Apa Itu Inflasi: Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Indikator Ekonomi Lainnya Terhadap Cryptocurrency

Cryptocurrency, terutama Bitcoin, sering kali dianggap sebagai aset yang terpisah dari sistem keuangan tradisional. Namun, dalam kenyataannya, cryptocurrency tidak sepenuhnya lepas dari pengaruh faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi, suku bunga, dan indikator ekonomi lainnya, lalu apa itu inflasi?

Menurut Bank Indonesia, inflasi adalah situasi ketika terjadinya kenaikan harga barang-barang dan juga jasa dalam kurun waktu tertentu. Lalu apa maksud inflasi dan kaitannya dengan crypto? Untuk memahami hal ini, mari kita kupas secara tuntas pengaruh beberapa faktor ekonomi makro ini terhadap harga web 3.0 coin secara keseluruhan.

Apa Itu Inflasi?


Bagi Anda pemula yang belum mengetahui apa itu inflasi, silahkan baca artikel ini sampai habis. Secara sederhana, inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu yang mengakibatkan turunnya daya beli uang. Dengan kata lain, semakin tinggi inflasi, semakin sedikit barang atau jasa yang bisa Anda beli dengan jumlah uang yang sama.

Inflasi biasanya diukur menggunakan Indeks Harga Konsumen (CPI), yang mencatat perubahan harga barang-barang konsumsi seperti makanan, energi, perumahan, dan transportasi.

Inflasi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kebijakan moneter, kenaikan biaya produksi, dan meningkatnya permintaan barang dan jasa. Di sisi lain, tingkat inflasi yang terlalu tinggi bisa menyebabkan ketidakstabilan ekonomi, sementara inflasi yang terkendali biasanya dianggap sehat bagi ekonomi karena mendorong pertumbuhan secara bertahap.

Pengaruh Inflasi Terhadap Cryptocurrency


Setelah mengetahui apa itu inflasi, sekarang pembahasan kita akan beralih ke pengaruhnya terhadap kripto. Tapi sebelumnya mari kita pahami apa itu bisnis crypto? Jika ditarik secara lebih luas, bisnis crypto ini bisa mulai dari pengembang mata uang crypto, broker crypto hingga investor crypto.

Namun kita akan mengerucut ke investasi crypto saja. Menurut Tempo, investasi crypto adalah salah satu kegiatan yang melibatkan aksi jual dan beli mata uang crypto yang tujuannya adalah untuk mendapatkan keuntungan. Ketika inflasi naik, biasanya terjadi ketidakpastian di pasar keuangan.

Histori Inflasi US - Apa Itu Inflasi

Beberapa investor mungkin beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti emas atau cryptocurrency terbaik. Namun, meskipun Bitcoin pernah dianggap sebagai aset “safe haven” yang bisa melindungi nilai dari inflasi, data terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara inflasi dan harga Bitcoin tidak selalu sejalan.

Meskipun banyak orang yang investasi kripto maksud dan tujuannya adalah untuk melindungi aset mereka, namun disaat inflasi meningkat, bank sentral seperti Federal Reserve biasanya merespons dengan menaikkan suku bunga untuk menurunkan permintaan dan menekan harga. Kebijakan moneter yang ketat seperti ini bisa berdampak buruk pada pasar cryptocurrency.

Apa itu inflasi? Dan Apa maksud inflasi dikendalikan dengan meningkatkan suku bunga yang dilakukan oleh The Fed? The Fed meningkatkan suku bunga agar jumlah uang yang beredar bisa dikendalikan. Seiring meningkatnya suku bunga, investasi di aset-aset berisiko seperti cryptocurrency menjadi kurang menarik, sehingga harga crypto bisa turun.

Di sisi lain, ada kalanya inflasi yang tinggi justru membuat investor tertarik pada cryptocurrency sebagai bentuk perlindungan terhadap penurunan nilai mata uang fiat. Karena Bitcoin memiliki jumlah pasokan yang terbatas (21 juta), beberapa orang melihatnya sebagai cara untuk melindungi kekayaan mereka dari penurunan nilai uang akibat inflasi.

Bagaimana Suku Bunga Mempengaruhi Pasar Crypto?


Setelah memahami apa itu inflasi, sekarang mari kita bahas tentang suku bunga dan kaitannya dengan harga cryptocurrency. Menurut Financial Bisnis, suku bunga adalah jasa atau timbal balik yang diberikan oleh peminjam kepada pihak yang meminjamkan uang atau dana.

Suku bunga ini merupakan salah satu faktor ekonomi yang paling penting dan memiliki pengaruh besar terhadap pasar keuangan, termasuk cryptocurrency. Suku bunga mengacu pada biaya yang harus dibayar oleh peminjam untuk menggunakan uang, dan kebijakan suku bunga ditentukan oleh bank sentral seperti Federal Reserve di AS.

Grafik S&P
Sumber : S&P Global

Ketika suku bunga naik, investor cenderung mengalihkan investasinya dari aset berisiko tinggi seperti cryptocurrency ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi atau tabungan bank, yang memberikan pengembalian tetap.

Ini disebabkan karena kenaikan suku bunga meningkatkan biaya pinjaman dan mengurangi insentif untuk berinvestasi dalam aset yang lebih spekulatif seperti Bitcoin.

Hasilnya, harga cryptocurrency sering kali turun selama periode kenaikan suku bunga. Sebaliknya, ketika suku bunga rendah, aset berisiko seperti cryptocurrency menjadi lebih menarik bagi investor yang mencari pengembalian yang lebih tinggi.

Contohnya adalah periode setelah krisis keuangan 2008, ketika bank sentral di seluruh dunia memangkas suku bunga ke level sangat rendah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini menyebabkan lonjakan minat pada aset-aset spekulatif, termasuk cryptocurrency.

Fenomena ini juga terlihat setelah pandemi COVID-19 pada tahun 2020, ketika suku bunga sangat rendah dan pasar crypto mengalami lonjakan besar.

Dengan demikian, banyak orang investasi kripto maksud dan tujuannya adalah agar dana yang mereka miliki tidak kehilangan nilainya karena adanya pengaruh suku bunga dan juga inflasi hal ini dilakukan karena mereka paham apa itu inflasi dan pengaruhnya.

Pengaruh Tingkat Pengangguran Terhadap Harga Cryptocurrency


Ketika Anda memahami apa itu inflasi, Anda pasti paham hal apa saja yang bisa mempengaruhinya, salah satunya adalah tingkat pengangguran. Inflasi membuat daya beli masyarakat menurun sehingga akan berdampak pada bisnis yang mengakibatkan pertumbuhan tingkat pengangguran.

Dilansir dari CNBC Indonesia, tingkat pengangguran merupakan salah satu bagian dari makroekonomi yang tentunya akan memengaruhi harga crypto. Tingkat pengangguran yang tinggi biasanya menunjukkan ekonomi sedang lesu, sementara tingkat pengangguran yang rendah menunjukkan ekonomi yang kuat.

Data tingkat pengangguran diumumkan setiap bulan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja AS, dan angka ini sering digunakan oleh investor sebagai sinyal kekuatan atau kelemahan dolar AS. Ketika tingkat pengangguran lebih tinggi dari perkiraan, itu bisa berarti ekonomi sedang melemah dan kemungkinan kenaikan suku bunga akan lebih kecil.

Hal ini sering dianggap positif bagi pasar cryptocurrency dan mempengaruhi harga crypto yang menjanjikan karena suku bunga rendah biasanya mendorong minat terhadap aset spekulatif.

Sebaliknya, ketika tingkat pengangguran rendah, ada kemungkinan bank sentral akan menaikkan suku bunga untuk mencegah ekonomi dari overheating, yang bisa berdampak negatif terhadap harga crypto.

Setelah Anda mengetahui apa itu inflasi, coba lihat data pada Juni 2024, harga Bitcoin turun drastis setelah pengumuman bahwa tingkat pengangguran di Mei yang mencapai 4,0%, lebih tinggi dari perkiraan 3,9%. Angka ini mengisyaratkan bahwa Federal Reserve mungkin tidak akan segera menurunkan suku bunga, yang berdampak negatif pada pasar crypto.

Bagaimana Penjualan Ritel Mempengaruhi Harga Cryptocurrency?


Tidak cukup hanya memahami apa itu inflasi saja. Anda juga perlu tahu bahwa retail juga memiliki pengaruh yang kuat terhadap harga crypto. Penjualan ritel adalah indikator ekonomi lain yang dapat memengaruhi harga cryptocurrency.

Ketika penjualan ritel kuat, itu biasanya menunjukkan konsumen memiliki kepercayaan tinggi terhadap kondisi ekonomi dan bahwa ekonomi sedang berjalan dengan baik. Sebagai akibatnya, dolar AS bisa menguat, membuat cryptocurrency terlihat kurang menarik bagi investor. Terutama bagi mereka yang baru mempelajari cara investasi kripto.

Namun, penjualan ritel yang kuat juga bisa berarti konsumen memiliki uang lebih untuk diinvestasikan dalam aset-aset spekulatif seperti cryptocurrency.

Jadi, meskipun penjualan ritel yang kuat bisa menekan harga crypto melalui penguatan dolar, bisa juga ada efek sebaliknya jika konsumen memutuskan untuk menginvestasikan sebagian dari penghasilan tambahan mereka ke dalam Bitcoin atau altcoin lainnya.

Memahami apa itu inflasi saja sepertinya tidak cukup saat Anda ingin investasi crypto. Karena ada banyak faktor yang mempengaruhi harga crypto secara signifikan. Termasuk pengaruh penjualan ritel terhadap cryptocurrency yang tidak selalu langsung dan tergantung pada sentimen pasar dan tren ekonomi lainnya.

Jika ekonomi dalam keadaan baik dan penjualan ritel naik, investor mungkin lebih cenderung mengambil risiko dengan memasukkan uang ke dalam crypto. Di sisi lain, jika pasar sudah merasa was-was tentang prospek ekonomi, penjualan ritel yang kuat mungkin tidak cukup untuk mendorong kenaikan harga crypto.

Faktor-Faktor Ekonomi Lain yang Perlu Diperhatikan


Setelah mengetahui arti apa itu inflasi, sekarang kita akan beralih ke faktor-faktor lain yang harus diperhatikan saat ingin investasi crypto. Selain inflasi, suku bunga, tingkat pengangguran, dan penjualan ritel, ada beberapa indikator ekonomi lain yang juga dapat mempengaruhi pasar cryptocurrency.

Beberapa di antaranya termasuk pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), defisit anggaran, dan neraca perdagangan. Semua indikator ini memberikan gambaran tentang kesehatan ekonomi secara keseluruhan dan dapat memengaruhi sentimen investor terhadap aset berisiko seperti cryptocurrency.

Dalam banyak kasus, cryptocurrency bereaksi terhadap perubahan kebijakan ekonomi global, terutama kebijakan yang diambil oleh bank sentral utama seperti Federal Reserve. Ketika kebijakan moneter ketat diterapkan, harga cryptocurrency cenderung turun karena investor mencari keamanan di aset yang lebih stabil.

Sebaliknya, ketika kebijakan moneter longgar, cryptocurrency sering mengalami lonjakan harga karena investor tertarik pada potensi pengembalian tinggi dari aset-aset spekulatif.

Kesimpulan


Memahami apa itu inflasi sangat penting, apalagi bagi Anda yang baru saja ingin memulai investasi. Apa itu bisnis crypto dan bagaimana cara kerjanya juga harus Anda pelajari. Inflasi, suku bunga, dan indikator ekonomi lainnya memiliki pengaruh besar terhadap pasar cryptocurrency.

Meskipun Bitcoin dan aset crypto lainnya sering kali dianggap terlepas dari pasar keuangan tradisional, kenyataannya mereka sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global. Ketika inflasi naik atau suku bunga meningkat, harga cryptocurrency cenderung turun karena investor mencari keamanan di tempat lain.

Namun, ketika ekonomi sedang lemah dan kebijakan moneter longgar, aset seperti Bitcoin bisa mendapatkan manfaat dari meningkatnya minat spekulatif. Banyak investor yang beralih ke kripto maksud dan tujuannya adalah untuk melindungi aset mereka agar tidak tergerus inflasi.

Bagi investor crypto, Oleh sebab itu, penting untuk memahami apa itu inflasi dan pengaruh ekonomi makro lainnya terhadap harga aset digital. Memantau indikator-indikator ekonomi utama dapat membantu dalam membuat keputusan investasi yang lebih bijaksana di pasar yang sangat dinamis ini.

FAQs

Apa itu inflasi dan bagaimana cara mengukurnya?

Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dari waktu ke waktu, yang menyebabkan daya beli uang menurun. Inflasi diukur menggunakan Indeks Harga Konsumen (CPI), yang mencatat perubahan harga barang konsumsi seperti makanan, energi, perumahan, dan transportasi.

Bagaimana inflasi mempengaruhi harga cryptocurrency?

Ketika inflasi meningkat, terjadi ketidakpastian di pasar keuangan, sehingga beberapa investor beralih ke aset yang dianggap lebih aman, seperti cryptocurrency. Namun, meskipun Bitcoin pernah dianggap sebagai “safe haven,” data terbaru menunjukkan bahwa hubungan antara inflasi dan harga Bitcoin tidak selalu konsisten.

Mengapa suku bunga mempengaruhi pasar cryptocurrency?

Ketika suku bunga naik, investor cenderung beralih dari aset berisiko tinggi seperti cryptocurrency ke instrumen yang lebih aman, seperti obligasi. Ini karena suku bunga yang tinggi membuat pinjaman lebih mahal dan mengurangi minat pada investasi spekulatif, sehingga harga cryptocurrency bisa turun.

Referensi