dan tidak dapat diubah.

Secara sederhana, Anda bisa membayangkan blockchain sebagai sebuah garis waktu digital, yang berisi catatan tentang apa saja yang terjadi dan kapan terjadinya.Mari kita uraikan secara sederhana, dengan menjelaskan setiap aspek secara singkat.

  • Blockchain berfungsi seperti sebuah penyimpan digital yang mencatat semua transaksi atau data yang masuk. Namun, penyimpan digital ini berbeda dari penyimpan digital tradisional.
  • Konsep blockchain juga berfungsi sebagai catatan waktu yang akurat. Setiap data yang masuk ke dalam blockchain diberi cap waktu (timestamp). Ini membuat semua transaksi atau informasi dapat dilacak dengan jelas, sehingga kita tahu persis kapan suatu peristiwa itu terjadi.
  • Salah satu keunggulan teknologi blockchain adalah catatan yang ada tidak dapat diubah setelah ditulis. Setiap data yang sudah tercatat akan terkunci secara permanen. Jika ada orang yang mencoba mengubah data tersebut, jaringan akan menolak perubahan tersebut karena salinan tersebut menunjukkan informasi yang berbeda.

Blockchain pada dasarnya adalah sistem pencatatan transaksi (atau data lainnya) yang mirip dengan basis data. Perbedaannya, transaksi ini disimpan dalam blok-blok yang berurutan, seperti wadah yang terhubung satu sama lain.

Setiap blok berisi kumpulan data, dan blok-blok ini kemudian dirangkai bersama dalam urutan kronologis, membentuk rantai yang saling terhubung, atau yang kita kenal sebagai blockchain.

Tidak seperti database biasa, data dalam jaringan blockchain sangat sulit diubah. Jika di database, Anda bisa menghapus atau mengedit data dengan mudah, di blockchain, setiap data didistribusikan dan diamankan.

Bagaimana Cara Kerja Teknologi Blockchain?


Setelah mengetahui apa itu Blockchain, sekarang mari kita pelajari bagaimana cara kerjanya. Pertama, mari kita pahami struktur umum teknologi blockchain.

Setelah itu, kita akan membahas pilar-pilar utama yang mendukung banyak blockchain terkenal saat ini.Sebagai contoh, mari kita lihat bagaimana transaksi Bitcoin bekerja dan menjadi bagian dari penyimpan digital yang tidak bisa diubah.

  1. Jimmy mengirim satu cryptocurrency terbaik yaitu bitcoin ke Aldi melalui dompet Bitcoin. Dompet tersebut menyiarkan transaksi ke jaringan, menggunakan alamat kriptografi untuk Jimmy dan Aldi, bukan identitas asli mereka.
  2. Penambang Bitcoin kemudian memproses transaksi ini. Mereka memecahkan masalah kriptografi sebagai bagian dari proof of work (PoW) yang digunakan untuk konsensus di Bitcoin.
  3. Setelah penambang menemukan blok yang sesuai, transaksi dimasukkan ke dalamnya. Sebelum itu, transaksi disimpan di memory pool (area penyimpanan sementara).
  4. Jaringan Bitcoin memverifikasi validitas blok. Jika valid, blok baru ditambahkan ke blockchain, terhubung dengan blok sebelumnya melalui hash kriptografi.
  5. Dan terakhir, node Bitcoin di seluruh dunia memperbarui salinan blockchain mereka. Transaksi akan diamankan oleh stempel waktu untuk mencegah pembelanjaan ganda.

ilustrasi blockchain - Teknologi Blockchain

Transaksi antara Jimmy dan Aldi mencakup empat pilar utama sistem blockchain: desentralisasi, tidak dapat diubah, transparansi, dan aman.Selanjutnya, mari kita bahas masing-masing pilar ini secara lebih rinci tentang teknologi blockchain.

1. Desentralisasi (Decentralization)

Desentralisasi berarti tidak ada satu pihak yang mengendalikannya. Sebagai gantinya, blockchain disalin ke ribuan node yang tersebar di seluruh dunia. Konsensus, kesepakatan tentang status blockchain, juga dilakukan secara desentralisasi. Ini berarti tidak ada satu pihak yang menentukan, melainkan semua node di jaringan berperan dalam mencapai kesepakatan.

Singkatnya, tidak ada otoritas pusat yang mengatur keabsahan transaksi.

Sebaliknya, teknologi blockchain menggunakan seperangkat aturan, atau protokol, untuk mencapai kesepakatan tentang status blockchain dan menambahkan transaksi baru ke dalam blok.

Metode ini berbeda dari sistem keuangan tradisional, di mana bank atau pemroses pembayaran sering kali menjadi penengah transaksi.

Seperti contoh kasus pada Jimmy dan Aldi, dalam blockchain, jaringan hanya memeriksa apakah Jimmy memiliki bitcoin yang cukup untuk dikirim ke Aldi. Identitas dan tujuan pembayaran tidak perlu diketahui.

Namun, tidak semua blockchain bersifat desentralisasi. Misalnya, blockchain pribadi mungkin memiliki metode konsensus yang terpusat atau aspek lainnya yang terpusat.

Beberapa blockchain bisa dimulai dengan karakteristik terpusat dan kemudian beralih ke desentralisasi. Contohnya, jaringan Cardano berencana mendesentralisasikan pengembangan melalui pemungutan suara dengan rencana Voltaire fork.

2. Data Tidak Dapat Diubah (Immutability)

Dalam konteks sistem teknologi blockchain, immutability atau tidak dapat diubah berarti tidak bisa mengubah transaksi yang sudah tercatat di blockchain.

Di dunia keuangan atau penyimpanan data tradisional, seorang peretas atau orang dengan akses administrator bisa mengubah data. Contohnya, serial TV Mr. Robot menceritakan tentang kelompok peretas yang mencoba menghapus utang konsumen global dengan menyerang database keuangan.

Sebaliknya, konsep blockchain dirancang untuk bersifat permanen, selama node jaringan masih ada. Aspek lain dari keamanan blockchain adalah finalitas, yaitu saat transaksi tidak bisa dibatalkan. Di jaringan Bitcoin dan web 3.0 coin, transaksi dianggap final setelah enam konfirmasi blok, atau sekitar satu jam.

Biaya komputasi untuk mengubah transaksi setelah titik ini sangat tinggi, sehingga hampir mustahil dilakukan.Secara praktis, transaksi kecil dianggap final setelah dimasukkan ke dalam blok. Immutability ini menawarkan berbagai manfaat, termasuk keuntungan bagi beberapa kasus penggunaan bisnis.

  • Pencegahan Penipuan: Immutability yang dimiliki teknologi blockchain membuatnya mustahil untuk mengubah transaksi sebelumnya atau menambahkan transaksi baru untuk tujuan penipuan.
  • Keamanan: Transaksi keuangan dan aplikasi bisnis seperti pelacakan rantai pasokan bergantung pada data yang dapat diandalkan. Immutability memastikan bahwa data tidak berubah.
  • Efisiensi Audit: Audit berdasarkan data blockchain lebih efisien dibandingkan audit database yang bisa mahal. Di block chain, data akan tetap seperti apa adanya.
  • Akuntabilitas: Catatan permanen memungkinkan siapa saja yang memiliki akses ke blockchain untuk melacak peristiwa dan menentukan kapan peristiwa itu terjadi. Ini bisa membantu dalam menyelesaikan masalah tanggung jawab atau meningkatkan efisiensi.

3. Transparansi Penyimpanan Digital (Transparency Public Ledger)

Blockchain publik menggunakan penyimpan digital terbuka yang dapat dilihat oleh siapa saja. Karena blockchain disalin di banyak node di seluruh dunia, data tetap dapat diakses oleh semua orang. Data transaksi lengkap untuk seluruh blockchain Bitcoin, dimulai dari Blok Genesis, yang merupakan blok Bitcoin pertama.

Begitu juga dengan blok pertama Ethereum dapat dilihat oleh siapa saja. Sebagian besar blockchain mata uang kripto populer menggunakan penyimpan digital yang bersifat terbuka. Namun, tidak semua blockchain transparan. Blockchain pribadi biasanya tidak membuat data transaksi tersedia untuk umum.

4. Perlindungan Informasi dengan Kriptografi (Security)

Teknologi blockchain menggunakan kriptografi untuk mengamankan jaringan, mencatat transaksi, dan melindungi identitas. Dilansir dari Telkom University kriptografi adalah ilmu yang mempelajari teknik untuk mengamankan informasi, seperti melindungi kerahasiaan data, menjaga integritas data, dan memastikan keabsahan data.

Mata uang kripto yang menjanjikan berhasil menarik perhatian publik karena menggunakan kriptografi dalam jaringannya. Sistem blockchain memanfaatkan hash kriptografi, yaitu nilai alfanumerik yang dihasilkan dari data asli melalui algoritma enkripsi.

Sebagai contoh, Bitcoin menggunakan enkripsi double SHA-256 untuk menghasilkan hash dari input data. Kriptografi adalah inti dari penambangan Bitcoin, dan hash kriptografi juga digunakan untuk alamat dompet dan menghubungkan blok-blok.Sha-256 - Teknologi BlockchainSaat Jimmy mengirim satu bitcoin ke Aldi, Jimmy menggunakan alamat dompet publiknya sebagai alamat pengirim dan alamat publik Aldi sebagai alamat penerima. Alamat-alamat ini berasal dari enkripsi kunci private masing-masing pengguna, menghasilkan rangkaian huruf dan angka yang tampak acak. Namun, hasil enkripsi tidak acak.

Input yang sama selalu menghasilkan output yang sama dengan algoritma enkripsi yang sama. Jika satu karakter input berubah, hash yang dihasilkan juga akan berubah.

Hash kriptografi dari satu blok dimasukkan ke dalam blok berikutnya, membentuk rantai yang tidak dapat diubah. Dengan demikian, kriptografi melindungi transaksi dan data di blockchain crypto dari perubahan.

3 Jenis Elemen Utama Jaringan Teknologi Blockchain


Dikutip dari CRMS Indonesia, jaringan teknologi blockchain terdiri dari sekelompok komputer yang meng-host blockchain, memvalidasi data atau transaksi untuk dimasukkan ke dalam blockchain, dan dalam beberapa kasus, menjalankan smart contract di jaringan. Kita akan membahas smart contract lebih lanjut.

Secara umum, jaringan ini terbagi menjadi tiga jenis jaringan utama, antara lain: jaringan blockchain publik, jaringan blockchain pribadi, dan blockchain konsorsium.

Jaringan Blockchain Publik

Contoh transaksi Bitcoin sebelumnya menunjukkan karakteristik utama dari jaringan blockchain publik.

  • Blockchain publik menawarkan akses universal, di mana siapa saja dapat menjalankan node, mengunduh salinan block chain, atau melakukan transaksi di jaringan.
  • Blockchain publik juga transparan. Sebagian besar blockchain publik membuat data tersedia untuk semua orang. Namun, beberapa blockchain yang fokus pada privasi, seperti Monero, menyembunyikan jumlah transaksi atau data lainnya.
  • Sebagian besar blockchain publik bersifat desentralisasi. Desentralisasi dapat mencakup beberapa aspek jaringan, seperti jumlah node yang meng-host blockchain, jumlah node yang terlibat dalam konsensus, hingga metode pengambilan keputusan untuk meningkatkan jaringan.
  • Konsensus yang desentralisasi sering membuat blockchain publik lebih lambat dibandingkan dengan blockchain pribadi. Metode konsensus seperti proof of work pada Bitcoin menyebabkan proses transaksi pada blok yang lebih lambat (sekitar 10 menit untuk Bitcoin).
  • Blockchain publik menggunakan alamat pseudonim. Daripada menggunakan nama asli atau login, blockchain publik menggunakan alamat dompet sebagai identitas pengguna. Namun, ada kemungkinan menghubungkan identitas asli dengan alamat blockchain melalui pola atau petunjuk lainnya.
  • Blockchain publik juga bersifat tidak dapat diubah. Transaksi akhir adalah inti dari teknologi blockchain, di mana transaksi dan data tidak dapat diubah.

Sebagai contoh dari sistem block chain publik, kita bisa melihat beberapa mata uang kripto dan daftar altcoin yang terkenal seperti:

  • Bitcoin
  • Ethereum
  • Avalanche
  • Dogecoin
  • Litecoin

Jaringan Blockchain Pribadi

Sesuai dengan namanya, jaringan blockchain pribadi tidak dirancang untuk diakses oleh publik. Bisnis dan organisasi dapat menggunakan blockchain pribadi untuk mengelola data yang khusus memenuhi kebutuhan mereka.

Berikut beberapa keunggulan yang dimiliki oleh jaringan blockchain pribadi antara lain sebagai berikut:

  • Akses dalam blockchain pribadi dibatasi. Hanya entitas yang diizinkan yang bisa melihat data atau berpartisipasi dalam jaringan ini.
  • Jaringan privat sering kali menggunakan metode konsensus khusus. Berbeda dengan jaringan publik yang mengandalkan konsensus desentralisasi, jaringan privat mungkin menggunakan metode yang lebih sederhana dan melibatkan lebih sedikit node.
  • Blockchain pribadi memungkinkan tinjauan dan audit yang terkontrol. Hanya entitas tertentu yang diberikan hak untuk meninjau dan mengaudit data.
  • Desentralisasi tetap dimungkinkan. Jaringan privat masih bisa mendukung transaksi peer-to-peer (P2P) dan node terdesentralisasi.
  • Sebagian besar blockchain pribadi bersifat tidak dapat diubah. Data dalam sistem teknologi blockchain pribadi biasanya tidak bisa diubah, berbeda dengan basis data pribadi tradisional yang mudah diubah.

Contoh jaringan blockchain pribadi dengan akses berizin adalah Blockchain Quorum, yang menurut informasi yang kami dapatkan dari blockchainmedia.id, baru-baru ini diakuisisi oleh Consensys. Quorum merupakan hasil pengembangan dari blockchain Ethereum dan mendukung smart contract, dengan waktu blok yang lebih cepat dibandingkan Ethereum.

Jenis lain dari teknologi blockchain adalah hybrid blockchain, yang menggabungkan data publik dan privat. Data publik dapat diakses oleh siapa saja, sedangkan data privat hanya bisa dilihat oleh entitas yang memiliki izin. Quorum menawarkan transaksi terbuka dan privat.

Konsorsium Blockchain

Konsorsium blockchain adalah jenis jaringan blockchain yang dikelola bersama oleh beberapa entitas, seperti perusahaan dalam industri yang sama atau unit bisnis dari perusahaan yang sama. Konsorsium ini bekerja sama untuk mengelola sistem teknologi blockchain demi mencapai tujuan bersama. Berikut ini beberapa fungsi dari konsorsium blockchain:

  • Konsorsium blockchain menjaga privasi data – Akses bisa dibatasi untuk melindungi data sensitif dan memastikan privasi.
  • Jaringan konsorsium blockchain memungkinkan transaksi yang cepat – Basis pengguna yang lebih kecil dan mekanisme konsensus yang lebih efisien membuatnya jauh lebih cepat dibandingkan jaringan blockchain publik. Biasanya, blockchain konsorsium menggunakan proof of authority.
  • Node di konsorsium blockchain mengikuti protokol yang disepakati – Meskipun node mungkin dikelola oleh entitas berbeda dalam konsorsium, semua node mengikuti protokol yang sama.

Corda adalah contoh solusi konsorsium blockchain populer yang menghubungkan bisnis serupa seperti perbankan, layanan keuangan, dan asuransi, serta unit bisnis dalam perusahaan. Misalnya, Chubb menggunakan (ledger) terdistribusi berbasis Corda untuk mengotomatisasi alur kerja.

Apa Itu Protokol dan Platform Blockchain?


Sekarang Anda tentu sudah mengetahui apa itu blockchain. Lantas, bagaimana dengan protokol dan platform blockchain itu sendiri? Protokol dan platform adalah dua komponen kunci dalam teknologi blockchain, tetapi sering kali tidak dipahami dengan jelas.

Lalu, Blockchain itu apa? Dilansir dari Gramedia teknologi blockchain artinya teknologi yang menyimpan data dalam bentuk blok-blok yang terhubung secara aman melalui kriptografi. Setiap blok berisi catatan transaksi yang tidak dapat diubah, menciptakan sistem yang transparan dan terdesentralisasi.

Teknologi ini banyak digunakan dalam berbagai aplikasi game penghasil crypto, dan juga mata uang kripto, untuk memastikan data tetap aman, dapat dilacak, dan sulit dimanipulasi. Tujuannya adalah membentuk jaringan di mana setiap blok terhubung dengan blok lainnya, membentuk sebuah rantai.

Aturan dan Prosedur Protokol Blockchain

Protokol adalah kumpulan aturan yang mengatur cara kerja jaringan blockchain, berfungsi sebagai lapisan dasar dari sistem tersebut.Selanjutnya, kita akan membahas tentang platform, yang memungkinkan pengembangan lapisan sekunder dan ekosistem aplikasi.

Keduanya saling melengkapi, dan beberapa proyek blockchain memiliki elemen yang tumpang tindih.Secara teknis, protokol mendefinisikan bagaimana sistem blockchain berfungsi. Berikut adalah beberapa elemen dari protokol blockchain crypto:

Tata KelolaMetode KonsensusKriptografiUkuran BlokTokenomic

Teknologi Blockchain terdesentralisasi memerlukan cara untuk mengatur dan memutuskan perubahan. Siapa yang menentukan kapan kode blockchain harus diubah? Banyak proyek yang memberi hak suara kepada pemegang token untuk membuat perbaikan.

Bitcoin menggunakan blockchain crypto proof of work untuk membuat kesepakatan antara node tentang status blockchain. Ethereum awalnya menggunakan proof of work tetapi kini beralih ke proof of stake (PoS). Beberapa proyek lain menggunakan metode konsensus yang berbeda.

Fungsi hash dalam algoritma memiliki aturan tertentu. Setiap proyek bisa memilih algoritma yang berbeda. Bitcoin menggunakan SHA-256 dan sering menjalankan hash hasilnya dua kali (double SHA-256). Sementara itu, Ethereum menggunakan Keccak-256.

Bitcoin membatasi ukuran blok berdasarkan kapasitas memori, sementara Ethereum menetapkan ukuran target berdasarkan biaya transaksi.

Aturan mengenai bagaimana crypto baru dibuat dan bagaimana total pasokan dikelola oleh protokol juga penting untuk dipahami.

Berikut ini beberapa jaringan blockchain yang juga merupakan protokol di balik layar, antara lain:

  • Protokol Bitcoin
  • Protokol Ethereum
  • Protokol Solana
  • Protokol Cardano
  • Protokol Monero

Ekosistem untuk Implementasi di Platform Blockchain

Proyek teknologi blockchain juga memiliki tujuan sederhana, seperti Bitcoin, yang dirancang sebagai sistem uang elektronik peer-to-peer. Namun, ada juga proyek blockchain yang berfungsi sebagai platform untuk pengembangan pihak ketiga.

Protokol Ethereum memimpin dengan dukungan smart contract, yaitu program kondisional yang berjalan di jaringan blockchain. Blockchain berikutnya mengembangkan kemampuan ini lebih jauh, dengan merancang blockchain crypto yang dapat menjalankan blockchain tambahan yang lebih khusus, masing-masing juga mampu menjalankan smart contract. Contohnya:

  • Ethereum
  • Avalanche
  • Polkadot
  • Polygon

Proyek lainnya yang menargetkan aplikasi komersial, menawarkan cara untuk mengimplementasikan konsep blockchain yang disesuaikan untuk kebutuhan industri tertentu. Misalnya:

  • R3 Corda
  • Hyperledger
  • Ethereum
  • EOSIO
  • ConsenSys Quorum

Apa yang Dimaksud dengan Smart Contract?


Teknologi blockchain menawarkan cara yang kuat untuk menyimpan data dan transaksi, tetapi smart contract memungkinkan fungsi baru di luar pencatatan.Dilansir dari Binus University, Smart contract adalah kondisi program yang dibangun dengan bahasa pemrograman. Contohnya, jika suatu kondisi terpenuhi, maka lakukan aksi tertentu.

Ethereum diluncurkan dengan mendukung smart contract, menjadi blockchain pertama yang mendukungnya. Meskipun konsep smart contract bukanlah hal baru karena sudah ada sejak tahun 1990-an.

Di blockchain publik, smart contract memungkinkan transaksi kompleks dan menciptakan dunia keuangan terdesentralisasi (DeFi) serta berbagai aplikasi DeFi coin lainnya. Sebagai perbandingan, Bitcoin mendukung pengiriman dan penerimaan, dengan fitur tambahan seperti inskripsi. Bitcoin dirancang sebagai uang terdesentralisasi.

Sebaliknya, Ethereum mendukung aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang lengkap, mulai dari pertukaran terdesentralisasi hingga platform peminjaman dan dunia metaverse.

Di blockchain pribadi, smart contract dapat mencakup kontrak yang spesifik untuk industri, yang dieksekusi saat kondisi tertentu terpenuhi.

Keuntungan dan Kerugian Teknologi Blockchain


Dilansir oleh ruangkerja.id, Inovasi dalam teknologi blockchain menjanjikan perubahan besar dalam cara kita berinteraksi dengan aset dan data. Namun, baik blockchain maupun sistem tradisional memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Solusi terbaik mungkin tergantung pada tujuan yang ingin dicapai.

Kelebihan dari Blockchain

Sistem blockchain membawa beberapa kelebihan dibandingkan dengan sistem tradisional. Berikut ini beberapa kelebihan yang bisa Anda dapatkan dari blockchain:

Tidak dapat diubahTransparansiResistensi terhadap SensorJejakInteroperabilitas

Data blockchain tidak dapat diubah dengan mudah. Mengubah data akan merusak rantai. Insentif dan disinsentif ekonomi yang tertanam dalam setiap protokol membantu mencegah upaya perubahan.

Blockchain publik membuat data transaksi tersedia untuk siapa saja. Menawarkan berbagai keuntungan, termasuk peningkatan kepercayaan dan akuntabilitas. Transparansi juga sering kali mencakup kode itu sendiri, dengan sebagian besar protokol blockchain publik menerbitkan kode sumbernya.

Jaringan blockchain menggunakan alamat dompet pseudonim sebagai identifikasi. Ini memungkinkan orang (atau aplikasi) bertransaksi tanpa khawatir tentang sensor finansial.

Siapa saja dapat memverifikasi transaksi dan bahkan riwayat transaksi.

Sebagian besar konsep blockchain saat ini tidak dapat berkomunikasi satu sama lain. Namun, protokol seperti Avalanche, Polygon 2.0, dan Chainlink sedang membangun cara agar blockchain dapat saling berkomunikasi, memungkinkan aset atau data di satu blockchain tersedia di blockchain lain.

Kekurangan dari Blockchain

Teknologi blockchain juga memiliki beberapa kekurangan dibandingkan dengan sistem tradisional. Berikut ini beberapa kekurangan yang dimiliki oleh blockchain:

Kecepatan dan KinerjaBiaya Implementasi yang Lebih TinggiModifikasi Data

Basis data yang dirancang khusus dan aplikasi lainnya dapat berjalan lebih cepat, melewati latensi jaringan terdesentralisasi dan metode konsensus yang lebih lambat.

Membangun dan memelihara blockchain bisa mahal dibandingkan dengan menyesuaikan solusi yang sudah ada atau membangun aplikasi dengan bahasa pemrograman tradisional.

Di blockchain, data tidak dapat diubah meskipun terjadi kesalahan, sedangkan sistem tradisional memungkinkan perbaikan data yang lebih mudah.

Kesimpulan


Teknologi blockchain adalah teknologi yang membentuk jaringan blok data yang terhubung dan tidak dapat diubah. Keunggulannya termasuk data tidak dapat diubah, transparansi, dan resistensi terhadap sensor, yang memungkinkan transaksi dapat diverifikasi dan dilacak secara publik.

Namun, blockchain memiliki tantangan dalam hal kecepatan, biaya implementasi, dan kesulitan dalam memodifikasi data. Sistem tradisional sering kali lebih cepat dan memungkinkan perbaikan data dengan lebih mudah.

Blockchain digunakan dalam berbagai aplikasi, mulai dari mata uang kripto, AI token, hingga kebutuhan industri. Beberapa protokol bekerja untuk meningkatkan interoperabilitas antar-blockchain, tetapi pilihan terbaik bergantung pada tujuan spesifik aplikasi.

FAQs


Blockchain itu apa?

Siapa yang memiliki blockchain?

Apa fungsi utama teknologi blockchain?

Jelaskan secara sederhana teknologi blockchain itu apa?

Apa tujuan sistem blockchain dibuat?

Referensi

Apa Itu Metaverse?

Perkembangan ilmu pengetahuan, internet dan teknologi banyak sekali membawa perubahan dalam hidup kita. Bahkan dunia digital seperti Metaverse memiliki peranan penting dalam perubahan dan cara kita berinteraksi. Lantas apa itu Metaverse? Dan bagaimana dampaknya terhadap cryptocurrency dan NFT?

Dalam panduan ini, kami akan menjelajahi konsep-konsep utama seputar teknologi ini, menelusuri asal-usulnya, ciri-cirinya, dan dampaknya bagi masyarakat. Mulai dari jaringan terdesentralisasi hingga ekonomi virtual, kami akan membahas aspek penting dari lanskap digital yang terus berkembang ini untuk menjawab pertanyaan, “Apa itu Metaverse?”

Apa Arti ‘Metaverse’?


Untuk memahami arti Metaversem kita harus mengetahui apa itu Metaverse terlebih dahulu. Dalam beberapa tahun terakhir, istilah “Metaverse” cukup populer terutama dikalangan pengguna internet, menarik perhatian para penggemar teknologi dan masyarakat umum.

Dilansir dari Metanesia, istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh penulis fiksi ilmiah Neal Stephenson dalam novelnya tahun 1992, “Snow Crash.” Dari konsep dunia virtual fiksi, Teknologi ini telah berkembang menjadi visi nyata di masa depan.

Snowcrash - Apa Itu Metaverse

Saat ini, Metaverse adalah pada ruang virtual kolektif yang mencakup semua lingkungan virtual, augmented reality, dan internet secara keseluruhan. Ini menggambarkan konvergensi antara realitas digital dan fisik, di mana pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan dengan objek digital secara real-time. Konsep ini telah menarik perhatian besar dari perusahaan teknologi besar, termasuk Facebook (Meta), yang mengumumkan rebranding pada Oktober 2021 untuk menekankan komitmennya membangun Metaverse.

Perusahaan besar lainnya seperti Microsoft, Google, dan Epic Games juga menunjukkan minat dalam mengembangkan teknologi dan platform terkait Metaverse. Minat yang berkembang terhadap Metaverse tidak terbatas pada industri teknologi. Setelah memahami apa itu Metaverse, banyak lembaga keuangan, perusahaan hiburan, dan bahkan pemerintah mulai mengeksplorasi potensi aplikasi dan dampak dari dunia metaverse ini. Akibatnya, diskusi tentang Metaverse semakin sering muncul di media mainstream, membentuk persepsi publik dan meningkatkan rasa penasaran akan kemungkinannya.

Cara Kerja Metaverse


Untuk lebih mudah memahami apa itu Metaverse, mari kenali lebih dalam cara kerjanya. Meta verse beroperasi melalui gabungan teknologi realitas virtual (VR), augmented reality (AR), blockchain, kecerdasan buatan (AI), serta teknologi baru lainnya. Pengguna mengaksesnya dengan perangkat keras khusus seperti headset VR atau perangkat komputasi tradisional. Di dunia Metaverse, pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan virtual, membuat konten, membeli dan menjual aset digital, menghadiri acara, dan banyak lagi.

Headset VR - Apa Itu Metaverse

Infrastruktur Metaverse menggunakan jaringan terdesentralisasi untuk menjaga keamanan, integritas, dan kesinambungan dunia virtual. Proses kerja Metaverse adalah dimulai dari penciptaan lingkungan virtual imersif, di mana pengguna dapat berinteraksi dengan aset digital secara real-time.

Pengguna menavigasi ruang virtual ini dengan menggunakan avatar digital yang dapat disesuaikan, yang berfungsi sebagai representasi mereka di dalam Metaverse. Salah satu fitur utama dari Metaverse adalah sifatnya yang terdesentralisasi, didukung oleh teknologi blockchain yang memungkinkan pertukaran aset digital secara aman dan transparan.

Fitur Utama Metaverse


Setelah memahami Metaverse itu apa, sekarang kita akan beralih ke pembahasa selanjutnya yaitu fitur yang dimiliki meta verse. Teknologi ini memiliki berbagai fitur dan fungsi yang membuatnya unik, seperti penggunaan desentralisasi, kecerdasan buatan (AI), avatar, dan pengalaman imersif.

Menurut Iptek.co.id, desentralisasi merupakan salah satu elemen penting dalam teknologi Meteverse. Untuk bisa memahami apa itu metaverse dengan mudah, berikut adalah beberapa fitur utama yang mendefinisikan teknologi ini.

Desentralisasi

Desentralisasi adalah fitur inti Metaverse, yang memastikan tidak ada entitas tunggal yang mengendalikan seluruh lingkungan virtual. Teknologi blockchain memfasilitasi transaksi peer-to-peer, verifikasi kepemilikan, dan mekanisme tata kelola tanpa perantara.

Decentraland - Apa Itu Metaverse

Avatar

Avatar adalah representasi digital dari pengguna di Metaverse. Pengguna dapat menyesuaikan avatar mereka untuk mencerminkan identitas, preferensi, dan kepribadian. Avatar memungkinkan interaksi sosial dan pengalaman imersif di dalam lingkungan virtual.

Pengalaman Imersif

Dengan memahami apa itu Metaverse, Anda bisa mendapatkan pengalaman baru. Teknologi ini menawarkan pengalaman interaktif yang mendalam, seperti konser virtual, pameran seni, simulasi pendidikan, dan pertemuan bisnis. Pengalaman ini memberikan kesempatan untuk berinteraksi secara sosial, belajar, dan berkolaborasi.

Kecerdasan Buatan (AI)

AI mendukung fungsi-fungsi teknologi ini dengan menciptakan NPC (non-player characters) cerdas, asisten pribadi, serta alat-alat otomatis untuk pembuatan konten. AI juga berkontribusi pada pengembangan dunia yang dinamis dan pengalaman yang lebih personal.

AI - Apa Itu Metaverse

Ekonomi Kreator

Jika Anda memahami apa itu Metaverse, maka Anda bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan keuntungan. Metaverse memfasilitasi ekonomi kreator di mana pengguna dapat memonetisasi keterampilan, kreasi, dan pengalaman mereka.

Mereka dapat menjual barang virtual, menawarkan layanan, serta menggelar acara, membuka peluang baru dalam berwirausaha dan ekspresi diri.

Persistensi

Persistensi memastikan perubahan dalam Metaverse tetap bertahan seiring waktu, sehingga memungkinkan keterlibatan jangka panjang. Blockchain memainkan peran penting dalam menjaga kepemilikan aset, kelangkaan digital, dan transaksi yang dapat diverifikasi.Setelah mengenal fitur utama yang dimiliki oleh teknologi ini, tentu sekarang Anda bisa memahami dengan mudah apa itu Metaverse. Klik di sini untuk mengetahui tentang Metaverse coin.

Bagaimana Cara Mengakses Metaverse?


Setelah mengetahui arti Metaverse dan apa itu Metaverse, sekarang pembahasan kita selanjutnya adalah bagaimana cara mengakses Metavers. Mengakses Metaverse melibatkan komponen perangkat keras dan perangkat lunak.

Dari sisi perangkat keras, pengguna memerlukan perangkat yang mendukung aplikasi virtual reality (VR) atau augmented reality (AR), seperti headset VR, kacamata AR, atau komputer yang kuat dengan perangkat tambahan yang kompatibel.

Teknologi VR populer termasuk headset seperti Oculus Rift, Meta Quest 3, dan PlayStation VR yang menawarkan pengalaman imersif, sedangkan kacamata AR seperti Microsoft HoloLens dan Magic Leap menyediakan interaksi realitas campuran.

Mark Zuckerberg dan VR Headset

Selain itu, smartphone dan tablet yang dilengkapi dengan kemampuan AR juga dapat berfungsi sebagai pintu masuk ke Metaverse. Apple juga telah meluncurkan headset VR-nya sendiri, “Vision Pro,” dan mulai mengeksplorasi cara untuk membawa perdagangan crypto ke Metaverse.

Di luar perangkat keras, perangkat lunak memainkan peran penting dalam mengakses dunia virtual reality ini, dengan berbagai dunia virtual, platform, dan aplikasi yang menawarkan pengalaman imersif. Platform seperti Decentraland, Cryptovoxels, dan Roblox menyediakan lingkungan virtual di mana pengguna dapat berinteraksi satu sama lain serta membuat atau membeli aset digital.

Aplikasi VR sosial seperti VRChat dan AltspaceVR memungkinkan pengguna untuk bersosialisasi, menghadiri acara, dan mengeksplorasi konten buatan pengguna. Selain itu, platform berbasis web seperti Spatial dan Mozilla Hubs menawarkan akses melalui peramban web, sehingga Metavers menjadi lebih mudah diakses oleh khalayak yang lebih luas. Dengan memahami apa itu Metaverse, maka Anda bisa memanfaatkannya untuk mempermudah kehidupan Anda.

Apakah Dapat Diakses Secara Gratis?


Soal biaya akses, umumnya bervariasi, jadi biaya akses Meteverse artinya tergantung pada perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan. Beberapa platform dan aplikasi menawarkan akses gratis dengan fitur dasar, sementara yang lain mungkin memerlukan langganan premium.Anda bisa melakukan pembelian aset digital, atau lahan virtual untuk mendapatkan akses penuh dan pengalaman yang lebih baik. Biaya transaksi mungkin juga diperlukan tergantung pada jaringan yang digunakan.

Untuk memehami lebih dalam apa itu Metaverse, Anda bisa mencoba platform Metavers seperti Decentraland yang menyediakan akses gratis ke dunia virtualnya, namun pengguna harus membeli crypto yang menjanjikan seperti MANA untuk mendapatkan lahan, item, dan aset lain dalam platform. Selain itu, Anda juga harus mempertimbangkan biaya headset VR, biaya langganan, serta pembelian dalam aplikasi yang mungkin berlaku untuk mengakses pengalaman dan aplikasi tertentu.

Menurut Amazon, saat ini, harga headset Meta Quest 3 mulai dari $492, HTC Vive $450, dan Apple Vision Pro dijual seharga lebih dari $3.400. Seiring berkembangnya teknologi dan menurunnya biaya produksi, harga headset kemungkinan akan turun secara signifikan.

Bagaimana Perkembangannya Saat Ini?


Dengan memahami apa itu Metaverse, lantas bagaimana pertumbuhan Metavers saat ini? Lanskap ini ditandai oleh perpaduan antara virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan berbagai platform online yang menawarkan pengalaman digital imersif.

Travis Scott - Apa Itu Metaverse

Meskipun konsep Metaverse masih terus berkembang, beberapa contoh nyata sudah menunjukkan potensinya di berbagai industri seperti game penghasil crypto dan juga game online berbasis reality virtual.Salah satu contohnya adalah Fortnite, permainan online multiplayer yang dikembangkan oleh Epic Games.

Konser virtual di Fortnite, seperti yang menampilkan artis Travis Scott pada tahun 2020, menarik jutaan pemain yang mengalami perpaduan revolusioner antara musik, permainan, dan realitas virtual. Acara-acara ini menunjukkan bagaimana dunia Metaverse dapat dimanfaatkan untuk hiburan berskala besar dan pertemuan sosial.

Dalam Industri Fashion dan Pendidikan

Sekarang kita akan membahas lebih dalam Metaverse itu apa dan arti Metaverse sebenarnya, terutama bagaimana penerapannya di industri fashion. Di dunia fashion, merek mewah Gucci meluncurkan sepatu kets virtual seharga $17,99 di platform teknologi mode berbasis AR yang disebut Wanna.

Pengguna dapat mencoba sepatu kets virtual tersebut menggunakan smartphone mereka, memberikan pengalaman belanja interaktif yang mengaburkan batas antara dunia fisik dan digital. Inisiatif ini merupakan contoh bagaimana merek-merek mengeksplorasi cara inovatif untuk menarik konsumen dan mendorong penjualan di Metaverse.

Mine Craft

Contoh lainnya datang dari dunia pendidikan. Untuk memahami arti Metaverse dan penerapannya di dunia pendidikan kita bisa melihat platform seperti Minecraft telah digunakan untuk menciptakan kembali landmark bersejarah dan memfasilitasi pengalaman belajar yang imersif.

Inisiatif Block by Block, didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Mojang Studios, bertujuan untuk memberdayakan komunitas dengan memungkinkan mereka merancang dan membangun ruang publik dalam permainan. Melalui alat kreatif Minecraft, peserta dapat berkolaborasi dalam proyek arsitektur dan membayangkan lingkungan perkotaan yang berkelanjutan. Dengan penerapan seperti itu maka kita akan lebih mudah memahami apa itu Metaverse.

Dalam Dunia Bisnis

Banyak perusahaan fashion yang menegtahui apa itu Metaverse dan memanfaatkan teknologi ini. Di sektor bisnis, platform realitas virtual seperti Spatial semakin diminati untuk kolaborasi dan komunikasi jarak jauh. Memanfaatkan teknologi Metaverse untuk perkembangan bisnisnya.Spatial memungkinkan pengguna bertemu di ruang virtual, berbagi dokumen, dan berinteraksi dengan model 3D secara real-time, menciptakan lingkungan kerja jarak jauh yang lebih produktif dan imersif.

Perusahaan seperti Pfizer dan Mattel telah memanfaatkan Spatial untuk rapat tim, sesi desain produk, dan acara virtual, menyoroti adopsi teknologi Metaverse yang semakin luas di lingkungan korporat.Secara keseluruhan, contoh-contoh ini memberikan gambaran tentang apa itu Metaverse dan bagaimana penggunaan berbagai aplikasi Metaverse di bidang hiburan, fashion, pendidikan, dan bisnis.

Seiring dengan berkembangnya teknologi dan semakin banyak perusahaan yang mengadopsi pengalaman virtual. Dengan demikian Metaverse artinya memiliki potensi menjadi bagian integral dari kehidupan digital kita, menawarkan peluang tak terbatas untuk kreativitas, inovasi, dan konektivitas.

Mengapa Crypto Sangat Penting di Metaverse?


Sampai di sini sudah paham bukan apa itu Metaverse? Sekarang kita akan membahas tentang kaitan antara cryptocurrency dengan Metaverse. Banyak Reddit crypto yang juga membahas tentang teknologi terbaru ini. Lalu apa sebenarnya peran cryptocurrency dalam Metavers?

Cryptocurrency menjadi tulang punggung infrastruktur ekonomi di dunia Metaverse dan memfasilitasi transaksi yang lancar dalam lingkungan virtual. Teknologi blockchain berada di inti integrasi ini, menyediakan dasar bagi sistem terdesentralisasi, transaksi yang aman, dan kepemilikan digital.

Blockchain dan Metaverse

Salah satu fungsi utama cryptocurrency di Metaverse adalah sebagai alat tukar untuk aset digital, barang, NFT coin dan layanan virtual lainnya. Di dunia virtual seperti Decentraland dan Cryptovoxels, pengguna dapat membeli tanah, avatar, pakaian virtual, dan item digital lainnya menggunakan cryptocurrency seperti Ethereum (ETH) atau token khusus dalam game seperti MANA. Transaksi ini dilakukan di jaringan blockchain yang memastikan transparansi, keabadian, dan keamanan.

Selain itu, cryptocurrency memungkinkan pembuatan dan perdagangan token non-fungible (NFT), yaitu aset digital unik yang mewakili kepemilikan atau bukti keaslian untuk barang seperti karya seni, koleksi, dan real estat virtual. Marketplace NFT seperti OpenSea dan Rarible telah berkembang pesat di Metaverse, memungkinkan kreator untuk membuat token dari karya mereka dan pembeli untuk memperoleh aset digital yang langka dan berharga.

Peran DeFi dan Interoperabilitas

Decentralized Finance (DeFi) juga memainkan peran penting dalam memahami apa itu Metaverse secara lebih dalam. Dengan menyediakan infrastruktur keuangan untuk pinjam-meminjam dan menghasilkan pendapatan dari aset digital. Platform seperti Aave dan Compound memungkinkan pengguna memanfaatkan kepemilikan cryptocurrency mereka sebagai jaminan untuk meminjam dana atau mendapatkan penghasilan pasif melalui yield farming dan penyediaan likuiditas.

Layanan DeFi ini memperkaya ekosistem keuangan Metaverse, memberikan pengguna cara tambahan untuk berinteraksi dengan aset digital mereka dan berpartisipasi dalam aktivitas keuangan terdesentralisasi.Lebih lanjut, cryptocurrency mendorong interoperabilitas di berbagai platform virtual dan ekosistem dalam Metaverse.

Dengan standar blockchain seperti ERC-20, pengguna dapat dengan mudah mentransfer aset dan data antar aplikasi dan permainan, terlepas dari protokol yang mendasarinya. Interoperabilitas ini meningkatkan pengalaman pengguna dan mendorong inovasi di Metaverse dengan memungkinkan interaksi dan kolaborasi lintas platform.

Jadi blockchain menjadi darah kehidupan Metaverse, menggerakkan ekonominya, memungkinkan kepemilikan digital, dan mendorong inovasi dalam lingkungan virtual. Seiring dengan perkembangan dan ekspansi Metaverse, cryptocurrency akan tetap menjadi komponen penting yang mendorong pertumbuhan dan membuka peluang baru bagi pengguna dan kreator yang bisa mendapatkan keuntungan karena memahami apa itu Metaverse dengan baik.

Bagaimana Metaverse Akan Digunakan di Masa Depan?


Dunia Metaverse memiliki banyak potensi untuk berbagai sektor di masa depan, mulai dari belanja, perawatan kesehatan, gaming, hingga pendidikan. Dengan memahami apa itu Metaverse, maka kita dapat menerapkannya diberbagai sektor kehidupan. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Metaverse diberbagai sektor, antara lain:

Belanja di Metaverse

Salah satu keunggulan Metaverse adalah kita bisa memanfaatkannya untuk belanja. Berbelanja di Metaverse akan menawarkan pengalaman berbeda dari belanja online tradisional dengan keranjang belanja dan gambar produk, memberikan pengalaman yang interaktif dan sosial.

Menurut CNBC Indonesia, Beberapa merek seperti LV dan Gucci sudah mulai bereksperimen dengan toko virtual, di mana pengguna bisa mencoba pakaian atau sepatu digital pada avatar mereka sebelum membeli barang fisiknya. Gucci, misalnya, menjual sepatu seharga $17,99 di Metaverse, dan merek lain kemungkinan akan mengikuti tren ini di masa depan.

Gaming di Metaverse

Jika Anda memahami apa itu Metaverse, maka Anda akan tahu jika Metaverse lebih dari sekedar dunia virtual-reality. Gaming di Metaverse kemungkinan akan melampaui batasan layar tradisional dan menjadi pengalaman yang sepenuhnya imersif. Game populer seperti Fortnite sudah mulai merintis pergeseran ini, menciptakan dunia yang luas di mana gaming hanya menjadi salah satu aspek pengalaman pengguna, sementara hiburan dan belanja juga menjadi cara untuk melibatkan para pemain.

Di masa depan, gaming di Metaverse yaitu bisa mencakup interaksi seluruh tubuh, di mana setiap gerakan fisik pengguna akan tercermin di dalam game, memberikan tingkat imersi yang tak tertandingi oleh permainan berbasis kontroler tradisional.

Kesehatan di Metaverse

Pertumbuhan dunia digital juga berdampak pada sektor kesehatan. Metaverse berpotensi merevolusi sektor kesehatan dengan menawarkan konsultasi jarak jauh, operasi virtual, dan program pelatihan medis yang memanfaatkan VR untuk mensimulasikan operasi nyata.

Dengan demikian metaverse artinya bisa membuka akses ke layanan kesehatan berkualitas tinggi, terutama di wilayah yang kurang terlayani, serta meningkatkan pelatihan bagi para profesional medis dengan memungkinkan mereka mempraktikkan teknik dalam lingkungan yang bebas risiko dan terkendali.

Pendidikan di Metaverse

Aplikasi pendidikan di Metaverse sangat menjanjikan. Kelas virtual dapat meniru dan meningkatkan pengalaman belajar tatap muka, memungkinkan siswa dari seluruh dunia untuk berinteraksi seolah-olah mereka berada di ruangan yang sama.

Rekreasi sejarah, simulasi ilmiah, dan perjalanan virtual akan menjadi lebih menarik dan informatif, memberikan pengalaman belajar imersif yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan memahami apa itu Metaverse, maka Anda akan semakin menyadari bahwa teknologi ini bisa menjadi alat yang serbaguna dan inovatif di banyak bidang.

Apakah Web3 dan Metaverse Sama?


Setelah memahami apa itu Metaverse, sekarang apa perbedaan antara Metaverse dan Web3? Meskipun sering digunakan secara bergantian di media arus utama, Web3 dan Metaverse sebenarnya berbeda. Menurut Telkom University, web3 adalah teknologi web generasi ketiga yang fokus pada keamanan, desentralisasi, dan privasi pengguna.

Web3 mengacu pada generasi ketiga layanan internet untuk situs web dan aplikasi yang menggabungkan konsep-konsep seperti desentralisasi, teknologi blockchain, dan ekonomi berbasis token. Web3 bertujuan untuk menciptakan internet yang lebih berfokus pada privasi dan kepemilikan pengguna. Sebaliknya, Metaverse adalah ruang virtual bersama yang diciptakan dari konvergensi antara dunia fisik yang diperkuat secara virtual dan realitas digital.

Metaverse menawarkan pengalaman yang berkelanjutan dan eksistensi real-time terlepas dari kehadiran pengguna. Meskipun Metaverse menggunakan banyak teknologi Web3, fokusnya lebih pada menciptakan dunia yang interaktif dan imersif.Memahami apa itu Metaverse serta perbedaan dan hubungan antara Web3 dan Metaverse maka Anda bisa memanfaatkan keberadaan teknologi ini dengan mudah.

Peran tekonologi ini sangat penting karena keduanya kemungkinan akan membentuk masa depan interaksi digital. Seiring perkembangan teknologi ini, jalur kedua teknologi ini akan semakin terhubung, membuka peluang baru dan inovasi yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia digital.

Perusahaan Teratas di Metaverse


Semakin banyaknya orang yang memahami apa itu Metaverse maka Meta verse berkembang dengan pesat. Bahkan banyak perusahaan teknologi yang memimpin dalam pengembangannya. Berikut adalah beberapa perusahaan pemain utama di ruang metavers ini:

  1. Meta Platforms (dulu Facebook) – Dipimpin oleh Mark Zuckerberg, Meta berinvestasi besar-besaran dalam teknologi realitas virtual (VR) dan pengembangan Metaverse. Dengan perangkat Oculus dan Meta Quest, serta inisiatif seperti Horizon Worlds, Meta bertujuan menciptakan pengalaman sosial yang imersif di Metaverse.
  2. Roblox – Roblox adalah platform konten yang dihasilkan pengguna, memungkinkan pengembang membuat dan memonetisasi game dan pengalaman mereka sendiri. Dengan jutaan pengguna aktif, Roblox menjadi pemain utama yang berfokus pada game.
  3. Epic Games – Pencipta game populer Fortnite, menjadi salah satu developer yang memahami apa itu Metaverse dan tahu bagaimana cara memanfaatkannya. Epic Games memperluas kehadirannya di platform ini dengan inisiatif seperti Unreal Engine dan platform Metaverse Builder. Konser virtual dan acara di Fortnite menunjukkan potensi pengalaman imersif di Meta verse.
  4. Google – Google aktif menjajaki peluang di Metavers, memanfaatkan keahlian dalam teknologi augmented reality (AR) dan VR. Proyek seperti Google Earth VR dan Google Arts & Culture membuka jalan bagi pengalaman imersif dan interaktif di Meta verse.
  5. Decentraland – Decentraland adalah dunia virtual terdesentralisasi yang dibangun di atas blockchain Ethereum, tempat pengguna dapat membeli, menjual, dan membangun lahan virtual. Platform ini memungkinkan pembuatan dan pengalaman berbagai konten interaktif di Metavers.

Meta

Kelebihan dan Kekurangan Metaverse


Selain memahami apa itu Metaverse, Anda juga perlu mengetahui kelebihan dan kekurangan dari teknologi yang satu ini. Seperti teknologi baru lainnya, Metaverse memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut adalah beberapa keuntungannya serta tantangan yang dihadapi:

Kelebihan:

  • Pengalaman Imersif – Menyediakan lingkungan digital yang interaktif, memungkinkan pengguna berinteraksi dengan konten dan sesama pengguna dengan cara baru.
  • Konektivitas Global – Memfasilitasi koneksi dan kolaborasi antara orang-orang di seluruh dunia, menghilangkan batasan geografis dan membentuk komunitas global.
  • Peluang Ekonomi – Memberikan peluang baru bagi kreator, pengembang, dan pengusaha untuk memonetisasi keterampilan, kreasi, dan pengalaman mereka melalui barang virtual, layanan, dan acara.
  • Inovasi dan Kreativitas – Platform ini mendorong inovasi dan kreativitas dengan memberikan ruang untuk eksperimen di berbagai bidang seperti gaming, hiburan, pendidikan, dan bisnis.

Kekurangan:

  • Aksesibilitas – Akses ke platform ini mungkin terbatas oleh infrastruktur teknologi, keterjangkauan, dan literasi digital, yang memperburuk ketidaksetaraan yang ada.
  • Kekhawatiran Privasi dan Keamanan – Bagi Anda yang memahami apa itu Metaverse maka Anda akan paham risiko kebocoran data. Pengumpulan dan penggunaan data pribadi di Metaverse menimbulkan kekhawatiran terkait privasi, keamanan, dan kepemilikan data, terutama di platform yang terpusat.
  • Kecanduan Virtual – Terlalu terlibat di dunia virtual dapat menyebabkan masalah kecanduan digital, isolasi sosial, dan kesehatan mental, mirip dengan penggunaan media sosial atau game online yang berlebihan.
  • Isu Regulasi dan Hukum – Sifat platform ini yang terdesentralisasi dan global menghadirkan tantangan dalam hal regulasi, yurisdiksi, dan penegakan hukum terkait konten, properti intelektual, dan aset virtual.

Keuntungan dan Kerugian Menggunakan Metaverse


Dengan memahami apa itu Metaverse secara menyeluruh, maka Anda dapat memutuskan sejauh mana Anda bisa terlibat dalam teknologi modern ini. sekarang Metaverse menawarkan campuran keuntungan dan tantangan yang memengaruhi masyarakat dan individu. Di satu sisi, Metavers menyediakan pengalaman imersif yang belum pernah ada sebelumnya, konektivitas global, dan ekspresi kreatif.

Pengguna dapat menikmati lingkungan virtual yang mendalam, terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia, serta mengekspresikan diri melalui kustomisasi avatar dan seni virtual. Selain itu, platform ini akan menciptakan peluang ekonomi baru dalam bidang kewirausahaan, inovasi, dan pendidikan. Namun, Metaverse juga menghadapi sejumlah tantangan.

Kekhawatiran terkait privasi, kesenjangan digital, serta risiko kecanduan dan pelarian dari realitas menjadi kerugian besar jika diadopsi secara luas. Selain itu, ketidakpastian regulasi dan keterbatasan teknis dapat menghambat perkembangan Metaverse serta aksesibilitasnya bagi semua pengguna.

Bagaimana Metaverse Akan Mengubah Kehidupan Saya?


Karena banyak orang yang mulai mengetahui apa itu Metaverse, maka adopsi teknologi ini akan semakin luas. Dan hal ini berpotensi besar terhadap berbagai aspek kehidupan. Berikut ini beberapa aspek yang akan mengubah kehidupan kita, antara lain:

  • Interaksi Sosial – Ini adalah tempat yang akan merevolusi cara orang bersosialisasi, berkomunikasi, dan berkolaborasi, menawarkan cara baru untuk terhubung dan berinteraksi di ruang virtual.
  • Hiburan dan Media – Dunia virtual reality akan mengubah cara kita menikmati hiburan dan media, memberikan pengalaman imersif seperti konser virtual, acara, dan cerita interaktif.
  • Pendidikan dan Pelatihan – Dengan memahami apa itu Metaverse maka Anda paham bahwa teknologi ini bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terutama di sektor pendidikan. Teknologi ini akan merombak pendidikan dan pelatihan dengan menawarkan ruang kelas virtual, simulasi, dan pengalaman belajar langsung yang meningkatkan keterlibatan serta aksesibilitas.
  • Lingkungan Bisnis – Teknologi ini akan merevolusi perdagangan dan bisnis melalui toko virtual, pasar digital, dan lingkungan kerja jarak jauh yang mengaburkan batas antara dunia fisik dan digital.

Kesimpulan


Dengan memahami apa itu Metaverse, maka Anda bisa meanfaatkannya secara maksimal. Metaverse menunjukkan perubahan signifikan dalam cara kita berinteraksi dengan lingkungan digital, menawarkan dunia virtual yang imersif, terhubung, dan berkelanjutan. Dengan potensi untuk merevolusi interaksi sosial, hiburan, pendidikan, perdagangan, dan banyak aspek lainnya, Metaverse memang tampaknya akan ada untuk waktu yang lama.

Namun, untuk mewujudkan potensi penuhnya, berbagai tantangan perlu diatasi, termasuk masalah terkait aksesibilitas, privasi, keamanan, dan regulasi. Seiring dengan perkembangan teknologi dan penyesuaian masyarakat terhadap realitas digital baru, Teknologi ini akan memainkan peran yang semakin penting dalam membentuk masa depan pengalaman manusia di dunia virtual reality.

FAQs

Apa itu Metaverse dalam istilah sederhana?

Metaverse adalah ruang virtual kolektif yang diciptakan oleh konvergensi teknologi digital, di mana pengguna dapat berinteraksi dengan satu sama lain dan lingkungan digital secara real-time.

Apa tujuan Metaverse?

Tujuannya adalah menyediakan ruang virtual bersama di mana pengguna dapat bersosialisasi, bekerja, bermain, dan terlibat dalam berbagai aktivitas mirip dengan dunia fisik.

Siapa saja yang dapat mengakses?

Semua orang dapat mengaksesnya selama mereka memiliki koneksi internet dan perangkat yang kompatibel. Namun, tingkat akses dan partisipasi dapat bervariasi tergantung pada faktor seperti keterjangkauan, pembatasan platform, dan akses teknologi.

Bagaimana cara masuk ke Metaverse?

Setelah Anda mengetahui apa itu Metaverse, Anda bisa menggunakan smartphone, komputer, atau headset virtual reality. Kemudian, Anda dapat terhubung ke platform atau aplikasi Metaverse di mana Anda dapat membuat avatar, menjelajahi lingkungan virtual, dan berinteraksi dengan pengguna lain.

Apakah bisa digunakan secara gratis?

Akses ke dunia virtual reality ini mungkin gratis di beberapa platform atau aplikasi, sementara yang lain mungkin memerlukan biaya langganan, pembelian dalam aplikasi, atau mata uang virtual untuk fitur, konten, atau pengalaman tertentu.

Referensi